Eps.10 - Puisi Indah Nan Romantis

148 42 20
                                    

"Ternyata lumayan juga ya jus alpukatnya tadi," ucap Rea sambil berjalan di koridor bersama ketiga sahabatnya. Mereka baru saja dari kantin untuk mengisi perut yang kosong setelah beberapa jam berkutat dengan materi pelajaran.

"Bener, kan? Ya kali kita bohong sama lo, Re." Elsa menjawab pernyataan Rea barusan sambil merangkul bahu Rea.

"Iya deh, Ibu sales. Apa pun yang Ibu katakan saya percaya," sahut Rea.

"Kok Ibu sales? Jahat ih," jawab Elsa dengan bibir mengerucut.

"Lah emang apa salahnya jadi sales, Sa?" Rea mengedikkan bahu.

"Ya gue kan nggak ada cita-cita jadi sales."


"Lo kayak ngga tahu aja Re cita-citanya Elsa jadi apa," timpal Mala sambil mengunyah permen lolipop.

"Emang apa?" tanya Rea dan Elsa bersamaan.

Mala memutar bola matanya. "Cita-citanya kan ingin hidup bahagia bersama Duta Lingkungan Sekolah."

Rea terkekeh.

"Oh itu sih pasti!" sahut Elsa.

"Tapi sayangnya ada-"

"Eh ngomong-ngomong lo lagi baca apaan sih, Vick? Novel baru lagi?" tanya Elsa memotong kalimat Mala. Hal itu tentu saja membuat Mala misuh-misuh tak terima. Pasalnya, Elsa tahu apa yang akan dikatakan Mala. Cewek itu akan membahas soal perjodohan Gilvan dan Rea. Tentu saja hal itu tidak ingin diungkit-ungkit dulu, terlebih Elsa tak mau Rea merasakan ketidaknyamanan jika membahas topik perjodohan.

"Yah begitulah." Vicko menjawab datar. Pandangannya fokus pada buku di tangannya.

"O my God, gue mending nonton film horor daripada harus baca buku setebal itu. Yang ada mata gue langsung nyut-nyutan." Mala tak bisa membayangkan jika dirinya harus membaca buku setebal kamus. Jangankan baca, melihat saja dia sudah ogah.

"Yakin lo mending nonton film horror?" tanya Elsa kaget. Pasalnya Mala paling takut dengan hantu-hantuan.

"Lagian nggak mungkin lo baca buku setebal itu, La. Lo kan lebih suka nonton daripada baca," balas Rea.

"Yup. Gue kan lebih suka praktek daripada materi," jawabnya nyengir.

Tiba-tiba Gilvan datang menghentikan langkah mereka berempat. Berdiri di depan Elsa sambil tersenyum kecil.

"Hai, girls!"

"Hai Van, ngapain lo? Mau apel ya?" Mala melirik Elsa yang sedang tersenyum.


"Temen-temen. Gue ... ke kelas duluan ya." Vicko berjalan cepat menuju kelas tanpa menghiraukan teriakan ketiga temannya.

"Emm seb-"

"Van, tunggu deh, lo perhatiin apa yang baru dari Elsa?" Kedua tangan Mala direntangkan menunjuk ke arah Elsa.

"Yang baru? Apa? Rambut?"

"Bukan," pekik Mala menggeleng.

Love To Remember [Completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang