Andin [ˢᵉ૧ᵘᵉˡ ᴳⁱˡᵈᵃ]

Andin 32

Ada yang retak tapi bukan kaca.

~Andrian Faizal Anggara~
______________________________

Ada yang sobek tapi bukan roti sobek.

~Vioreza Arshaidan Nugraha~
______________________________

Dan ada kata maaf untuk hati yang tak sengaja ku lukai.

~Adinda Putri Anggraeny~

***

10.30 am

Drrttt.. Drrttt.. Drrttt

Andri is calling..

"ADINDA.. ADA VIDEO-CALL NIH DARI ANDRI!" teriak Gilang pada Adinda yang berada di kamar mandi.

"Iya sebentar! Angkat dulu aja, lang"

"Ini hp lo udah gua angkat"

"Maksudnya telponnya bego yang diangkat!"

Gilang tertawa kecil mendengar balasan Adinda, lalu ia menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan telpon dari Andri itu.

"Halo sayang...."

"Sayang pala lu monyet! Kok malah ada penampakan sih yang ngangkat telpon gua"

"Anying! Gua tutup aja ya telponnya"

"Ehh jangan dong, kan gua pengen ngobrol sama Adinda"

"Adinda nya lagi pergi sama cowok, tapi hp nya malah ketinggalan"

"Anjing! Jangan bohong lo"

"Yahh gak percaya, tadi pagi tuh ada teman dia datang kesini. Terus mereka pergi deh"

"JANGAN PERCAYA SAMA SI SENGKLEK, KAK! MUSYRIK" teriak Adinda yang baru keluar dari kamar mandi.

"Haha, emang gua gak percaya kok"

"SENGKLEK! SINIIN HP GUA!" kata Adinda yang langsung merebut hp nya.

"Toa! Biasa aja kali gak usah teriak!" kata Gilang.

"Dasar macan" gumam Gilang yang sedikit terdengar oleh Adinda, namun gadis itu hanya menatapnya tajam dan beralih pada telponnya.

"Kak Andrii... Si sengklek noh ngeselin banget jadi orang"

"Hahaha, kayaknya disana keadaannya gak pernah tenang kali ya. Ribut terus kalian"

"Semuanya salah Gilang duluan! Oh ya, by the way ada apa nelpon, kak?"

"Gak papa, cuma kangen aja sama lo"

Adinda terdiam dengan ucapannya, dan ia pun memperhatikan wajah Andri dari layar dan seperti merasa berbeda.

"Kak, lo lagi sakit ya? Kok pucat"

"Hah? Enggak ah"

"Tapi itu kayak kelihatan pucat"