Andin 2

894 55 9
                                    

Aku rindu kenangan bersamamu, rindu melihat senyumanmu, rindu bercanda denganmu, aku rindu segalanya tentangmu. Sampai akhirnya semua rindu itu hilang karena telah bertemu denganmu kembali.

~Andrian Faizal Anggara~

***

Tet Tet Tet

Bel istirahat akhirnya berbunyi, semua murid-murid di kelas pun langsung berhamburan menuju kantin. Dengan semangat, Adinda dan Yong bersenandung ria sambil bergandengan tangan menuju ke kelas Gilang terlebih dahulu.

Sesampainya di sana, mereka tidak melihat batang hidungnya Gilang. Tetapi mereka hanya melihat sahabatnya Gilang yang sedang tiduran di tempatnya dengan menelungkupkan kepala di atas meja. Adinda dan Yong menghampiri cowok itu.

BRAKK!

"Kodok terbang!" Sontak membuat cowok itu terbangun dan kaget. "Anjir berisik lo pada!! Datang-datang pada rusuh banget jadi orang." ketus cowok itu.

Dia, Vioreza Arshaidan Nugraha, panggil saja namanya Aidan/Idan.

"Sendiri aja, si Gilang sengklek mana?" tanya Adinda.

"Wah parah, kembaran durhaka lo!" kata Aidan. Adinda hanya memeletkan lidah.

"Gilang mana?" tanya Yong.

"Gak tau tuh anak, tadi dia pergi sama anak baru tapi gua lupa namanya. Terus gua ditinggal gitu aja, yaudah gua diam aja di sini."

"Anak baru? Cowok bukan?" tanya Yong.

"Iya, kenapa?"

Yong terdiam, Adinda dan Aidan mengerutkan dahi sambil menatap Yong dengan bingung. "Dia orangnya kayak berandalan gitu ya?" tanyanya lagi.

"Iya."

"Wah! Tadi pagi gua ketemu tuh sama orangnya, masa nyebelin banget tau ih! Rasanya pengen gua tendang."

"Emang dia ngapain elo?" tanya Adinda. Yong pun menceritakan kejadian yang tadi saat bertemu dengan cowok berandalan itu.

"Udah, neng, ceritanya?" kata Aidan setelah Yong selesai bercerita.

"Eh? Hehehe."

***

"Lo apa kabar? Udah 3 tahun ya kita gak ketemu." kata Gilang.

"Kabar gua buruk semenjak Adinda ninggalin gua gitu aja." jawab Andri dingin tanpa menoleh ke Gilang.

Mendengar jawaban Andri membuat Gilang merasa bersalah. Kini Andri sedang menaiki tembok dan duduk di atasnya sambil bersandar. Ia juga mengambil sebatang rokok lalu menyalakan korek api ke puntung dan menghirupnya.

Gilang yang melihatnya sangat terkejut, karena bagaimana bisa Andri yang dulunya polos berubah drastis jadi seperti ini?

"Lo... nge-ngerokok?" Gilang menatap Andri tak percaya.

"Kenapa?! Gak suka?"

Gilang menghela napasnya pelan. "Bukan begitu, kok gua heran aja sama lo. Perasaan dulu lo gak kayak gini banget, Ndri."

"Heran? Karena gua berubah ya?"

"Iya, kenapa lo jadi gini?"

"Lo pikir sendiri aja kenapa gua jadi seperti ini."

"Iya gua tau, gua hanya meyakinkan aja. Terus apa karena Adinda pernah ninggalin lo, lo jadi berubah gini?"

"Entahlah, mungkin ini terpengaruh karenanya, Lang."

Andin [ˢᵉ૧ᵘᵉˡ ᴳⁱˡᵈᵃ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang