Andin 12

381 34 0
                                    

"YA AMPUN!! ADINDA???" pekik mereka semua berbarengan.

Mereka terkejut karena melihat kondisi Adinda yang mengkhawatirkan, baju yang basah kuyup akibat guyuran air seember, rambut basah dan acak-acakan, serta terdapat benjolan di kepala dan lecetan di tangannya juga membuat mereka khawatir.

"Adinda lo gak papa kan? Ada yang luka gak? Mana yang luka, hah?" tanya Gilang yang sangat khawatir jika sudah melihat kembarannya seperti ini.

Walaupun ia selalu mengusili Adinda, menganggu, meledeknya, dan bahkan sampai pernah membuat gadis itu menangis, ia tetap sayang karena bagaimana pun Adinda adalah saudara kembarnya.

Ia juga tak rela jika adiknya disakiti oleh siapa pun bahkan sampai membuatnya menangis, kecuali dengan dirinya.

Karena, kakak laki-laki memang pernah membuat adik perempuannya sampai menangis. Tetapi ia juga orang paling pertama yang akan sangat marah jika ada lelaki lain membuat adiknya menangis.

"Lo buta atau bego? Jelas-jelas kondisi gua begini tapi lo masih nanya!" ketus Adinda karena kesal dengan pertanyaan Gilang.

"Elah dasar mak lampir! Lagi sakit masih aja bisa ngomel." gumam Gilang yang untungnya saja Adinda tidak mendengar.

"Din, kok lo bisa jadi begini sih?" tanya Yong.

"Jahat banget sih lo pada! Bukannya langsung bawaain gua ke UKS tapi malah pada ngasih pertanyaan ke gua di tempat bau kayak kalian di sini." kata Adinda sambil mengerucutkan bibir.

Mereka menyengir sebentar, lalu tiba-tiba Aidan hendak ingin menggendongnya. Baru saja Aidan memegang tangan Adinda, tangannya pun langsung ditepis oleh Andri.

"Apa apaan lo pengen gendong-gendong dia! Mending gua aja, awas minggir!" ketus Andri.

Kini Andri mengangkat tubuh mungil Adinda dan membawanya ke UKS. Yang tubuhnya diangkat pun hanya diam sambil menatap mata indah milik Andri.

'Ganteng euy.'

Ya, kini Adinda baru menyadari kalau Andri ganteng, bahkan manis.

Setelah di UKS, Andri menaruh tubuh Adinda di atas ranjang dengan perlahan. Dan Yong pun mengambil kotak P3K.

"Din, kenapa lo bisa jadi begini sih?" tanya Andri sambil mengobati luka-luka wajah dan tangan Adinda.

"Iya, Din. Siapa yang bikin lo jadi begini?" tanya Gilang.

"Adinda." panggil Yong dan ia langsung mendapat tatapan horor dari sahabatnya.

"Apa lo?!!" ketus Adinda pada Yong namun gadis itu malah cengegesan.

"Hehe, Maaf ya?"

"Bodo ah!!" ketusnya lagi sambil membuang muka, sedangkan ketiga cowok itu mengernyit bingung.

"Emang si Yong salah apa sampai lo ketus gitu sama dia?" tanya Gilang.

Adinda menatap Gilang dan menghela napasnya pelan. "Tadi..."

Flashback ON

Setelah Adinda dan Yong selesai adu mulut karena mereka sempat berdebat tentang kecantikan. Tiba-tiba ia merasa ada sesuatu yang sedang ia tahan.

"Mmm.. Yong, anterin gua ke toilet yuk." kata Adinda sambil menahan untuk buang air kecil.

"Gak!" kata Yong yang berpura-pura masih kesal dengannya.

"Elah lu.. Ayo!!" Adinda yang berusaha menarik tangan Yong, tapi Yong tetap menahannya.

"Gak mau ah."

Andin [ˢᵉ૧ᵘᵉˡ ᴳⁱˡᵈᵃ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang