"Indonesia Raya Merdeka Merdeka...
Tanahku Negeriku yang Kucinta...
Indonesia Raya Merdeka Merdeka...
Hiduplah Indonesia Raya..."Tak ada yang peduli jika sebuah upacara bendera pada setiap Senin pagi akan begitu dirindukan semua murid-murid yang pernah bersekolah. Namun ketika menjalaninya saat ini, semua terasa begitu menyebalkan dan terkesan bermalas-malasan. Bukannya tidak menghargai jasa para pahlawan Indonesia, hanya saja masalah cuaca yang seringkali tak bersahabatlah yang membuat murid-murid enggan berdiri di bawah terik matahari pagi.
Sekitar satu jam empat puluh lima menit berlalu, akhirnya serangkaian acara upacara bendera selesai juga. Murid-murid SMA Anak Indonesia bergegas memasuki kelas masing-masing untuk mengikuti perwalian, kecuali anak-anak yang terlambat sudah dibuat barisan tersendiri untuk siap diberi ceramah berikut hukuman oleh guru BK dan guru kesiswaan.
Kebijakan SMA Anak Indonesia di setiap Senin setelah upacara bendera, semua guru yang bertugas menjadi wali kelas, harus mengecek kedisiplinan semua anak didiknya, mengabsen beserta hal hal tentang tata tertib lainnya.
Rea dan teman-temannya memasuki kelas 12 IPA 2 sambil minum air mineral yang segera menghapus segala rasa dahaganya.
"Aduuh ... gue selalu berdoa setiap hari Senin pagi supaya turun hujan deras, tahu nggak?" gerutu Mala sambil duduk di bangkunya. "Tapi selalu aja yang didapatin Senin pagi yang cerah merona dengan langit biru," lanjut cewek berponi tersebut seraya mengambil buku catatan dari tasnya yang beralih fungsi menjadi kipas sementara.
"Mala, Mala, kenapa nggak sekalian aja lo mohon sama Tuhan supaya nggak ada hari Senin?" Elsa, cewek yang duduk sebangku dengan Rea geleng-geleng kepala menanggapi celotehan Mala.
"Tapi dulu waktu kita kelas sepuluh dan sebelas, seingat gue Senin pagi pernah hujan kok," sahut Vicko yang duduk sebangku dengan Mala, satu-satunya cowok di geng mereka yang terkenal tak banyak omong alias misterius guy.
"Huh, males deh ngomongin cuaca, mana mata gue masih sepet lagi. Secara, tadi malem gue maraton nonton drakor School 2017 sekalian 7 episode," ujar Mala tanpa ditanya.
Cewek yang satu ini memang pecinta bahkan penggila drama-drama Korea dan segala hal yang berbau Korea. Drama koleksinya yang paling menjadi favorit ber-genre romance. Bahkan Mala rela menyisihkan uang saku untuk membeli DVD atau kalau sempat men-download di situs web tertentu. Tak heran, isi harddisk laptop Mala penuh dengan judul-judul drama Korea seperti Goblin, Descendant Of The Sun, School 2015, dan masih banyak lagi. Tidak hanya itu, Mala sering kali halu suatu saat punya pacar dari Korea atau minimal cowok yang mirip oppa-oppa Korea.
"Gue udah nggak kaget sama kebiasaan lo, La! Lo rela begadang gitu semalem demi nonton series, tapi lo udah ngerjain tugas fisika belum?" Rea yang sedari tadi diam menyahut. Membalikkan tubuh, menatap Mala sangsi.
"Oh my heart! Gue lupa! Mana Pak Jamil sering banget nunjuk gue buat maju. Nanti istirahat gue pinjem punya lo ya Re, gue rela deh nggak makan pas istirahat." Mala memegang kedua lengan Rea penuh harap.
"Yee gue juga belum kelar, kali!" sahut Rea cuek.
Sementara Elsa terkekeh geli mengetahui fakta bahwa Mala begitu sering ditunjuk Pak Jamil untuk maju ke depan mengerjakan soal di papan tulis. "Eh, eh, kali aja ya Pak Jamil itu sebenarnya ngefans sama lo La," celetuk Elsa sambil terkikik. "Habis selalu nunjuk elo sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love To Remember [Completed] ✔
Teen FictionRea dijodohkan oleh orangtuanya dengan Gilvan, pacar dari Elsa, sahabatnya sendiri. Tentu saja mereka menolak keputusan sepihak tersebut, namun akhirnya Rea dan Gilvan memutuskan menjalani hubungan pura pura meski hanya di depan orangtua mereka. Sem...