Andin 37

112 9 5
                                    

-HAPPY READING-

***

Cinta sejati akan di uji dengan adanya kecemburuan.

~Andrian Faizal Anggara~

***

Perlahan-lahan, kini Adinda mulai menerjapkan matanya, kepalanya pun terasa pusing. Setelah ia melihat sekelilingnya, kerutan di dahinya pun muncul.

"Lah? Gua di rumah siapa?"

Adinda menatap ke sekeliling rumah besar ini dengan bingung, seingatnya ia sedang berada di dalam mobil bersama Luthfi, tapi sekarang kenapa tiba-tiba ia berada di rumah orang?

"Ekhem"

Suara deheman seseorang pun mengalihkan pandangan Adinda ke orang itu, ia melihat Luthfi yang berjalan menuju kearahnya.

"Luthfi? Eumm... I- ini kita di rumah siapa?"

"Rumah gua lah"

"Oh.. Kok kelihatannya sepi, pada kemana?"

"Gua tinggal sendiri" Adinda ber'oh'ria.

"Luthfi"

"Hm?"

"Kok... Gua bisa ada di rumah lo?"

"Tadi pas jalan lo ketiduran di mobil, padahal kan kita mau jalan-jalan masa lo tidur. Jadi yaudah lo gua bawa ke rumah gua" kata Luthfi, lalu ia tersenyum miring karena ia hanya bohong.

Sebenarnya saat di jalan, Luthfi sempat memberikan botol air mineral yang telah tercampur sesuatu ke Adinda. Hingga setelah Adinda meminumnya langsung terasa sedikit pusing lalu pingsan, dan akhirnya Luthfi membawa Adinda ke rumahnya.

Kini Luthfi mendekatkan tubuhnya ke Adinda dengan tatapan yang menurut Adinda aneh, gadis itupun bergeser sedikit karena ia mulai merasa risih. Namun tetap saja, Luthfi semakin mendekatkan tubuhnya ke Adinda.

"E- eumm.. Luthfi, l- lo ma- mau ngapain?" tanya Adinda gugup karena ia mulai takut, ditambah di rumah Luthfi hanya ada mereka berdua.

Luthfi masih menatap mata Adinda dengan lekat hingga Adinda menjadi tambah risih. Kini cowok itu mengunci pergerakan Adinda yang duduk di sofa, ia semakin mendekatkan tubuhnya hingga tinggal beberapa cm lagi.

"Are you ready for this play game? "

Adinda mengerutkan dahi. "H- hah? Game? "

"Yes, honey " jawab Luthfi sambil menyelipkan rambut Adinda ke belakang telinga, lalu ia mengusap pipi Adinda hingga ke leher. Gadis itupun merasa geli ketika lehernya disentuh.

Luthfi menarik lembut tangan Adinda untuk masuk ke kamarnya, Adinda sempat memberontak hingga Luthfi menjadi kasar menarik tangannya.

Setelah memasuki kamar, Luthfi mendorong tubuh Adinda ke kasur lalu ia mengunci pintu kamarnya.

"Luthfi lepasin gua mau pulang..!!!"

"Do you wanna go so as not to play with me? No! I will not let you go "

"M- maksud lo apa?! Jangan macam-macam, luth!"

Luthfi tersenyum miring, ia menggenggam pergelangan tangan Adinda dengan keras hingga Adinda kesakitan.

"Come on, Dinda! Mari kita mulai"

Luthfi memegang kedua tangan Adinda ke belakang dengan kencang, lalu ia mulai membuka baju Adinda dari bawah secara perlahan.

Andin [ˢᵉ૧ᵘᵉˡ ᴳⁱˡᵈᵃ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang