Adinda dan Gilang kini tinggal di sebuah apartement di Jakarta, sedangkan orang tuanya tinggal berada di kampung. Alasan mereka tinggal di Jakarta karena kalau di kampung mereka takut susah untuk mencari sekolah yang agak tinggian, apalagi jika nanti mereka ingin mencari kerja
Makanya mereka memutuskan pindah lagi ke Jakarta dan tinggal di apartement. Dan itu juga agar mereka bisa menjadi mandiri, masalah keuangan orang tua mereka yang akan mentransfernya.
Jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan lagi jika mereka kekurangan, karena Adinda dan Gilang hemat untuk memakai uangnya.
Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Adinda dan Gilang belum tidur karena mereka sedang asyik menonton film sambil berduaan, bahkan gelap-gelapan.
Tapi itu tidak masalah, karena mereka punya hubungan saudara. Bukan hubungan yang lain. Semua pegawai disana juga sudah mengetahui siapa Adinda dan Gilang, karena mereka berdua tinggal di apartement semenjak baru masuk jenjang SMA.
"Filmnya ganti dong, Din. Gak suka banget gua."
"Kalo gak suka gak usah nonton."
"Gua bosen."
"Nah yaudah nonton aja, lagi pula ini seru kok filmnya."
"Seru mata lo lima! Ini film isinya banci semua lo kata seru?"
"Enak aja lo bilang oppa-oppa gua banci! Ngaca dong, muka kayak bulu ketek kuda aja lo!"
"Ngomong apa lo barusan?"
"Ssttt... Diam lo ikan julung! Jangan ganggu gua." kata Adinda yang sedang menonton drama korea yang ada di laptopnya sambil di temani kripik singkong.
'Oppa-oppa? Itu bukannya merk hp ya? Lagi pula masih cakepan gua lah dari pada artis korea itu!'
"Din, oppa itu bukannya merk hp?" tanya Gilang polos. Saking polosnya hingga sebuah bantal mengenai tepat di mukanya.
"Itu Oppo, pea!"
Gilang diam, lalu tiba-tiba ia berdiri dan berjoget ala dangdut. "Oppo ora ema.. Tu--Aduh!"
Lagi-lagi Adinda memukulnya menggunakan bantal karena kesal melihat tingkah Gilang. "Bisa diam gak sih?!"
"Makanya ganti filmnya!"
"Gak!"
"Ganti!"
"Gak!!!"
"Ganti!!"
"Gak! Lo kan bisa nonton tv."
"Gua maunya di laptop."
"Yaudah ini nonton aja!"
"Gua gak suka korea."
"Gak peduli! Biarin gua senang apa." Gilang mendengus kesal, dan ia pun hanya menghela napasnya pasrah.
'Udah, Lang, lo harus ngalah sama Adinda. Lagi pula Adinda adik lo, cewek lagi, jadi mana mau dia ngalah.'
Gilang pergi ke sofa dan rebahan di sana sambil memainkan hp. Namun, tiba-tiba ada sesuatu yang mengganjal dipikirannya.
'Gua kepikiran apaan ya?'
Ketika Gilang sedang membuka Instagram, di sana ia tak sengaja melihat nama akun orang lain yang bernama Andri, dan itu membuat Gilang sudah teringat sesuatu.
'Andri? Nah.. Oh iya! Gua kan belum cerita sama Adinda tentang Andri di sekolah!'
Gilang meng-lock ponsel lalu menghampiri Adinda yang masih asyik dengan laptopnya. Tapi saat ia duduk di samping Adinda, Gilang terkejut karena melihat Adinda sedang menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andin [ˢᵉ૧ᵘᵉˡ ᴳⁱˡᵈᵃ]
Fiksi Remaja[ TAHAP REVISI ] ANDIN merupakan singkatan dari nama ANdri dan aDINda. Dimana keduanya itu harus berpisah karena Adinda telah ditemukan oleh keluarga aslinya. Lantas apa yang terjadi dengan perubahan sikap Andri sekarang setelah 3 tahun yang lalu Ad...