15. Pengakuan

17 4 10
                                    

Pacar, gak semuanya bisa bikin lo bahagia.
Tapi sahabat, seenggaknya dia bisa buat kita ketawa.
Iya kan?


*

"Din?"

"Apasih?!" Gue nepis kasar tangan Meira dari bahu gue.

"Lo masih marah sama gue?"

Gue mengabaikan pertanyaan dia.

"Ih sumpah ih! Gue sama Kak El gak pernah jadian. Dia cuman ngarang aja sama lo kemarin" kata dia mencoba meyakinkan gue.

Gue tetep gak ngegubris dia.

"Beneran Din! Sumpah!" Kata dia sekali lagi.

"Emang kalo lo beneran jadian sama dia, gue bakal peduli gitu?" Jawab gue pada akhirnya.

"Gak. Mau lo jadian kek, tunangan kek, atau bahkan kawin kek sama dia? Gue.gak.pe.du.li!" Ungkap gue dan menekan lima suku kata terakhir dari kalimat gue.

"Enggak.. bukan gitu maksud gue Din, gue cuman mau ngelurusin aja. Gue sama kak El gak jadian. Lagian, emang segitu pentingnya kak El bagi lo? Sampe lo bersikap kasar kayak gini ke gue. Gue kira, persahabatan kita ini gak kalah pentingnya dengan persoalan cowok. Lo kayak gini ke gue, cuman karna cowok? Kebangetan tau gak."

Meira pergi gitu aja.

Gue berdiri dan nyoba nyusul Meira keluar kelas.

Dan ketika gue ngeliat dia lari gak jauh dari tempat gue, gue langsung lari ke arah dia.

Gue ngebalik badannya dan meluk dia,

"Sorry Ra," ucap gue lembut.

Awalnya dia diam, dan sedetik kemudian Meira balas pelukan gue.

"Lo gak boleh tau kayak gitu sama sahabat sendiri!" Kata dia sambil nangis sesenggukan tapi masih ingin terlihat galak.

Gue ketawa pelan dan ngusap punggung dia. "Iya iya.. sorry ya?"

Meira jawab dengan anggukan.

Kita pun melepas pelukan kita,

"Udah ah. Kelas yuk, jelek tau muka lo!" Canda gue.

Meira mengerucutkan bibirnya, "ih resek!" protes dia.

Kita jalan kembali kelas.

Tapi setengah perjalanan, Kak El jalan dari arah yang berlawanan dan gue tebak, dia bakal jalan ke arah kita.

Gue sebisa mungkin buat kejadian ini sebiasa mungkin.

Gue kembali lihat ke depan, dimana posisi kak El udah hampir deket.

Meira yang paham sama kondisi, dia coba ajak basa-basi.

Dan disaat kak El jalan pas disamping gue, ati gue deg-degan masyaallah!

Bahkan lengan dia dempetan ama bahu gue.

Bahu gue sampe ikutan melting! Parah!

#guealay

Dan kejadian itu berlalu begitu saja saat gue dan Meira lanjut jalan ke kelas.

*

6 days later..

Drrtt drrtt..

Ya? Halo..
Ada apa Ra?

Jalan yuk:)
Temenin gue beli sepatu..

Oke.
Jam 7 gue ke rumah Lo.

MOVE ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang