Sepulang sekolah Rea mendapatkan pesan dari nomor tak dikenalnya. Pesan tersebut berisi agar sore nanti Rea harus datang ke Taman Loka, dan satu lagi Rea harus datang seorang diri. Awalnya Rea agak takut, tapi dipikirannya tidak mungkin seseorang akan melakukan kejahatan di tempat keramaian, toh Rea juga penasaran dengan orang yang mengaku menjadi orang penting itu.
Dan di sinilah Rea sekarang duduk di bangku taman dekat danau, sambil menunggu orang penting tersebut. Orang penting? Rea mengernyit. Apa jangan-jangan Kak Fendy ya? Nggak mungkin, dia kan masih sibuk kuliah di Jogja. Rea membatin sibuk memikirkan orang itu sampai berpikir Fendy saudara sepupunya yang sedang kuliah di Jogja yang mengaku orang penting tersebut.
Rea memakai earphone di kedua telinga dengan tujuan agar tidak merasa bosan. Setelah sekitar lima belas menit Rea mendengarkan musik melalui ponselnya, tiba-tiba pundak Rea ditepuk cukup keras hingga Rea terkejut kaget lantas berbalik.
"Hai, kakak cantik. Haha kaget ya?" seru Elby tersenyum lebar.
"Elo? Ngapain sih ganggu orang aja tahu nggak?" balas Rea tanpa melepaskan earphone-nya dari telinga, sehingga suaranya sedikit keras membuat orang-orang di sekelilingnya menoleh.
"Iya lah. Kamu kira siapa? Jefri Nichol?" Elby meringis menjawab perkataan Rea yang ketus, Elby berjalan memutari kursi lantas duduk di samping Rea, dengan enaknya Elby mencabut satu earphone di telinga kiri Rea lalu menyumpalkan ke telinga kanannya. Rea menoleh kaget, tatapannya kesal sekaligus speechles. Apa sih yang dimau sama cowok ini?
"Kamu suka dengerin lagu Charlie Puth?" tanya Elby memandang Rea. Lantas Elby melepas earphone-nya lagi, tak berniat mendengarkan lebih lanjut.
Rea melepas dan mencabut earphone-nya setelah menghentikan lagu yang diputarnya. Tak menanggapi pertanyaan Elby barusan.
"Eh dengerin ya! Satu, lo ngapain tiba-tiba ke sini? Dua, lo nggak sopan banget ya sama gue? Main nyelonong duduk aja tanpa permisi. Dan tiga, mendingan sekarang lo pergi karena gue sedang menunggu seseorang?"
Elby ketawa keras membuat Rea heran. Apanya yang lucu?
Setelah tawa Elby berhenti dia berkata, "Asal kamu tahu, aku juga lagi nunggu orang."
"Kenapa harus di sini? Kan tempat ini luas."
"Ya maaf, kan aku udah janjian di sini jadi gimana dong?"
"Bodo," kata Rea sambil bangkit dari duduknya lalu berjalan ke depan sambil menghubungi nomer yang tadi menyuruhnya datang ke taman.
Rea menempelkan ponselnya ke telinga, nada sambung terdengar beberapa saat sebelum akhirnya diangkatnya panggilan Rea.
"Halo?" sapa orang di seberang. Suara cowok yang seperti tak asing di telinga Rea.
"Halo? Maaf anda siapa ya? Dan apa maksud anda menyuruh saya datang ke Taman Loka? Sendirian. Dan saya udah datang tapi anda nggak menepati janji," ucap Rea mencerocos namun berusaha sopan, siapa tahu orang di seberang telepon orang yang lebih tua darinya.
Tak ada sahutan dari orang seberang untuk beberapa saat.
"Haloo?" Rea melihat status panggilannya apakah masih terhubung atau tidak. Ketika dilihatnya masih terhubung Rea menempelkan ponselnya ke telinga lagi sambil berdecak sebal. Tak lama kemudian suara gelak tawa terdengar di ponselnya, namun samar-samar Rea juga mendengar suara tawa orang di belakangnya. Rea mengernyitkan dahi dan terkejut ketika tersadar, ia berbalik lalu berusaha menahan emosinya.
"Jadi elo oknum yang ngaku-ngaku orang penting dalam hidup gue?" bentak Rea menatap Elby yang sedang berusaha meredekan tawa sambil mengangguk. Matanya sudah berair. Rea tak habis pikir apanya yang lucu sampai Elby tertawa sambil memegangi perut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love To Remember [Completed] ✔
Teen FictionRea dijodohkan oleh orangtuanya dengan Gilvan, pacar dari Elsa, sahabatnya sendiri. Tentu saja mereka menolak keputusan sepihak tersebut, namun akhirnya Rea dan Gilvan memutuskan menjalani hubungan pura pura meski hanya di depan orangtua mereka. Sem...