Bagian 14

345 57 15
                                    

Phana yang masih bediri mematung disana hanya bisa melihat Frank memeluk Wayo yang sedang menangis itu.

Dan Wayo sendiri masih terserah shock attack karena seumur-umur ia bekerja seperti ini, baru kali ini ia dijadikan bahan taruhan dan hampir habis dilecehkan oleh pelanggannya sendiri.

Phana lantas pergi dari sana karena tak ingin menelan ludah pahitnya dan selepas itu meninggalkan Frank dan Wayo disana.

Frank lantas melepaskan pelukannya itu dari Wayo dengan lembuh dan pelan, lalu ia hapua air mata Wayo yang berlinang deras dari matanya dan dibersihkannya pula di mulut Wayo yang basah itu.

Ketika menyentuh bibir mungil itu, Frank sedikit memper-pelankan gerakan tangannya menyapu air mata Wayo dengan menatapnya pula.

"Kau tidak perlu takut, Yo. Aku akan selalu mendukungmu." Ujar Frank.

"Terima kasih P'Frank." Jawab Wayo yang masih nampak takut.

"Yasudah, ayo ku antar pulang. Akan ku ijinkan kepasa Bosmu nanti."

"Tidak perlu repot-repot phi. Aku harus kembali bekerja. Aku haru saja bekerja 2 jam lamanya, masa aku meminta cuti." Ujar Wayo.

"Sudah, nanti ku ijinkan. Ya? Sekarang, kau gantilah seragammu." balas Frank.

"Baiklah, phi." Jawab Wayo.

Lalu dengan tangan yang merangkul Wayo, Frank berjalan membawanya untuk menemui bosnya untuk diijinkan cuti hari ini.

Sebenarnya Wayo tidak pernah absen atau ijin dalam pekerjaannya. Mungkin hanya 5 kali dalam setahun, bila ia benar-benar merasa kecapek.an bisa-bisa 10 kali dalam setahun.

***

[Ming]
Berhentilah Ming dan Kit yang berjalan kaki kerumah Kit untuk mengantar sang mantan pulang dengan selamat. Tetapi disetiap perjalanannya, Ming selalu terlihat lesu dan muram.

Ketika sudah sampai didepan kediaman Kit, si pemilik rumah menanyakan ekspresi wajahnya yang tak seperti sebelum-sebelumnya.

"Mengapa wajahmu seperti itu?" Tanyanya Kit.

"Tidak apa-apa. Aku hanya bersedih saja karena kau tidak mau kembali lagi denganku." Ucap cemberut sedihnya Ming.

Kit tersenyum dengan sedikit terbersit tawa mengatakan "Kau ini seperti anak kecil saja. Suatu hari nanti, pasti akan ada orang yang bisa mencintaimu lebih dariku Ming."

"Tapi yang aku ingin hanya kamu."

"Aku memiliki alasan mengapa aku tidak mau kembali dengamu, Ming."

"Alasan apa itu? Apaa ... itu karena aku sudah meninggalkanmu keluar negeri waktu itu?" Tebak Ming.
"Aku benar-benar menyesal, dan sekarang aku mungkin menerima karmanya. Tapi untuk kesempatan kali ini aku tidak akan pernah meninggalkanmu lagi. Aku janji?" Sambungnya.

"Sudahlah, kau pulang saja. Ini sudah malam." Ujar Kit mengalihkan pembicaraan.

"Jadi, kau tidak ingin memberitahuku alasannya?"

"Belum saatnya untuk kamu mengetahuinya Ming." Jawab Kit.

"Tapi kapan kau akan memberitahuku?"

"Jika suatu saat itu tiba." Jawab Kit lagi.

Ming merasa ada hal yang disembunyikan oleh Kit dan tidak akan pernah ia beritahukan kepadanya.

More Than WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang