"Iya ma, bentar lagi pulang. 15 menit, janji." kata gue ke mama lewat telfon sambil liat jam tangan gue.
"Janji ya. Yaudah, hati-hati." jawab mama gue akhirnya.
Gue ngangguk dan matiin telfon.
Dan baru gue sadar, "lah o'on! Kenapa gue ngangguk? Kan gak keliatan," gue gercep nelfon mama gue lagi.
"Halo ma?" panggil gue.
"Hooh. Tadi aku nggangguk lupa kalo ini telfon. Yaudah ini mau pulang, tunggu."
Dan setelahnya, gue masukin hp gue ke dalam tas ransel gue.
Ngelewatin store es krim, ngebuat gue jadi ngiler. Tapi gue menimang, takut gendut.
Yaudah sih, beli aja. Hidup cuman one kali. Awoakakk.
Gue ngantri dikasir buat pesen, tiba-tiba. "Hei!"
Suara cowok ngagetin gue dari belakang. Setelah gue noleh dan tau dia siapa, nyesel gue noleh. Beneran.
"Siapa?" tanya gue sok gak tau.
"Masa lupa?" kata dia masih dengan senyumannya.
"Kamu siapa, aku kenal?" tanya gue. Cowok itu tertawa garing.
Walaupun garing, jangan lupa. Muka cogan nya gak akan luntur. Percaya.
"Itu loh, yang tadi. Salah mejaa" kata dia ngasih inget lagi ke gue. Ga perlu juga gue masih inget total kok.
"Oh," jawab gue manggut-manggut.
"Ini mbak," pelayan itu ngasih es krim cup pesenan gue.
"Berapa?" tanya gue.
"23 ribu"
"Nih mbak," bukan suara gue. Tapi cowok disamping gue.
Gue noleh ke dia tanda tanya lewat ekspresi gue yang mungkin, 'ngapain bayarin gue? Mau lo apa?! Gue bisa bayar sendiri.'
"Gak papa, pengen aja." kata dia yang mungkin udah paham.
*
"Btw, nama lo?" tanya dia setelah kita ngobrol sambil jalan."Dinda, lo?"
"Kevan."
"Mahasiswa?" tebak gue.
"Iya. Masuk semester 2, lo sendiri?" tanya dia balik.
"Gue pake baju SMA gini menurut lo gue anak SMA, SMP, atau TK?" tanya gue sarkastik.
Dia malah nyengir, "Oh iya ya."
"Kelas?" tanya dia lagi.
"Baru masuk kelas 1."
Setelah nyampe parkiran mall, sempet kita diem bentar.
"Gue harus manggil lo 'kak' gak nih?" tanya gue basa-basi.
"Terserah sih, wkwk"
"Lo gak gue anter? Mau sendiri atau bareng?" tawar dia ke gue.
"Nggak deh, udah pesen taksi duluan." jawab gue sejujurnya.
"Oh yaudah, gue duluan ya. Sampai ketemu lagi!" kata dia dan balik badan berniat pergi.
"Eh Van!" sergah gue dan Kevan noleh ke gue lagi.
"Lo gak minta nomer gue gitu?"
Kevan nahan tawa denger ucapan gue barusan, "Oke deh, gue minta nomer lo boleh?" taanya dia akhirnya dengan muka yang dibikin imut. Parah sih parah.
Gue ngasih hp gue ke dia, dan kita tukeran nomer.
"Gue duluan," pamit dia dan ngusap pucuk kepala gue, gak lupa senyumannya yang bikin gue nge-fly~
Sddghjahfs anjir. PANASH PANAS! BUTUH AIRRR!.
ASTAGA MEIRA! GAPAPA KOK GAPAPA, SALAH MEJA ATAU SALAH APALAH ITU JUGA GAPAPA. TAU GINI JUGA PUJI SYUKUR GUE :)
*
Pendek pendek yang penting up😂
Vomment jgn lupa!!!:)))))))
Next chapter baper"an yok?😗
Salam, author 😋
KAMU SEDANG MEMBACA
MOVE ON
Fiksi RemajaKamu terlalu angkuh. Mentang-mentang disini aku yang selalu mengalah, kamu seenaknya berlaku tarik ulur. Tunggu saja, jika aku mulai mundur. ---------------------------------------------------- Gelael Delfano. Most wanted-nya kaum hawa dan kaum gay...