Gimana? Udah capek ngejer gue belom?
*
El keluar dari kamar mandinya dengan handuk yang ia sampirkan di pundaknya. Berjalan ke meja belajarnya dan mengambil beberapa buku dari tasnya, namun terselip surat putih yang baru ia ingat itu dari gurunya. Di kira penting, El buru-buru mengambilnya dan ia buka. Terdapat kertas dan ia baca.
"Hai kak. Ini Dinda, adik kelas kakak. Kalau kakak lupa, anak yang telat waktu mos pertama itu. Hehe.
Maaf ya kak, ini bilangnya dari guru, soalnya ga berani ngasih langsung. Oh ya, ini no hp aku, 08**** chat ya kak:)
Sampai ketemu besok<3""Apaansi. Ga jelas banget, aneh dasar ni cewek." Tanpa El pedulikan, ia buang kertas itu.
****
Dinda POV."Kok gak nge chat ya, apa ga dikasih kali ya sama kakak itu, ihhh mana nihhh. Ga ada notif dari tadiii"
Dinda berjalan gontai menuju kelasnya. Tanpa semangat seperti biasanya, namun itu ada alasannya. Dinda menghampiri bangkunya yang di sana juga ada Meira, sahabatnya. Iya memang, baru-baru ini Dinda dekat sekali dengan Meira.
"Ra" panggil Dinda saat ia sudah duduk di bangkunya.
"Kenapa Lo? Doi la lagi?"
"Iya, masa kemarin udah gue kasih no hp gue tapi ga ada notif sama sekali dari dia."
"Ya lagian elo siapa dia? Kan dia juga ga kenal ke lo Din,"
"Kok Lo gitu si," Menatap Meira tajam.
"Ya terus Lo maunya gimana?"
"Ga tau deh, liat nanti" dan Dinda pun menelangkupkan kepalanya sambil terpejam.
Dinda POV end.
*
Bunyi bel istirahat sudah berdering 2 menit yang lalu, dan kini Dinda dan Meira berjalan beriringan ke kantin.
Mereka berdua duduk di bangku tengah kantin."Lo mau pesen apa?"
"Samain aja deh"
"Tumben, yaudah gue pesen dulu"
Meira berjalan ke salah satu warung kantin.Dinda? Dia sedang kembali dengan hpnya dan melihat postingan terakhir ignya.
"Gila sih El, gue juga percaya lagi sama itu anak. Tapi tapi, Lo nge chat dia gak? Tapi lumayan sih, cantik kok anaknya" ucap seseorang di meja seberang sana.
Namun suara itu cukup bisa didengar Dinda, dan dia menoleh dan di dapat kakak cogan yang ia idamkan selama ini bersama beberapa temannya. Dan juga ada cowok yang ia titipkan surat kemarin. Saat ia menoleh, cowok itu juga menoleh ke arah Dinda.
"Lah, itu anaknya noh. Yang kemarin nitip surat ke gue."ucapnya.
Lantas Dinda yang tersadar bahwa ia yang di omongin, dia membuang muka dan mencoba biasa saja kembali memainkan hpnya.
Tapi, seseorang menghampirinya dan berkata. "Lo yang nulis?"
"Ha?" Dinda yang gugup itu melihat kakak coganya yang berada di sampingnya.
"Lo budek? Lo yang nulis surat itu, dan Lo bilang itu titipan guru."
"Eh.. iya kak hehe" jawab Dinda.
"Sok akrab banget si lo"
Duh, gimana dong. Masa gue bilang kalo suka. Ya kali, terus gue mesti bilang gimanaaaa. Batin Dinda.
El berniat berjalan pergi, namun di tahan oleh Dinda.
"Em,, anu. Gue cuma mau deket aja kok sama sam lo. Hehe"
KAMU SEDANG MEMBACA
MOVE ON
Teen FictionKamu terlalu angkuh. Mentang-mentang disini aku yang selalu mengalah, kamu seenaknya berlaku tarik ulur. Tunggu saja, jika aku mulai mundur. ---------------------------------------------------- Gelael Delfano. Most wanted-nya kaum hawa dan kaum gay...