Part 17

81 6 0
                                    

"Bawa korban kerumah sakit dan segera hubungi keluarganya"

Para polisi bergegas dengan tugasnya masing-masing. Vany yang telah berada dirangkul oleh seorang polwan, diarahkan menuju ambulance yang baru saja datang menjemputnya.

Vany hanya diam seribu bahasa walau ditanya oleh pihak kepolisian itu. Jantung dan nafasnya masih tersengal-sengal, begitu juga pemikirannya yang memutar adegan tadi secara berulang seperti kaset rusak.

"Nona Vany, kami perlu kejelasan dari mu untuk menghukum pria itu"tegas polisi telah bosan dengan respon yang diberikan oleh Vany. Perempuan itu seketika menatap tajam polisi itu.

"Kalian tidak akan bisa menghukum pria itu! SAMA SEKALI TIDAK!" teriaknya sembari memegangi kepalanya dengan gemetaran. Melihat reaksi dari Vany, polwan itu menepuk pelan punggung perempuan itu agar lebih tenang.

"Kita pasti bisa menghukum pria itu, ini negara hukum" ucap polwan dengan nada rendah.

Vany menggeleng "Nggak akan bisa! Mereka bahkan sudah meninggal sekarang"

Pandangan polwan dan polisi itu beradu ketika mendengarnya. Alih alih mempercayai perkataan Vany, mereka hanya diam mencoba mencari cara agar Vany bisa menceritakan semuanya.

Namun, deringan telpon polwan menarik perhatian mereka termasuk Vany dengan mata merahnya. Tertampil nama komandan disana.

"Halo, komandan"

"Periksa korban, apa dirinya membawa senjata tajam! Pelaku sekarang sudah terbunuh keduanya!"

Bibir polwan itu mengatup sempurna. Kemudian berniat menggeledah Vany, tetapi dengan cepat Vany membuka suaranya.

"Ada 2 orang disana memakai pakaian hitam berbeda komplotan dengan pria psikopat itu"

Polisi dengan cepat mencatat apa yang baru saja keluar dari bibir Vany. Tinta hitam itu seketika berhenti mendengar kelanjutannya.

"Dan mereka ada disini sekarang"

"Dor..."

🍁🍁🍁🍁

"Hai 👋

Lama gak update. Maaf ya, karena lg sibuk banget..hehehe

Semoga suka. Jangan lupa Voment ok.

See you next part :").

When I See You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang