Andin 20

359 29 0
                                    

Maaf bila aku telah menyakiti hatimu, maaf bila aku terlalu merelakanmu untuknya, dan maaf bila aku telah menutupi alasan dari mu tuk merelakanmu dengannya.

Karena, mungkin dengan merelakanmu akan membuat semuanya menjadi lebih baik, dan biarkanlah waktu yang akan menjawab dari alasan yang ku buat itu.

~Adinda~

^^
Adinda menatap selembar kertas yang sudah ia tuliskan kata-kata tersebut itu dengan sendu. Ia seperti merasa bersalah dengan Andri atas sikap yang kemarin terhadapnya mungkin membuat cowok itu sakit hati, ia tahu itu.

Tapi entah mengapa ia mempunyai perasaan yang sangat sulit di mengerti saat ia menulis kata-kata...

mungkin dengan merelakanmu akan membuat semuanya menjadi lebih baik.

'Why? Ada apa dengan perasaan gua ini? Seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi apa?'

Adinda mengusap wajahnya pelan dan menunduk, setelah itu ia kembali beralih ke kertas dan melipat-lipat kertas itu. Dengan kertas itu, Adinda ingin memberinya untuk Andri lewat Gilang saat istirahat nanti.

Yong yang sedang duduk di sampingnya Adinda, hanya menatap kasihan karena ia sudah tahu apa yang telah terjadi kini hubungan sahabatnya dengan Andri.

"Adinda, sebenarnya gua kasihan tau sama kak Andri gara-gara lo meminta dia buat putusin lo kayak begitu."

"Gua juga kasihan sih sama dia, tapi kalo hubungan gua sama kak Andri semakin dekat. Yang ada si Riska makin menjadi-jadi."

"Eh tapi ngomong-ngomong, bukannya lo gak cinta sama kak Andri dan emang gak mau pacaran? Tapi kenapa lo kayak sedih gitu?" pertanyaannya membuat Adinda menatap Yong.

"I dont know, gua juga bingung nih sama perasaan gua. Seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi gak tau apaan."

Yong diam sejenak sambil berpikir. "Apa lo mulai cinta sama kak Andri?"

Adinda mengerutkan dahi saat Yong berkata seperti itu. "Hah? Enggak kok."

"Yakin? Kalo lo memang mulai ada perasaan cinta selain cinta sebagai saudara angkat, lo gak perlu membohongi hati lo sendiri, Din. Karena dengan lo membohongi hati lo sendiri itu bisa bikin lo gak tenang."

Adinda hanya terdiam mendengar semua kata-kata Yong. Dan tiba-tiba Adinda merasa ada tepukan pelan di bahunya.

"Cepat atau lambat, suatu saat mungkin itu akan terjadi pada diri lo yang kedua kalinya."

Tet Tet Tet

Bel istirahat pun berbunyi, semua murid langsung pada keluar kelas menuju kantin.

"Hmm, gua ke toilet dulu ya? Lo kalo mau jajan duluan aja." kata Adinda yang diangguki oleh Yong, baru beberapa langkah ia ingin keluar kelas, Adinda balik lagi ke mejanya yang masih ada Yong.

"Oh ya, gua minta tolong dong, nanti kertasnya lo aja deh yang kasih ke kak Andri." katanya sambil menyodorkan kertas itu ke Yong.

"Oke."

Andin [ˢᵉ૧ᵘᵉˡ ᴳⁱˡᵈᵃ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang