Sejauh apapun kamu menjauh dariku, jika Tuhan menginginkan kita bersatu. Kamu akan mendekat padaku.
~Andrian Faizal Anggara~
***
12.00 am
Selepas pulang sekolah, kini Adinda diam-diam langsung ngibrit mampir ke suatu tempat terlebih dahulu. Ia tidak peduli kalau ada yang khawatir dengannya, termasuk Andri, Gilang, atau pun Yong. Ia tak peduli jika mereka bertiga mencari-carinya.
Toh, Gilang dan Yong pulang bareng, dan mereka pasti mengira kalau Adinda akan pulang bareng dengan Andri.
Sedangkan Andri? Adinda juga masih tidak peduli karena ia kan sudah merencanakan ingin menjauhi cowok itu.
Sekarang Adinda akan pergi menuju toko buku untuk membeli novel yang baru diterbitkan.
***
Dilain sisi, setelah Andri baru keluar dari kelas karena habis menjalankan tanggung jawabnya, yaitu piket. Ia segera ke kelas 11 IPA 2 untuk menemui Adinda untuk pulang bareng dengannya.
Karena ia mengira pasti Adinda sedang menunggunya di kelas, karena Gilang telah pulang bareng dengan Yong. Namun nyatanya tidak! Setelah ia di kelas 11 IPA 2, di sana kosong tidak ada siapa-siapa, alias tidak ada Adinda.
"Apa dia di parkiran?"
Langsung saja ia segera turun ke bawah menuju parkiran. Setelah di parkiran, kini emosinya kembali naik.
"Shit! Adinda ninggalin gua lagi!!"
"Mana dia jalan sendiri kan? Kalo dia kenapa-kenapa gimana? Kan gua juga yang khawatir."
Andri mengacak rambutnya frustasi dan jadi kesal sendiri.
Ia menendang botol mineral kemasan yang kosong itu asal sehingga botolnya mengenai kepala seorang guru yang botak yang sedang berjalan menuju parkiran.
Andri menepuk jidat sambil menggigit bibirnya. "Aduh, mampus gua!"
"ANDRI!" teriak pak guru itu geram sambil berjalan menghampiri Andri.
Andri pun jadi gelagapan, dan ia langsung menaiki motornya untuk mencoba kabur sebelum guru killer itu menghampirinya. Tapi gagal. Karena guru itu, ralat, Pak Yoga langsung menahan motor Andri agar tidak kabur.
"Mau kabur kamu, huh?"
Andri hanya cengegesan. "Hehehe. Maaf, pak, saya gak sengaja."
"Gak sengaja gak sengaja! Tapi kamu mencoba kabur dari tanggung jawab kamu ya?!"
"Saya kan---"
"Halah! Nih kamu gak lihat apa? Kepala bapak botak begini, ter--"
"Bahkan dari saya pindahan, saya udah tau kalo kepala bapak botak kok.. Kinclong, bersih lagi, bapak kepalanya dipakai apaan sih sampai kinclong gitu?" sela Andri sambil seringai jahil.
"Andri! Berani ya kamu ngeledekin bapak?!!" bentak pak Yoga.
"Berani lah, eh? M-maksud saya, saya cuma bercanda kok, pak. Hehehe."
"Kamu gak boleh pulang dulu!"
Andri membulatkan mata. "Lah kok? Kenapa?" protesnya.
"Karena kamu sudah meledeki bapak!"
"Lah? Kok gitu doang dihukum sih? Niat saya kan cuma bercanda, jangan dimasukin ke hati lah, pak. Hmmm... Iya deh saya minta maaf."
"Bapak udah maafin, tapi kamu bapak hukum dulu biar kamu tau bagaimana cara menjaga sopan santun sama guru!" Pak Yoga langsung menarik tangan Andri untuk memberi hukuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andin [ˢᵉ૧ᵘᵉˡ ᴳⁱˡᵈᵃ]
Teen Fiction[ TAHAP REVISI ] ANDIN merupakan singkatan dari nama ANdri dan aDINda. Dimana keduanya itu harus berpisah karena Adinda telah ditemukan oleh keluarga aslinya. Lantas apa yang terjadi dengan perubahan sikap Andri sekarang setelah 3 tahun yang lalu Ad...