"Bugh" suara tubuh seseorang jatuh menarik perhatian penculik itu. Dia berlari meninggalkan Vany di situ.
Vany berharap ada seseorang yang baik disana. Dan benar saja kedua abangnya berada di sana.
"Abang....."
"Kamu nggak papa kan Van? Ada yang luka?"
"Nggak papa bang... Hiks" disela tangisnya si kembar melepaskan kedua ikatan tali itu, dan merengkuh tubuh Vany ke dalam dekapannya dengan erat.
Vany hanya bisa menangis menumpahkan semuanya di dalam dekapan si kembar itu.
"Hiks... Vany takut... Vany takut...""Stss... Udah. Abangkan udah disini"ujar Dava menangkup wajah Vany dan menghapus air mata itu.
"Sekarang kita pulang, ya"ucap Dava dengan lembutnya. Dava dan Deva sudah keluar dari gedung tua yang kosong itu.
Mereka kembali ke rumah dengan Vany yang masih berdiam di samping Dava. Suasana mobil hening, membuat bibir Deva kesemutan.
"Gara gara tuh orang, ngerepotin gue aja. Nggak bakat amat buat nyulik orang" kesal Deva membuat Dava menyambung celetukan itu
"Alah, dia nya aja yang mau berurusan sama kita yang ganteng ini"
"Ganteng dari mana? Muka bangsat gitu"cibir Vany yang telah berhenti menangis
Deva tersenyum kecil "Bangsat, bangsat gini. Tapi pahlawan kan"
"Apaan dah. Pahlawan dari Hongkong"
"Berarti kalau dari Hongkong nama kita jadi Chio Lee Deva sama chio Lee Dava dong"
"Itu dari China goblok" teriak Dava dan Vany bersamaan
"Gue disini jadi teraniaya ya"sedih Deva
|||||
Lisa menggeram kesal mengetahui bawahannya tak berhasil membunuh Vany. Bawahannya itu membawa kabar dengan wajah sedikit takut.
"Sudah gue bilang. Habisin aja! Selanjutnya gue yang urus"ucap Lisa menaikkan suara nya
"Ma... Maaf bos"
Lisa menghela nafas kasar. Pintu ruangan itu terbuka menampilkan seseorang yang dia kenal disana. Orang itu tersenyum miring berjalan ke sofa yang ada.
"Ada masalah? Kalah lagi?" Tanya orang itu dengan senyuman miringnya. Lisa membukam bibirnya.
Orang yang berjenis kelamin laki laki itu naikkan salah satu kakinya ke meja yang ada di depan sofa. Lisa sudah jengah melihat kelakuan laki laki yang ada di hadapannya ini.
"Huft... Kapan lo akan pergi dari kehidupan gue?"tanya Lisa
Laki laki itu memutar bola matanya malas "Gue akan pergi saat lo udah habisin semuanya"
"Lo pikir gue psikopat yang dengan mudah melenyepakan orang!"
"Tapi faktanya lo emang psikopat" ujar laki laki itu membuat Lisa segera pergi dari situ. Dia tidak peduli lagi panggilan dari sang laki laki itu.
Lisa terus berjalan ke arah jalanan. Menyebrangi jalanan yang sepi itu. Dewi Fortuna tidak berpihak kepadanya, sebuah truk melaju cepat dari arah kanan.
"Tin... Tin... Tin" klakson truk itu tidak membuat Lisa berniat beranjak dari situ. Lisa menghela nafas dan mengarahkan tubuhnya ke arah dimana truk itu melaju.
"JADI LO MAU AKHIRI HIDUP LO SEKARANG?!"teriakan itu tidak di hiraukan Lisa dia ngambil nafas dalam dalam dan menutup matanya. Teriakan itu kembali lagi, dan itu membuat Lisa jengah dan memilih menjawab teriakan itu.
"IYA, MENDINGAN GUE MATI SEKARANG. GUE CAPEK!"teriak Lisa merentangkan tangannya.
Bruk...
Tidak dapat dihindarkan lagi...
||||
Vany tengah berada di rumah Irene bersama dengan Karisa. Mereka berencana untuk menginap di rumah Irene mengingat besok tidak ada jadwal ngampus.
"Ren, salah kagak sih suka sama orang?"tanya Vany menarik perhatian 2 sahabatnya itu
"Nggak salah sih, emang lo suka sama siapa?"tanya Irene membuat Vany berdiam diri
"Sama Fito" itu bukan suara dari Vany melainkan dari Karisa yang berada di belakangnya
"Jadi lo suka sama Fito, Van?"tanya Irene dengan nada sedih membuat Vany penasaran
"Emang kenapa?"Bukannya menjawab pertanyaan dari Irene, Vany malahan berbalik bertanya
"Lo tau Caramel kan?"tanya Karisa memastikan
"Iya. Oh, maksud kalian Fito udah Deket sama Caramel ya? Lagian gue nggak suka sama Fito kok, gue suka sama seseorang"jelas Vany
Karisa dan Irene menatap Vany dengan lekat. Apa cewek di depan mereka ini baru saja menghabiskan 1 botol obat peka ya? Tapi ada ya obat peka itu?
"Gue suka 'dia'. Dia hangat, baik, ramah dan gue nyaman disampingnya"ujar Vany membuat Karisa dan Irene cekikikan
"Kenapa?"tanya Vany bingung
"Yang lo sebutin itu. Karakternya Fito sayang"ucap Karisa membuat semburat merah di pipi Vany
"Idih, bukan. Ada pokoknya dia"elak Vany
"Emang bukan...."ucap Irene. Vany menatap Irene was was sedangkan Karisa terdiam mendengarkan ucapan Irene.
"Siapa Ren?"tanya Karisa penasaran. Irene berdecak "Gue kan belum selesai ngomong"
"Jadi. Emang bukan kok. Yang tepatnya itu bukan salah lagi kalau itu Fito"ucap Irene langsung tertawa mendengar ucapannya sendiri serta Karisa dan Vany yang cengo melihatnya
"Aduh, obat baygonnya udah habis Van"ucap Karisa
"Iya nih"timpal Vany
"Jadi lo suka sama Fito?"tanya Karisa dengan jahilnya
"Siapa bilang"ucap Vany memalingkan wajah ke lain arah kembali mendapat cekikikan dari 2 sahabatnya itu
||||
Hai guys...
Jangan lupa Voment ya, plis comentnya supaya gue ada inspirasi lagi guys...
![](https://img.wattpad.com/cover/154910089-288-k354423.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
When I See You Again
Teen FictionBook 2 Cover by @overdosismecin ...................................................................................... Orang yang sama persis bagaikan pinang yang dibelah dua tetapi berbeda sifat. Itulah yang ada di dalam fikiran seorang cowok setel...