Bagian 18

312 52 7
                                    

Setelah selesai bertaruh, Sing masuk kedalam rumahnya. Ia lantas berjalan cepat dengan penuh emosi dan menendang meja kayunya itu dengan cukup keras dengan berteriak marah.

"Aaarrgghh !!!!"

Guci ia banting, meja kayu itu ia lempar, TV 24" inc ia buang hingga semuanya hancur tak tersisa.

Singto marah sendiri karena ia berhasil terkalahkan oleh Wayo dan ia juga kehilangan semua hartanya termasuk rumah megah nan mewah yang kini ia tinggali.

Sementar itu Wayo berada di tepi pantai malam-malam, ia masih dalam keadaan mabuk—wajahnya berminyak karena antibodi-nya tidak dapat mengalahkan senyawa yang ada didalam alkohol tersebut.

Tak lama Frank datang membawa beberapa belanjaan makanan ringan yang telah ia beli di alf*mart terdekat dan langsung duduk disebelahnya.

"Nih, minumlah air kelapa ini. Untuk menetralisir kadar alkohol didalam tubuhmu." Ujar Frank.

"Terima kasih, phi." Jawab Wayo yang menerimanya.

Lalu ia buka air kelapa kemasan kalengan itu, begitu pula dengan Frank yang duduk di sebelahnya. Lalu setelah habis milik Wayo, ia membuangkan dan ia berkata

"Hoih, habis!!" Ucap Wayo yang mabuk dan sedikit berteriak.

"Nih, minum milikku." Ujar Frank memberikan minumannya.

Langsung saja Wayo menyahut minumannya itu dan langsung meminumnya, ciuman secara langsung pun terjadi via minuman kaleng itu.

2 kaleng sudah habis dan Yo membuangnya lagi, lalu ia menjatuhkan kepalanya ke bahu dekat dadanya Frank sembari bersikap manja karena efek mabuknya itu.

"Hoih." Ucap Frank ketika melihat Wayo menjatuhkan kepalanya namun ia tidak dapat pergi.

"Phi, apa aku hebat?" Tanyanya Wayo.

"Maksudnya?"

"Mengalahkan si Singto itu. Apa aku hebat?"

"Tentu saja. Kau hebat. Kau bisa mengalahkan dan mendapatkan semua harta yang di miliki Singto. Jadi kau tidak perlu mengontrak di rumahmu yang itu."

"Tapi, bukankah itu tidak baik?" Tanyanya Wayo.
"Mendapatkan kekayaan melalui cara yang tidak baik, itu kan tidak baik phi." Jelasnya.

"Kau memang benar, itu sebenarnya baik. Tapi kita melakukan ini secara terpaksa dan setelah ..."

"Phi .." Ucap Wayo mendongakan kepalanya menatap Frank.

Frank menundukan kepalanya untuk menatap Wayo, tetapi tak sengaja jarak wajah mereka berdua cukup berdekatan satu sama lain.

Wayo justru tidak berbicara sama sekali dalam posisi tersebut, ia hanya menatapi bola mata Frank yang cukup dekat didepannya. Frank menunggu ucapan Wayo yang terjefa itu, namun penantiannya itu justru berubah menjadi sedikit nafsu saat memandang Wayo.

Frank tidak bisa mengendalikan dirinya akibat wajah gemasnya Wayo , hingga membuatnya perlahan mendarakan bibirnya diatas bibir Wayo dan kemudian terjadilah ciuman hangat nan lembut antara Frank dan Wayo.

*Chup*

Satu kecupan terdengar, dan tangan kiri Frank mulai melingkar di pinggang Wayo.

*Chup*

Tangan kanannya mulai memegang dagu Wayo sembari perlahan memutar posisi ciumannya dengan cukup lembut dan semakin menggairah.

*Chup* "Uhhmm ..." *Chup*

Tangan Wayo mulai menggeram pakaian Frank bagian samping dan mulai memeluk Frank dalam posisi tersebut.

Sementara itu Beam dihantar pulang oleh Forth di kediaman Wayo.

More Than WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang