Gilvan menuntun tangan Elsa menuju rumahnya. Selama dua tahun berpacaran dengan Gilvan, Elsa belum sekalipun menginjakkan kakinya di rumah Gilvan. Ironis memang. Tapi bukan apa-apa. Terkadang Elsa merasa belum siap bertemu dengan orangtua Gilvan. Dan sejumlah alasan lainnya.
Elsa merasa gugup, padahal sekuat hatinya ia menenangkan diri.
Tok tok tok!!!
"Assalamualaikum?" Gilvan mengetok pintu rumahnya dengan suara ceria.
"Waalaikumsalam." Terdengar suara perempuan dari dalam, kemudian pintu terbuka dan Mama Gilvan kaget mendapati anaknya berdiri di hadapannya.
"Loh Gilvan tumbenan ketok pintu, pakai salam segala. Biasanya main nylonong aja," cerocos Mama Gilvan sambil masuk ke dalam diikuti Gilvan.
"Mah lihat, aku bawa siapa?"
"Siapa?" tanya Mamanya heran.
Gilvan berjalan kembali ke arah pintu lalu menuntun Elsa ke dalam.
"Ini pacar aku mah. Pacar Gilvan. Elsa namanya." Gilvan memperkenalkan Elsa.
Elsa mengulurkan tangan, yang dibalas mama Gilvan, lalu Elsa mencium tangan mama Gilvan.
"Oh jadi ini yang namanya Elsa. Kamu pasti temennya Rea kan?" tanya Mama Gilvan tersenyum, lalu mempersilahkan Elsa agar duduk.
"Loh Mama nggak kaget?" tanya Gilvan bingung.
"Kaget gimana maksud kamu? Orangtua Rea udah cerita semuanya kok," kata Mama Gilvan lalu berjalan ke dapur untuk mengambil minum. Sementara di ruang tamu, Gilvan dan Elsa lirik-lirikan bingung.
Tak lama Mama Gilvan datang dengan membawa segelas sirup rasa melon. Lalu meletakkan di depan Elsa.
"Ayo minum!" tawarnya.
"Makasih Tante." Elsa mengangguk.
"Jadi?" tanya Gilvan memastikan.
"Ya gitu, mereka bener, kami sebagai orangtua nggak berhak mengatur kehidupan asmara kalian. Jadi Mama sama Papa juga setuju membatalkan perjodohan kamu sama Rea," Mama Gilvan menjelaskan sepenuh hati.
"Alhamdulillah akhirnyaaa!" Gilvan meninju lengan sofa di sampingnya. Sementara mamanya hanya geleng-geleng kepala.
"Kalian boleh pacaran," cetus Mama Gilvan kemudian. "Iya, kamu sama Elsa Mama restuin. Tapi ada syaratnya."
"Yah pakai syarat segala. Cinta itu tanpa syarat Mah." Gilvan merajuk tak terima.
"Syaratnya apa Tante?" tanya Elsa.
"Syaratnya kalian berdua nggak boleh putus. Ngerti?" Mama Gilvan tersenyum, beranjak berdiri lalu meninggalkan mereka berdua.
Sementara itu, Gilvan dan Elsa saling menatap sesaat kemudian mereka tersenyum bahagia.
◆◆◆
Hari Senin ini, sedang berlangsung hari libur Nasional. Fraya menekadkan diri untuk datang ke rumah tante Hilya, ke rumah Billy. Karena di hari Minggu atau tanggal merah toko kue tante Hilya ditutup.
Fraya turun dari mobilnya di halaman rumah Billy yang asri. Membenarkan tatanan rambutnya, menghirup udara lalu mengembuskannya perlahan. Fraya berjalan ke arah pintu masuk.
"Permisi!" Fraya mengetuk pintu.
"Iya." Tante Hilya membuka pintu lalu mengembangkan senyum.
"Fraya, ayo masuk sayang." Hilya mempersilahkan Fraya masuk.
"Ini buat Tante, kue buatan Fraya sendiri semalem. Semoga tante suka," kata Fraya seraya menyerahkan bingkisan yang dibawanya.
"Wah ngerepotin aja. Tapi makasih ya. Oh ya mau minum apa?" tawar Hilya sambil menerima bingkisannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love To Remember [Completed] ✔
Roman pour AdolescentsRea dijodohkan oleh orangtuanya dengan Gilvan, pacar dari Elsa, sahabatnya sendiri. Tentu saja mereka menolak keputusan sepihak tersebut, namun akhirnya Rea dan Gilvan memutuskan menjalani hubungan pura pura meski hanya di depan orangtua mereka. Sem...