Bagian 8

404 57 28
                                    

*maaf yaaa ... berhubung dua hari ga update karena capek kerja. Ku update cepat siang ini yaaaa. Trus chapter selanjutnya update besok malam. Dan juga setiap hari jum'at ga update karena mau updatr update yang "Stay With Me" yang bentar lagi finish."

Cekidoooot ...

Didalam mobil ~~~

"Kau mau makan apa?" Tanyanya Phana.

"Terserah." Jawab Yo dengan ketus sembari melipat tangannya.

"Makan dimana?" Phana bertanya lagi.

"Terserah." Yo menjawabnya lagi.

"Yasudah, kalau begitu kita makan rumput di kandang kerbau yaa?"

"Hoih." Yo langsung spontan mendengarnya. "Apa kau sudah gila? Kita tidak mungkin makan di kandang kerbau, apalagi makan rumput. Kau pikir aku ini apa? Kerbau? Sapi? Atau kambing?" Sambungnya mengomel.

"Ow, habisnya setiap ku tanya kau selalu menjawab "terserah" "terserah" "terserah"." Phana yang semakin mempersalahkan Wayo.

"Errr ... baiklah." Balas Yo menurutinya.

"Makan di kandang kerbau?"

"Tidak." Sahutnya Wayo langsung.
"Makan di pinggir jalan saja tidak masalah." Ujarnya.

"Um. Baiklah." Jawab Phana.

Sesampainya di sebuah rumah makan ~~

Phana nampak lahap menghabiskan 3 pirik menu makanan yang berbeda, sedangkan Wayo baru tiga sendok makan ia lahap makanannya. Wayo nampak terkejut karena Phana begitu lahap seperti seseorang belum makan selama berbulan-bulan.

"Tunggu. Seharusnya aku yang makan seperti itu karena emosiku sedang kambuh, tapi mengapa kau justru yang serakah?" Ujar Wayo terheran-heran.

"Aku sedari tadi pagi belum memakan apapun, aku rela menahan lapar supaya aku bisa memenangkan pertaruhan itu. Aku melakukan ini semua karena kamu." Ujar Phana sambil melahap makanan yang ada didalam mulutnya.

Alih-alih mengacuhkannya Wayo justru dibuat salah tingkah dengan ucapannya itu yang membuatnya malu sendiri. Lalu ia mencoba untuk menanyakannya lagi sembari gugup dan grogi.

"Apa?" Tanyanya Wayo yang berpura tuli.
"Kau sudah mempersiapkannya demi aku?" Lanjutnya.

"Tentu saja." Seru Phana menjawabnya tanpa dosa.

"Uhmmm ..." Wayo berdengung bingung "Apa kau menyukaiku?" Lanjutnya bertanya.

"Um." Jawab Phana tanpa ragu dan berseru mengiyakan pertanyaan Wayo.

Wayo pun mulai dibuat bimbang karena ia berpikir bahwa ia tidak mungkin berubah menjadi gay karena gombalannya Phana. Ia masih pria tulen dan memiliki kekasih seorang gadis yang menyayanginya pula dan sudah pernah bersetubuh dengannya.

Alih-alih memendam rasa malunya itu, ia kembali bersikap ketus pada Phana seperti semula sambil berkata "Heh, aku tidak akan pernah menyukaimu. Mengerti."

"Kenapa tidak?" Tanyanya Phana.

"Karena aku bukan gay. Aku menyukai perempuan, dan aku sudah memiliki pasangan. Mengerti."

"Tidak masalah. Suatu hari kau pasti akan menyukaiku dan jatuh cinta kepadaku." Jawab Phana tanpa ada sedikitpun keraguan.
"Bibi, tolong bawakan satu porsi lagi." Ucap Phana memesan kepada si pemilik rumah makan.

"Iyaaa~" Jawab si penjual.

"Heh, ini sudah malam. Kau bungkus saja makananmu untuk dimakan dirumahmu." Ujar Wayo yang memprotesnya.

More Than WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang