Andin 30

321 18 0
                                    

5 menit yang lalu bel pulang sudah berbunyi, sekolah mulai nampak sepi namun disana masih terdapat Andri dan Aidan yang sedang menuruni tangga sambil balap-balapan untuk menyusul Gilang yang sudah pulang duluan dengan sendiri.

Memang biasanya Gilang pulang bareng dengan Yong, namun saat ini Yong pulang bareng dengan Adinda karena mereka ingin sekalian pergi ke suatu tempat.

"Heh gua yakin Gilang pasti bakal milih gua karena gua yang terbaik buat Adinda" kata Aidan yang masih berlari.

"Halah gak mungkin! Lagian Adinda mana mau punya pacar kayak lo!" balas Andri.

"Kita lihat aja nanti!"

Kini mereka berdua telah berada di parkiran, segera mereka langsung menaiki dan menyalakan kendaraannya masing-masing sambil balap-balapan.

Lalu akhirnya Andri berhasil yang mendahului Aidan, Aidan pun menyusulnya yang tak kalah cepat. Sampai di jalanan mereka saling kebut-kebutan hingga orang-orang selalu berkomentar karena mereka membawa kendaraan dengan ugal-ugalan.

Namun tiba-tiba mata Andri tak sengaja menangkap objek orang yang sangat ia kenali tengah jalan berdua yang ingin memasuki sebuah kafe.

Andri pun memberhentikan motornya secara mendadak hingga Aidan yang di belakangnya nyaris menabrak motor Andri.

"HEH GEBLEK LO NGAPAIN REM MENDADAK?! MOBIL GUA HAMPIR NABRAK MOTOR LO YANG JELEK INI TAU GAK!" kata Aidan dengan meninggikan suaranya.

"Bacot lu tolol! Lagian lo ngapain di belakang gua? Jalanan luas tapi lo malah jadi buntut gua"

"Idih siapa yang ngebuntutin lo! Malah tadinya gua mau nyalip motor lo eh tapi ada mobil lain" kata Aidan lalu ia pergi, tapi sebelum itu Andri berhasil menahannya.

"Eh sebentar dulu jambul monyet!"

"Lo ngapain nahan gua? Takut ke balap?"

"Mana ada, justru gua mau ngasih tau lo soalnya tadi gua liat ada Gilang sama cewek pas masuk ke dalam kafe"

"Halah ngibul lo! Gua tau ini cara lo biar bisa balap gua lagi. Lagian mana mungkin Gilang jalan sama cewek lain"

"Terserah apa lo bilang! Kalo gak percaya ayo ikut gua" Andri pun menjalankan motornya menuju kafe lalu diikuti oleh Aidan.

Setelah sampai kafe, mereka berdua berjalan sambil mengendap-ngendap hingga ada orang yang mencurigainya.

"Heh mau ngapain lo? Mau maling ya?! Ngaku lo!" kata seorang lelaki paruh baya yang kelihatan curiga melihat tingkah Andri dan Aidan yang jalannya seperti orang mau maling.

"Apaan sih, pak! Sok tau banget jadi orang. Siapa juga yang mau maling. Nih asal bapak tau, rumah saya gede kayak istana ngapain jadi maling lagi" kata Andri.

"Terus kenapa kalian jalannya begitu? Kayak orang mencurigakan"

"Lah kaki-kaki saya. Atau bapak mau gendong saya biar saya jalannya gak kayak gini lagi?"

"Ogah! Badan kamu kan gede jadi berat" kata bapak-bapak itu lalu pergi.

Andri menganga dengan ucapan bapak itu yang tadi, sedangkan Aidan malah tertawa.

"Mata dia kotokan apa ya? Badan gua kecil kayak gini di bilang gede? Lah sendirinya gak ngaca padahal perut dia kayak balon meleduk gitu. Gua dong sixpack "

"Hahahaha"

"Gak usah tawa lu!"

"Sumpah pertama kalinya gua dengar ada orang bilang badan lo gede, hahaha ngakak anying"

Andin [ˢᵉ૧ᵘᵉˡ ᴳⁱˡᵈᵃ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang