Bukan dia yang salah,
mungkin aku yang terlalu berharap?*
Hari ini, Dinda ke sekolah seperti biasa. Sesampainya di kelas, dia bertemu Meira yang sudah duduk di bangkunya."Hai Ra." Sapa Dinda yang langsung dijawab anggukan oleh Meira.
"Gue kemarin liat lo sama cowok, sapa?"
"Temen," jawab Meira.
"Oh...," "oiya Ra, Lo nanti temenin gue lagi ya. "
"Iya deh."
Pelajaran pun dimulai, sampai waktu istirahat tiba..
"Yuk Ra" ajak Dinda tak sabaran.
"Iya bentar.."
"Ayo Ra, keburu ke kantin duluan nanti."
"Duuh iya iya, ayo"
Dinda dan Meira berjalan menuju koridor sekolah dan naik ke lantai atas. Sesampainya di salah satu kelas, Dinda masuk ke kelas itu, ditemani Meira yang berdiri di ambang pintu.
"Cari sapa dek?" Tanya salah satu kakak kelas cewek pada Dinda.
"Kak El nya ada kak?"
"Oh.. Gelael, tuh. Kesana aja" tunjuk cewek itu ke salah satu bangku yang terdapat El baca buku duduk sendiri di sana.
"Iya kak makasih," ucap Dinda yang langsung menuju ke arah yang di tunjuk tadi.
"Kak, nih buat lo." Ucap Dinda menyerahkan kotak bekal.
"Buat?"
"Ya ga ada, cuman ngasih doang." Jawab Dinda yang masih memegang kotak bekal.
"Gue udah makan" yang masih membaca bukunya, tanpa melihat Dinda.
"Yah kak,, padahal gue udah masak."
"Gue gak nyuruh"
"Terima aja deh,"
"Meskipun gue ambil juga gak gue makan nanti"
"Gapapa deh, yang penting Lo ambil. Nih."
"Kok Lo maksa sih."
"Gue kan mau ngasih ini kak"
"Gue nya ga mau. Lo ngerti gak sih"
"Gue udah bikin ini loh kak. Masa Lo gamau ne--"
"Bacot banget jadi orang! Udah ya, Lo kasih aja itu bekal ke sapa kek gitu. Gue udah makan, Lo paham? Udah sono pergi."
"Ihhh!" ucap Dinda lalu melengos pergi dan melewati Meira yang sedari tadi menunggunya di ambang pintu.
Meira pun menyusul Dinda ke kelas.
Dan menemui Dinda yang sedang duduk di bangkunya."Udah deh Din, gak usah bete gitu."
"Gue udah masak tau. Masak nerima aja engga. Nyebelin!"
"Jangan kasih bekal lah kalo gitu"
"Terus gimana lagi?"
"Ya apa kek gitu. Menurut gue sih ya, kak El masih gengsi kalo di kasih kasih gitu. Kan dia juga belum kenal sama Lo. Lo coba deketin dia aja dulu, baru kalo kak El nya respon, baru tuh Lo kasih. " Ucap Meira panjang lebar.
"Oke deh. Ihhh, Meira mah debess!" Ucapnya sambil mengacungkan kedua jempolnya.
Pulang sekolah..
Dinda menunggu ayahnya seperti biasa di bangku yang ada di depan sekolah. Meira sudah pulang duluan dari tadi. Dia melihat jam tangannya, sudah pukul 14.30 berarti sudah 30 menit Dinda menunggu. Dia membuka hpnya dan mengirimkan pesan pada ayahnya. Di seberang sana, terdengar derum motor. Dinda pun melihat ke arah suara.
"Kak El?" Ucap Dinda setelah melihat siapa pengendara motor itu.
"Lo gak pulang?"
"Nunggu bokap jemput. Kenapa? Kak El mau anterin gue? Bentar deh, gue telfon bokap dulu. Biar gak jemput" ucap Dinda yang langsung mengangkat hpnya.
"GR banget lo. Gue cuma tanya." Ucapnya bersiap menstater motornya.
"Loh, ga pingin anterin gue gitu?"
"Siapa Lo?" Ucap El dan langsung pergi.
"Kak!" Teriak Dinda.
Dua kali gaes. sabar.. bentar lagi juga jadi Din. Sabarrr aja,, batinya.
Next ya..
Vote dari kalian dong?
Makasih:)Salam,author✌
KAMU SEDANG MEMBACA
MOVE ON
Teen FictionKamu terlalu angkuh. Mentang-mentang disini aku yang selalu mengalah, kamu seenaknya berlaku tarik ulur. Tunggu saja, jika aku mulai mundur. ---------------------------------------------------- Gelael Delfano. Most wanted-nya kaum hawa dan kaum gay...