•more?•

552 68 19
                                    


Author's Point View


"FELIX STOP!!" Pekik Yona kala Felix menghantap wajah Jeongin secara bertubi-tubi tanpa ampun, Kalau saja ia tak sigap mungkin Jeongin udah tewas.

"Are you crazy?!" sentak Yona sambil mendorong Felix.

"Dia sudah menyakiti You, I melakukan apa yang harus I lakukan Yona" itu yang Felix katakan dengan wajah serius jujur itu membuat Yona sedikit takut

"Dia sudah menyakiti You, I melakukan apa yang harus I lakukan Yona" itu yang Felix katakan dengan wajah serius jujur itu membuat Yona sedikit takut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yona, i'm sorry.." Tangan Felix berusaha menyentuh Yona, tapi dengan segera ia menepis tangan itu. " Don't touch me!" sentaknya, kemudian ia berlari ke arah Jeongin

Jeongin terkapar setengah sadar,

"Yhonn..a." lirih Jeongin, kala Yona langsung meraih tubuhnya

"Kamu nggak apa-apa kan?"

Yona memapah Jeongin, kemudian berjalan menjauh dari tempat tadi, sementara itu Felix yang masih terdiam dan hanya menatap Yona yang sudah menjauh sambil memapah Jeongin. Ia mendesah sambil mengacak-ngacak rambutnya

"I'm sorry my sweety, I just want to be your Healer, because your true Healer is cannot to be with you again."

•••°•••

Semburat cahaya langsung menerpa indra penglihatan Jeongin kala ia membuka mata, bukan cahaya matahari melainkan cahaya lampu kamarnya yang sekarang tengah menyala, Ia menerawang ke setiap penjuru sudut tempat ini.

Sampai matanya tertuju pada satu objek, yang tengah berjalan mendekat ke arahnya.

"Yona?" Cicitnya dan hampir mungkin nggak didengar, gadis itu menoleh kala ia sadar Jeongin sudah sadar

"Udah sadar?" Tanya Yona lagi, sambil menaruh sebuah kompres kecil di dahi Jeongin.
"Kenapa kamu nggak ngelawan tadi? Mau keliatan sok Jago? Iya?"

Ucapnya sambil membetulkan kompresan tadi, sedangkan Jeongin? Dia hanya diam sambil memikirkan apakah gadis yang ada di hadapannya ini cuma khayalan atau sebuah halusinasi akibat pukulan yang ia dapat tadi.

"Kamu asli kan? Bukan khayalan?" Sungguh pertanyaan yang bodoh keluar dari mulut seorang Jeon Jeongin.

"Kamu kira aku cuma halusinasi? Gitu? Oiya, aku cuma khayalan kamu, puas?"

Jeongin berdecak kemudian memalingkan wajahnya." Ck, aku serius ini, apa karena efek kangen aku jadi kayak gini ya?"

Sejenak Yona menghentikan aktifitasnya, lalu menatap Jeongin. "Kangen?"

"Kenapa? Apa aku nggak boleh kangen?" Sambungnya, dan hal itu berhasil membuat Yona tertawa."ngapain ketawa? Lucu ya?"

"Nggak, kamu lagi latihan ngegombal? Buat Sanha?" tanya Yona, sambil meneteskan obat merah di sebuah tissue, kemudian mengoleskannya di bibir Jeongin.

"Aw, pelan-pelan. Perih tau." protesnya. "Perih ya? Maaf, aku pelanin, tahan sedikit ya."

"Kamu harus nyembunyiin luka-luka kamu ini, aku yakin Sanha nggak suka kalau kamu bonyok kayak gini" lanjut Yona sambil tetep fokus ngebersihin luka Jeongin

Yona memelankan tempo tangannya, ia mengoleskan obat itu dengan hati-hati, Jeongin hanya memperhatikan betapa seriusnya gadis itu mengoleskan obat di wajahnya, bersamaan dengan hal itu mengapa degup jantungnya tak beraturan?

"Cepet pulih, supaya kamu bisa ngedeketin wajah kamu ke Sanha."
"Nggak lucu kan, kalo kamu mau nyium Sanha dengan wajah bonyok macem gini." sambung Yona sambil beresin kotak obat dan mangkuk yang berisi air hangat tadi

"Kamu nggak marah?" Tanya Jeongin. Yona menggeleng

"Nggak, ngapain harus marah? Cinta nggak pernah salah kan? Jadi, kamu nggak salah, jadi buat apa aku marah." Jelasnya

"Lagipula, kita nggak bisa nyalahin takdir, jika sebenarnya kita emang nggak bisa bersatu, toh juga ini kan cuma perjodohan gila yang kita dijalani, jadi aku nggak punya hak untuk marah."

Yona bangkit dari tempat duduknya, tapi tangannya dicekal oleh Jeongin.

"Kenapa? Ada apa lagi?"

"Jangan pergi." ucap Jeongin, "Hah? "

"Aku bilang jangan pergi lagi, aku mau kamu disini, budek banget sih." rasanya Yona ingin menyiram Jeongin dengan baskom air yang ia bawa.

"Temenin aku, bisa kan?" tanya Jeongin penuh harap, "tapi akuㅡ"

Dengan segera Jeongin menarik tangan Yona hingga gadis itu sekarang berada diatasnya, posisi yang ambigu jika dikhayalkan. "K..kamu mau apa? Aku harus keluar."

"Kamu masih istri aku, kita belum bener-bener cerai, Jeon Yona." sejenak tubuh Yona menegang kala Jeongin memanggilnya dengan Marga miliknya, apa maksudnya?

"Maksud kamu apa? Aku nggak ngerti"

Brugh.

Dengan cepat Jeongin membalik posisi mereka kini Yona berada dibawahnya,

"Pukul aku"

"Hah?" Yona mengerenyit kebingungan kala kalimat itu terlontar dari mulut Jeongin.

"Kamu boleh mukul aku, pukul aku sekeras-kerasnya, karena aku suami kamu."

"Peluk aku, peluk aku seerat-eratnya sebelum aku dipeluk orang lain, Cium aku. Cium sepuas yang kamu mau, karena kamu punya hak atas diri aku dan aku juga punya hak atas diri kamu." sambungnya

"Aku mohon sama kamu, jangan pernah nganggep jika aku nggak cinta sama kamu."

kalo cinta ngapain lo cipokan sama si uler ?

bisakah Yona berteriak sekarang? rasanya jantungnya ingin jatuh ke lambung, apakah Jeongin salah makan atau gimana? Apa makanan yang ia simpan di kulkas udah basi atau gimana? masa iya Jeongin keracunan merica?

"Please, aku kangen sama kamu." Bisik Jeongin lagi, kemudian ia mengusap rambut Yona.

"Aku.. Aku, hancur nggak ada kamu sayang." ucap Jeongin lagi, kali ini dengan wajah penyesalan.

"Maafin aku, aku kasar, aku jahat aku ngusir kamu, aku..akuㅡmmpffhhh"

mata Jeongin membulat kala sebuah benda kenyal menempel sempurna di bibirnya, iya. Yona mencium bibirnya, dia sempat kaget, dan pada akhirnya Jeongin melumat bibir Yona.

"Shhh" desah Yona, kala Jeongin memperdalam ciumannya, "Kamu nakal ya." ledek Jeongin kala ciuman mereka sudah terlepas.

"Kamu yang mulai duluan kan? Ini posisi ambigu tau." Sentak Yona sambil memalingkan wajahnya ke lain arah, tapi hal itu semakin ngebuat Jeongin tersenyum malah mamerin smirknya

"Mau yang lebih dari ini?"

•••

Jeongin gue udah kaga polos lagi :'(

Mungkin chapter selanjutnya sedikit mature ya :)

Jadi tarik nafas sebelum ngebaca :))

DAZED:JEONGINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang