"Ming!!"
Ming tidak jadi melangkah, ia justru menengok kesampingnya dimana asal suara itu berasal. Pintu bus terbuka bersamaan dengan sampainya Kit 2 meter diaamping Ming saat itu dibawah hujan yang deras dengan sekujur tubuh yang basah.
"Kit." Ucap Ming spechless.
"Jangan pergi dulu." Pinta Kit.
"Kau jadi naik tidak?" tanyanya si supir bus.
"Sebentar, paman." Jawab Ming kepada supir bus lalu ia kembali menengok pada Kit dan bertanya, "Ada apa, Kit?"
"Usir bus itu untuk pergi." Perintah Kit.
"Tapi bagaimana aku pulang nanti?"
"Usir sekarang juga." Tegasnya Kit.
Ming mengalah kali ini dan berkata kepada sang supir bahwa ia tidak jadi naik.
"Aku tidak jadi naik, paman." Ucap Ming.
"Ah, kau ini. Membuatku kedinginan saja." Jawab supir itu dengan ketus.
Pintu Bus tertutup secara otomatis dan kemudian bus tersebut pergi dari area halte pemberhenrian bus itu.
Ming berbalik kearah Kit lagi dan saling berdiri berjauhan. Kit menatapnya dengan kesal dan Ming hanya menunduk takut saja.
"Ada apa, phi?" tanyanya Ming.
Sejenak suasana terasa sunyi tak ada pembicaraan apapun hanya di latar belakangi oleh suara air hujan yang begitu deras yang memantul diatas halte bus. Ming tetap berdiri dengan kepala menunduk hingga pada suatu saat ia mendengar suatu kata yang diucapkan oleh Kit.
"Berpacaranlah denganku, ya?" Ucap Kit dengan tegas dan lantang.
Ming angkat wajahnya itu untuk menengok kearah Kit saat itu. Kit benafas berat karena ia merasa cukup gugup saat mengatakan ungkapan itu.
Ming takut itu hanyalah bualannya saja agar membuatnya senang karena kebohongan yang dibuat Kit itu. Ming sudah tahu bahwa Kit sudah tidak lagi mencintainya dan ini pasti hanyalah bualan semata.
Hujan terus mengguyur Kit, dan Ming berkata "Kau tidak perlu melakukan hal itu, phi. Aku baik-baik saja."
"Jadi, menurutmu ini hanyalah bualan saja?" ucap Kit karena melihat Ming masih belum dapat mempercayainya.
"Berpacaranlah denganku, ku mohon." Pinta kit lagi.
"Kenapa, phi?" Ming menanyakan alasannya.
"Karena aku tahu kau masih menyukaiku, ya 'kan?" Balas Kit dengan lantang.
Ming menyadari hal itu, menyadari bahwa ia masih sangat menyukai Kit. Tetapi ia tahu bahwa Kit masih tidak menyukainya setelah ia menghilang beberapa tahu secara tiba-tiba tanpa ada kabar yang diterima Kit.
"Iya, aku masih menyukaimu. Tapi itu tidak akan pernah bisa, karena kau tidak menyukaiku. Kau masih terlihat kecewa padaku setelah waktu itu." Ucap Ming yang masih terlihat sedih.
"Siapa yang mengatakannya?" tanyanya Kit.
Ming hanya terdiam karena ia tidak menjawab pertanyaan itu, itu karena ia berpikir mengenai pemikirannya sendiri tanpa melihat atau membuktikan kenyataannya.
"Awalnya aku kecewa padamu karena kau sudah meninggalkanku selama bertahun-tahun, dan saat kita bertemu di paralayang itu aku ingin sekalu memukulmu bahkan sampai ingin untuk membunuhmu.
Tapi saat kau tersangkut di pohon waktu itu, semua rasa benciku padamu hilang begitu saja. Kau selalu memiliki sejuta cara untuk membuatku tidak marah padaku meskipun itu hal yang sengaja maupun tidak. Aku menanti waktu agar kau bisa menjelaskan keseluruhan alasan dimana kau meninggalkanku selama bertahun-tahun, tai kau jtidak kunjung mengatakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Words
Fiction générale⏫#157 General Fiction (13 Agustus 2018) #177 General Fiction (3 Agustus 2018) #183 General Fiction (28 Juli 2018) #201 General Fiction (23 Juli 2018) #229 General Fiction (20 Juli 2018) #55 Historical Fiction (???)😂