"Vany!Mau kemana?" Tanya Axel sontak membuat tubuh Vany menegap. Vany memutar badan nya dan menghadap ke arah Axel yang masih memakai setelan jas kantor berwarna biru itu.
"Eh? Cuman mau keliling kok"ucap Vany dengan wajah seperti biasa biasa saja
"O... Abang mau ke kamar dulu, kalau ada apa apa kasih tau aja sama abang. Oke"ucap Axel
"Siap bos"ucap Vany kembali melangkah meninggalkan Axel yang mengangkat bahu.
Entah, kenapa abangnya yang satu ini menjadi oper protektif kepada dirinya. Dia juga bingung.
Vany berjalan mengintari perpustakaan yang besar dengan tangannya menyusuri rak buku yang banyak itu.
"Kemana sih bukunya"kesal Vany tidak juga menemukan buku yang diinginkannya dengan 4 tak berukuran besar telah disusurinya
"Dimana ya?" Vany tampak berfikir sambil memejamkan matanya.
"Oh, iya di dekat bagian jendela! Tapi jendela dimana ya?" Vany mengarahkan pandangan matanya ke seluruh arah untuk mencari jendela yang sudah tergambar di otaknya.
Dia berjalan saat melihat jendela yang berada di dekat rak paling belakang. Dia kembali menyusuri rak itu dengan harapan dia menemukan yang dia maksud.
Wajah bahagianya terpancar. Sebuah buku berukuran sedang dia temukan. Dia mengambil dan membuka buku itu. Coretan tinta seseorang dapat dilihatnya.
Vany menyenderkan tubuhnya di dinding dekat jendela. Tanpa disengaja dia menyentuh sesuatu dan itu membuat sebuah pintu terbuka di rak itu.
Dia terkejut dan mulai mendekati pintu itu. Dia membuka pintu itu dan hal yang ditemukannya adalah gelap. Dia menghidupkan lampu di ruangan itu.
Terlihat adalah semua box box besar bertumpukan yang isinya entah apa. Sebuah gitar yang masih bagus, dan bola basket yang sudah memudar.
Dia mengambil gitar itu, dan ingin menanyakannya kepada Axel. Punya siapa ini? Kalo nggak ada yang punya mendingan buat dirinya saja.
Baru saja ingin melangkah keluar. Axel telah berdiri di pintu. Tatapan tajam yang menakutkan membuat senyuman Vany memudar.
"Letakan gitar itu kembali! Dan kembali ke dalam rumah!" Ucap Axel membuat Vany takut. Dia perlahan menaruh gitar itu kembali. Dan berjalan meninggalkan Axel.
Tapi jangan lupakan dia masih membawa buku yang berhasil dia temukan itu. Kemungkinan dia akan mencari tahu semuanya setelah dia ingat kata 'Tiffany bajingan' yang terucap di bibir si kembar saat dirinya akan terbangun saattidur di sofa ruang keluarga. Membuatnya penasaran.
~o0o~
Vany sudah telat sekarang...
Siap dia akan di keluarkan dari kelasnya saat ini juga. Dia sedang berjalan terburu buru ke kelasnya dan tidak sengaja menabrak seorang pasangan kekasih yang sedang berjalan dengan santai.
"Eh, sorry maaf. Gue buru buru"ucap Vany langsung pergi gitu aja setelah meminta maaf sedangkan kedua pasangan kekasih yang dikatakan oleh Vany itu membungkam.
Vany duduk di bangkunya dengan segera saat melihat dosennya sedikit lagi akan memasuki kelas.
"Lo kenapa telat?" Tanya Irene
"Huft... Huft... Nanti gue jelasin"
"Nanti ada anak baru"
"Serius?"
"Iya, liat aja nanti"
Dosennya masuk dan benar saja dia membawa seorang wanita yang mungkin anak pindahan.
"Kalian kedatangan teman baru. Dia Lisa" ucap dosen
"Hai Lisa!"teriak semua orang membuat Vany langsung menatap ke arah Lisa.
"Dia iblis... Iblis yang berwajah manusia. Dia jahat, sampai sampai dia telah membunuh kakak ku"
Vany mengingat kata itu. Yang tertulis di buku yang diambil di perpustakaannya kemarin. Tapi disitu disebutkan iblis itu adalah Lisa. Tapi, dia tidak tahu orang yang dimaksud. Apa Lisa yang ada lain atau yang ada dihadapannya sekarang? Mana mungkin lah dia aja anak pindahan dari luar negeri.
"Hai juga"Jawab Lisa ramah
"Oke. Dia bukan Lisa yang di maksud buku itu" batin Vany
"Sudah. Lisa kamu boleh mengisi tempat duduk yang kosong. Dan langsung kita mulai pelajaran kita"ucap dosen membuat semuanya fokus.
~o0o~
Lisa sudah kembali. Saat dirinya diasingkan di negara kelahiran bokapnya setelah dirinya ditahan di negara kelahirannya sendiri.
Dia berencana untuk kembali melanjutkan kuliah di UI di negara kelahirannya ini. Mungkin, semua orang telah melupakan keberadaannya saat ini soalnya sudah 4 tahun dia meninggalkan negara kelahirannya ini.
Ini hari pertamanya untuk kuliah di kampus barunya. Dia sudah menghubungi Fito, dan benar saja Fito masih menurut kepadanya.
"Eh, Fit. Gimana lo sepertinya belum punya pacar juga ya"ejek Lisa melihat Fito yang masih sama seperti 4 tahun lalu. Sebenarnya ini adalah semester terakhir angkatan Fito dan itu berarti angkatan yang sama dengan Vany.
Saat sedang berbincang bincang santai. Tanpa sengaja ada satu cewek yang menabrak mereka.
"Eh, sorry gue buru buru"ucap cewek itu langsung pergi begitu saja
Lisa memperhatikan wajah cewek itu dengan seksama walaupun tertutup oleh rambut panjang nya.
"Siapa dia? Sepertinya mirip seseorang"
"Hm... Dia sepertinya kembaran Stevani 5 tahun lalu"
"Sepertinya? Kembaran? Bukannya semua keluarga Alexander sudah dinyatakan meninggal?"
"Entah lah"
Dan akhirnya Lisa berada di ruangan ini. Fakultas management. Dia kembali dipertemukan dengan kembarannya Stevani.
Dia berfikir mungkin selesai dari kuliah dia akan kembali mengotori tangannya untuk memusnahkan orang itu, atau mungkin saat dirinya masih kuliah.
"Tunggu gue Stevani. HAHAHAHA..." batin Lisa mulai bicara dengan senyum licik yang tercipta di bibirnya saat ini juga.
~o0o~
Jangan lupa Voment+share ke temen temen kalian ya guys.
Ramaikan kolom coment ya biar gue semangat nulisnya 😉

KAMU SEDANG MEMBACA
When I See You Again
Fiksyen RemajaBook 2 Cover by @overdosismecin ...................................................................................... Orang yang sama persis bagaikan pinang yang dibelah dua tetapi berbeda sifat. Itulah yang ada di dalam fikiran seorang cowok setel...