Rea berjalan ke luar dari ruang guru sambil membawa setumpuk kertas fotokopi rangkuman materi fisika. Saat ini kelas Rea sedang berlangsung pelajaran Pak Jamil, guru fisika, karena saat ini jadwal piket Rea, ia diperintah Pak Jamil untuk mengambil rangkuman materi di meja Pak Jamil.
Sementara itu, kelas X-5, kelas Elby akan berlangsung pelajaran olahraga. Elby berjalan di koridor memakai seragam olahraga ketika ia berpapasan dengan Rea. Kebetulan ia juga akan berbicara sesuatu kepada kakak kelasnya itu.
"Kak Rea!" seru Elby tersenyum simpul. Menghentikan langkah Rea.
Duh ngapain lagi sih ini anak? Rea membatin sebal.
"Sori, gue buru-buru," kata Rea berjalan melewati Elby.
Namun sedetik berlalu, Elby menahan lengan Rea, sambil berkata, "Tunggu!" Membuat gadis itu berbalik ke arahnya.
"Apa?" tanya Rea tak sabar.
"Kebetulan kita ketemu di sini. Ada sesuatu yang ingin aku bilang."
"Ya udah sih tinggal ngomong aja."
"Mmm... mungkin beberapa hari ke depan, kakak nggak bakal ngelihat aku di sekolah. Aku bermaksud ijin sama kakak. Barangkali kakak nyari-nyariin aku," tukas Elby percaya diri memandang Rea.
"Siapa juga yang bakal nyariin elo? Emang lo mau ke mana?" tanya Rea penasaran juga.
"Gue ada trip bareng temen-temen komunitas pecinta alam."
"Oh." Rea mengangguk-angguk, lalu bersiap berlalu dari hadapan Elby.
"Aku mau mendaki gunung di Jawa Tengah. Gunung Sundoro namanya," jelas Elby tanpa Rea bertanya. Rea mengembuskan napas sejenak. Merasa penjelasan Elby tidak begitu penting.
"Satu lagi!" sergah Elby cepat sebelum Rea beranjak meninggalkannya.
"Ada apa lagi sih? Udah kan ngomongnya? Lagian lo mau olahraga." Rea menjawab kesal.
Elby seketika menatap mata Rea dalam-dalam, seperti sedang memutuskan sesuatu apakah ia akan melakukannya atau tidak. Rea membalas tatapan mata Elby bagai busur panah. Dalam-dalam. Sedikit perasaannya gemetar.
Rea berpikir yang tidak-tidak. Seketika Elby memajukan kepala seperti hendak mencium Rea. Rea memejamkan mata. Tidak. Ini di sekolah, ia tidak mungkin melakukan hal yang memalukan seperti di sekolah saat ini. Sesaat Rea tak merasakan kecupan atau semacamnya pada bagian wajahnya. Perlahan ia membuka matanya, dan terkesiap ketika mendapati Elby sedang berjongkok di depannya, membenarkan tali sepatu Rea yang terlepas.
Rea menggigit bibir, gemas akan kelakuan adik kelasnya ini. Jantungnya sudah berdebar tak karuan.
Elby berdiri, sambil menghela napas.
"Lain kali perhatiin dulu. Kalau sampai terserimpet kan bahaya."
Priiittt!!!
Suara peluit dari arah lapangan terdengar. Elby berbalik meninggalkan Rea, tangannya melambai sambil berseru, "Sampai ketemu lagi!"
◆◆◆
Sesuai janjinya waktu itu, hari ini Billy mengajak Rea untuk berkunjung ke toko kue ibunya. Dan di sinilah Rea bersama Billy sedang berada di toko kue.
"Namaku Rea," kata Rea memperkenalkan diri di hadapan anak laki-laki, adik Billy.
"Aku Zyan," kata Zyan mencium tangan Rea.
"Kak, aku mau main sepeda dulu udah ditunggu temen." Zyan berlalu sambil menaiki sepedanya. Jarak antara rumah Billy dan toko kue memang tidak terlalu jauh, jadi Zyan seringkali bermain di sekitaran toko.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love To Remember [Completed] ✔
Teen FictionRea dijodohkan oleh orangtuanya dengan Gilvan, pacar dari Elsa, sahabatnya sendiri. Tentu saja mereka menolak keputusan sepihak tersebut, namun akhirnya Rea dan Gilvan memutuskan menjalani hubungan pura pura meski hanya di depan orangtua mereka. Sem...