06.00 am
"Heh, Adinda bangun! Buruan nanti kita telat curut!" kata Gilang yang sedari tadi tengah membangunkan gadis itu namun Adinda tetap tidak mau bangun, ia hanya berdeham.
"Adinda! Gua guyur ya?"
"Kalo kasurnya basah, lo yang jemur sendiri." gumam Adinda.
Gilang mengusap wajahnya kasar dan ia pun ke kamar mandi untuk mengambil gayung yang berisi setengah air. Lalu ia kembali menghampiri untuk menciprati air ke gadis itu.
"Mau bangun gak lo?! Bangun gak! Bangun! Susah banget sih lo dibangunin." kata Gilang sambil menciprat-ciprati air ke Adinda, namun tidak mempan.
"Ah gak berasa." gumam Adinda dengan mata yang masih tertutup.
Gilang mendengus kesal, mau tidak mau ia mengambil ancang-ancang untuk mengguyur gadis itu.
Baru saja ia ingin mengayunkan gayungnya, namun ada seseorang yang memanggil namanya hingga ia berhenti.
"Hehh sengklek! Mau ngapain lo?" kata seseorang yang berada di ambang pintu sambil menatap Gilang tajam.
"Nih mau guyur kebo kesayangan lo!"
Seseorang itu pun masuk ke kamar dan menghampiri mereka berdua.
"Taro gayungnya!" ketus Andri sambil melototi.
Gilang menghela napas kasar dan berjalan menuju kamar mandi. Andri menyibak selimut yang menutupi tubuh gadis itu.
"Heh Adinda bangun bangun!" kata Andri sambil menepuk-nepuk pipi Adinda pelan.
Adinda pun menepis tangannya lalu kembali tidur, Andri menarik tangan Adinda paksa agar gadis itu bangun.
"Ayo bangun sayang..."
"Gua gak sekolah, kak. Gua lagi pusing terus kayaknya gua demam deh."
Andri menempelkan punggung tangannya ke dahi Adinda, namun ia tidak merasakan panas dari tubuh gadis itu.
"Demam mbah mu! Udah buruan bangun. Mulai sekarang gua yang bakal antar-jemput lo ke sekolah."
"ALHAMDULILLAH AKHIRNYA GUA BISA BEBAS DARI KUTUKAN INI...!!" kata Gilang yang tiba-tiba loncat kegirangan seperti anak kecil. Andri dan Adinda hanya menatap Gilang bingung.
"Makasih ya, Ndri. Akhirnya gua bisa bebas dari kena amuk mak lampir bule yang tersesat di Indonesia kalo gua telat antar-jemput dia." kata Gilang.
"Apa lo bilang????" teriak Adinda sambil melototi cowok itu.
"Gak.. hehe."
Adinda hanya memutar bola matanya malas lalu kembali menatap Andri. "Emang kenapa? Kan masih ada Gilang yang udah jadi tukang ojek gua."
"Tukang ojek pala lo! Yee dasar mak lampir! Harusnya gua turunin di tengah jalan dah lu." ketus Gilang tak terima dirinya dianggap tukang ojek.
Adinda hanya memeletkan lidah.
"Udah udah! Din, gua kan sekarang pacar lo, jadi gua lah yang antar-jemput. Biarin kalo gua yang jadi tukang ojek lo deh, asalkan lo selalu aman sama gua. Dari pada sama Gilang, dia kan kalo bawa motor kayak mau ngajak mati."
Byuurrrr...
Gilang menyemburkan minum nya ke arah lain karena terkejut apa yang Andri katakan.
"Kenapa lo?" tanya Andri sambil mengangkat sebelah alis.
"Sumpah gua gak salah dengar? Lo pacaran sama Adinda, Ndri? Adik angkat lo? Wahh gila kali nih orang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Andin [ˢᵉ૧ᵘᵉˡ ᴳⁱˡᵈᵃ]
Teen Fiction[ TAHAP REVISI ] ANDIN merupakan singkatan dari nama ANdri dan aDINda. Dimana keduanya itu harus berpisah karena Adinda telah ditemukan oleh keluarga aslinya. Lantas apa yang terjadi dengan perubahan sikap Andri sekarang setelah 3 tahun yang lalu Ad...