"Bobb? Bobb, lo udah sadar?"
Bobby berusaha membuka matanya dengan perlahan, sayup-sayup telinganya mendengar suara dari beberapa orang yang sangat ia kenal.Cowok gendut itu sedikit meringis saat ia merasakan pusing yang luar biasa mendera kepalanya.
Matanya terbuka menampilkan Cantika, Kevin, Tio, Arga, bahkan orang tuanya sudah mengerumuninya yang tengah berbaring di ranjang dengan ruangan bernuansa putih yang baginya asing saat ini."Aku di mana?"
"Bobb, lo lagi di rumah sakit sekarang. Pas pulang sekolah tadi lo tiba-tiba aja pingsan, untung kita masih ada di kelas buat bawa lo ke rumah sakit."
Jelas Kevin yang disahut anggukan oleh Cantika, Tio, dan Arga."Iya sayang. Kamu sebenernya kenapa? Kalo kamu sakit kenapa kamu sekolah hari ini? Ibu dan Ayah kan jadi khawatir."
Ujar Donna sembari mengelus lembut rambut putranya yang tengah terbaring itu, "Bobby baik-baik aja bu, yah, maafin Bobby ya buat cemas kalian semua. Bobby cuma kecapek'an aja.""Kalo emang capek jangan dipaksain ya, Bobb. Takutnya nanti kamu sakit lagi."
Tambah Ayah Bobby, Harris memperingati anaknya. Bobby hanya mengangguk mendengar itu.Mereka semua nggak tau kalo sebenernya secara nggak langsung aku yang udah ngebunuh Rafa. Batin Bobby dalam hati.
"Oke, Ibu dan Ayah mau keluar dulu ya nemuin dokternya. Katanya tadi sih, kamu nggak kenapa-napa, kamu cuma kecapek'an aja. Ibu sama Ayah mau nanya dokternya kamu udah langsung boleh pulang atau nggak, kalo gitu Ibu sama Ayah pamit dulu ya. Kevin, Cantika, Tio, dan Arga, kami keluar dulu ya."
"Oke Tante!"
Jawab Kevin, Cantika, dan Tio serentak kepada Ibu Bobby, Donna.
Sedangkan Arga yang masih kelihatan tidak ingin bicara, hanya diam tanpa berkata apapun."Lo sebenernya kenapa, Bobb? Lo masih syok ya gara-gara kematian Rafa?"
Deg
Jantung Bobby yang awalnya berdetak normal kini meningkat menjadi dua kali lipat ketika Cantika menyebut nama Rafa barusan.
Entah mengapa nama itu menjadi sangat sensitif bagi Bobby sekarang.
Ketakutan akan bayang-bayang hukuman apa yang akan didapatkannya setelah polisi berhasil mengungkap fakta perihal penyebab kecelakaan Rafa nanti, membuat kepalanya kembali berdenyut setelah sebelumnya rasa pusing tersebut tadinya sudah menghilang."Y-ya. Kayaknya gitu."
Jawab Bobby akhirnya."Lo nggak boleh gitu, Bobb. Rafa bakalan sedih kalo ngeliat kita terus-terusan sedih di sana. Kita harus mengikhlaskan kepergian Rafa, meskipun rasanya emang sulit. Tapi, ini semua demi kebaikan Rafa, dia harus tenang di sana."
Sahut Tio dengan tatapan menerawang ke atas, seolah Rafa sedang melihat mereka sekarang."Iya Bobb, bener kata Tio, sekarang lo harus istirahat ya, gws. Gue mau pulang dulu, udah sore juga takut dicariin. Can, Yo, Ga, kalian ikut nggak?"
"Ya, ikut!"
Sahut Cantika dan Tio hampir bersamaan.
"Gue mau ngomong bentar sama Bobby, kalian duluan aja."
Jawaban dari Arga barusan berhasil membuat semua mata tertuju pada cowok tampan tersebut, merasa heran lantaran mengapa Arga hanya mau bicara dengan Bobby saja?Namun akhirnya Cantika, Tio, dan Kevin pun pamit pada mereka berdua setelah sebelumnya sempat mengucapkan get well soon pada Bobby dan berpesan pada cowok gendut itu untuk menyampaikan pada orang tuanya jika mereka pamit pulang terlebih dahulu.
"Mau ngomong apa, ga?"
Tanya Bobby penasaran.
Dalam hati Bobby juga merasa heran mengapa Arga tak mau membicarakan apa yang ingin dikatakannya di depan teman-temannya juga, bukan hanya dirinya?"Gue ngeliat Rafa tadi malem."
Bobby menelan salivanya dengan susah payah sembari menaikkan satu alisnya, "Ngeliat gimana maksudnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Terror✔️ [TAMAT]
HorrorDON'T COPY MY STORY! Kejutan pesta ulang tahun yang awalnya direncanakan untuk menghibur, malah berubah jadi pembawa maut. Di antara kelima orang sahabat yang tergabung dalam satu squad, yakni Unique Squad, yang menjadi perencana dalam kejutan yang...