12 | Janjian

127 24 4
                                    

"Han! Kantin, yuk." Ajak Sehun.

Pasti mau curhat nih.

Untung hati gue berapa lapis? Ratusaaan ...

Kalian pasti bingung, ya? Pasti pada bilang gue ga jelas, kan?

Gue ga suka, kok, sama Sehun. Gue emang udah ga pernah punya perasaan apapun lagi sama dia.

Beneran.

Cuma, saat ngeliat orang yang pernah bahagia sama lo lagi ngincer orang lain buat diajak bahagia bareng, meskipun udah mantanan, tetep aja hati gue sedikit tercubit.

Nyatanya gue nyaman-nyaman aja sekarang temenan sama Sehun.

Dan juga, gue paling males balik-balikan.

Ngapain balikan? Gimana, ya. Cowok, tuh, banyak dimuka bumi ini. Ga usah lebay, lah.

Jadi, gue emang ga punya alesan buat sakit hati atau cemburu yang gimana-mana.

"Curhat lagi?"

Sehun ngangguk.

"Sekarang siapa lagi?" Tanya gue pas kita udah duduk disalah satu kursi kantin.

"Bukan siapa, Han. Tapi apa."

Oh? Berarti Sejeong lagi?

Berarti dia bisa jadi memang serius sama Sejeong (:

"Oke. Jadi apa lagi sama Sejeong? Ada kabar apa?"

"Gue tadi malem chattingan sama dia. Niatnya, sih, mau ngajak dia nonton minggu ini."

"Minggu ini?"

"Iya. Hari minggu ini."

Tapi dia, kan, punya janji sama gue (:

"Udah diajak Sejeongnya?"

"Udah."

"Dianya mau?"

"Mau-mau aja. Minta nonton diBassura aja katanya. Padahal rada jauh, kan, dari sini."

"Hun, kita punya janji hari minggu ini buat nonton diKokas." Akhirnya gue ngomong juga, kan.

"Hah?" Dia cengo.

"Eh- tapi ga apa-apa. Cancel aja. Maksudnya, lo, kan lagi pendekatan sama Sejeong. Kalau gue, sih, gampang."

gaMpAnG (:

"Oke, gue cancel." Kata Sehun.

Hati gue mencelos. Kayak dicubit pake kuku. Kecil, tapi sakitnya ga abis-abis.

Mana abis itu dia fokus sama hapenya.

jADI DIA AJAK GUE KESINI CUMA BUAT GITU DOANG?

Mening gue balik. "Hun, gue-"

"Udah dicancel," kata Sehun nyela omongan gue.

"I-iya. Udah dicancel, kan, acara kita? Ya-"

"Gue cancel acara gue sama Sejeong, Han."

"Hah?" Sekarang gantian, gue yang cengo.

"Gue udah cancel acara nonton gue sama Sejeong minggu ini diBassura."

"The hell? I mean, why?"

"Because i want, maybe?"

Lah si tayo, gue nanya malah bales nanya.

"The fuck?" Eh- maaf. "Terus lo bilang ke dia apa alesannya?"

"Gue bilang ke dia kalau gue mau nonton sama lo minggu ini."

GUE UDAH PERINGATIN KALIAN KALAU SEHUN INI LESS-THINKING, KAN?

"Hell?" Ugh, keluar semua kata-kata curse gue. "Aduh, mampus. Ga enak, nih, gue sama dianya."

"Ga enak?"

"Iya, lah. Kan gue ngancurin rencana kalian berdua. Aduh."

"Harusnya dia yang ga enak. Kan gara-gara dia, lo jadi ga enak."

"Wait. Harusnya lo yang ga enak. Karena lo lupa ada janji sama gue, lo jadi janjian sama Sejeong. Dan pas lo inget lo punya janji sama gue, lo batalin janji lo sama Sejeong dan ngebuat gue ga enak."

"Hah? Maaf, Han. Sumpah gue ga ada maksud bikin lo ga enak gini. Gua bener-bener lupa kalo kita punya janji minggu ini. Gue janji ga akan gini lagi. Janji. Ini bakalan jadi yang terakhir."

Hm.

"Eung- ya udah. Lain kali jangan kayak gini lagi."

"Ya udah. Besok ke Kokas sekalian temenin gue buat beli mini note-book, ya."

"Untuk apa?"

"Untuk nulis jadwal agenda acara gue sama lo. Supaya gue ga lupa."

"Kenapa harus repot-repot?"

"Karena lo prioritas gue."

"Eh?"

Ex +hunhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang