Bagian 9

391 59 16
                                    

"Sebenarnya ... aku kesepian disini. Setiap malam aku sendirian, jadi aku memang merencanakannya agar kau ingin mengobrol denganku lagi." Ujar Ming.

"Sudah lama kan kita tidak mengobrol? Dan .... aku juga merindukanmu, Kit." Sambungnya yang begitu bersedih.

"Apa ... Setelah ini .. Aku masih bisa menelfonmu tiap aku sendirian?" Ucap Ming menanyakan keinginannya itu.

Tanpa banyak berpikir dan tidak ingin berperilaku egois karena masa lalunya, Kit menjawab "Boleh."

Ming dengan senangnya hingga melompat-molampat dan berguling diatas ranjangnya tak bisa dikendalikan betapa bahagianya itu. Lalu ia mencoba bersikap seperti semula dan bertanya "Uhmm ... Jika nanti aku mengganggu, kau bisa mengatakannya padaku."

"Baiklah." Jawab Kit.
"Ya sudah, aku ingin tidur. Aku lelah." Ujar Kit.

"Baiklah." Balas Ming.
"Selamat malam, Kit." Ucap manisnya Ming.

"Um. Selamat malam, Ming." Balas Kit pula.

Ming kembali menggigit bibirnya menahan senangnya itu agar tak ketahuan oleh Kit. Setelah panggilan berakhir Ming masih tersenyum senang sembari menengok sesuatu yang ada diatas lacinya.

'Kit. Setelah ini, aku tidak akan takut apapun lagi. Meski nanti aku harus mati sekalipun, setidaknya aku sudah kembali untuk seseorang yang ku cintai.' Batinnya Ming berkata demikian.

***

Pagi harinya, Wayo terbangun dari tidurnya yang cukup melelahkan itu. Ia regangkan otot-ototnya yang lemas itu sembari menguap.

Dan begitu ia duduk karena ia sedang malas untuk bekuliah. Namun entah mengapa ia justru mengingat kebersamaannya dengan Phana yang hanya berselang 5 Jam itu.

Hal lucu sempat terjadi kala Wayo ditanya makan dan dj jawab terserah. Dan teringat pula persaingan antara dirinya dengan Phana itu.

Lalu tiba-tiba terdengar suara dering ponselnua diatas laci mejanya

*Beeep ... Beeep ...*

Wayo tentu langsung mengambil ponselnya dan melihat bahwa nomor yang tidak ia kenal tengah menghubungi nomornya.

"Halloo ..." Jawab Wayo.

"Jam berapa kau akan bekerja?" Tanyanya seseorang tersebut.

"Siapa ini?"

"Ini aku, pria yang berkencan denganmu kemarin malam." Jawab ceplosnya Phana yang tengah menghubungi Wayo didalam kamarnya.

Phana saat ink sedang mengenakan celana pendek dan memegang busur jarum yang akan segera ia lemparkan ke papan target.

"Hoih, bagaimana kau bisa mendapatkan nomor ponselku?" Wayo terkejut dan bertanya-tanya.

"Semalam, saat mau tertidur di mobilku aku diam-diam mencuri ponselmu." Jawab Phana.

"Lancang sekali kau ini." Yo terlihat kesal.

"Ow, maaf yaa!!" Pintanya Phana yang sedikit merengek.

"Errr .." Wayo memaafkannya. "Ada apa kau menelfonku?" Tanyanya Wayo.

"Ayo, kita berangkat bersama di tempat kerjamu." Ujar Phana mengajaknya.

"Tidak perlu, aku bisa sendiri." Jawab Wayo.

"Kau masih memiliki hutang judi padaku. Aku hanya meminta kepadamu untuk menuruti apa yang aku mau selama sebulan."

More Than WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang