BAGIAN 7 - NGINEP (2)

170 30 30
                                    

Sebelum berangkat, Gendis sekeluarga kumpul dulu, termasuk Azka. Memberikan Kula-Gendis petuah-petuah yang bermanfaat. Tapi mata Gendis tak henti menatap Mas Kaka. Tak percaya, dia masih ingat sama Gendis.

"Liatinnya biasa aja napa?" Bisik Kula disamping Gendis, kemudian terkikik karena adeknya itu salah tingkah sambil ngedumel.

"Vitamin udah bawa kan?" Mamah mastiin sekali lagi. Gendis ngangguk mantap sebagai jawaban.

"Mas, bawa mobilnya ati-ati." Pesan Bapak pada Lanang setelah semua beranjak dari tempat duduk menuju mobil. Gendis dan Kula diantar Lanang.

"Assalamu'alikum." Pamit Kula dan Gendis setelah bersalim-salim ria, kepalanya nongol lewat jendela karena sudah di dalam mobil sambil dadah-dadah. Kula duduk di depan, Gendis standby di belakang.

"Wa'alaikumsalam." Jawab semua yang ada di depan pintu.

'Vroom.'

"Mah, Azka mau nginep disini yah?" Panji membuka mulutnya setelah diam dalam briefing tadi.

"Iya, boleh." Saut Mamah sambil masuk kedalam rumah.

"Heh, gue kira lo udah ngomong sama Mamah." Protes Azka.

"Ya barusan kan ngomong." Ungkap Panji dengan jurus innocentnya.

"La dimobil ngapain ngacungin jempol?" Azka sudah siap dengan mode berburu.

"Hehe, kabor!"

-WFTW-

Sebuah mobil Avanza berwarna hitam terparkir di depan pintu gerbang sebuah rumah. Ya, mobil keluarga Gendis. Sedang nungguin Nunu, lebih tepatnya menjemput.

"Dah, Assalamu'alaikum." Suara nyaring Nunu dari halaman.

"Lama amat si Nu," omel Kula saat ngebantu Nunu masukin koper ke bagasi.

"Iya, maap." Ucap Nunu diiringi cengiran kudanya.

"Masuk cepetan, sebelum maghrib kita udah harus sampe." Cerocos Kula lagi.

"Iya Mas." Saking gemes Nunu sampai dia manggil Kula pakai Mas. "Sebelas dua belas sama adeknya."

'Greb.'

"Berangkat!" Teriak Gendis-Nunu setelah berpeluk-peluk ria, sangat berisik ditelinga Lanang yang masih stress dengan masalah yang belum diungkap ke keluarganya. Sejak dari rumah, dia juga diam. Tak banyak bicara seperti biasa.

-WFTW-

Suara berisik joystick dan audio teve terdengar dominan di dalam kamar Panji. Kedua lelaki itu, Panji sama Azka sedang saling adu, mencoba memenangkan pertandingan timnya masing-masing pada permainan PES.

"Aaaaa!" Teriakkan Panji menggaung keras di ruangan. Dia melakukan goal bunuh diri pemirsa.

"Alhamdulillah, gue menang lagi." Syukur Azka.

"Lo menang karna gue." Cibir Panji.

"Ya makanya jangan menangin gue, menangin hati cewek aja." Azka ketawa sendiri setelah mengatakan kalimat itu, Panji heran sama sahabatnya satu ini. Dia sampai memegang kening Azka, bisa saja dia kesambet. Panji celingak-celinguk takut-takut ada makhluk astral yang merasuki Azka.

"Astaghfirulloh, lo sakit Ka? Lo kesambet apa sih?"

"Apaan coba?" Jawab Azka masih dengan sisa-sisa tawanya. "Gue nggak sakit ih."

We Find The Way ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang