TERROR • LIMA BELAS

666 47 9
                                    

KEEMPAT anggota unique squad saat ini tengah memarkirkan motor mereka masing-masing ke parkiran depan sekolah.

Meskipun jam sudah menunjukkan pukul 6 lewat 15 menit malam, tapi mereka semua tetap harus memecahkan misteri ini.
Beruntung mereka semua sempat mengabari orang tua masing-masing lewat telepon kalau mereka semua akan pulang terlambat dengan alasan ingin mengerjakan tugas kelompok.

Cantika, Kevin, dan Tio memandangi punggung Arga yang ada di hadapan mereka, "Lo yakin kita bakalan nyari Bobby ke sini?"
Tanya Kevin sambil mengeratkan gendongan tasnya.

"Gue rasa dia bener ke sini. Kalo emang nggak ada, kita lapor polisi minta bantuan para polisi untuk mencari Bobby."
Sahut Arga dingin lalu membuka pagar sekolah yang tidak dikunci dikarenakan masih ada anak paskibra dan anak dancer yang sedang latihan di sekolah.
Jika mereka semua sudah selesai latihan yang biasanya sampai jam 9 malam, barulah pagar sekolah akan dikunci oleh penjaga sekolah.

Cantika memandangi Kevin dengan tatapan yang mengartikan seolah ia keberatan akan perkataan Arga barusan. Namun Kevin hanya diam dan segera menyusul Arga yang sudah berjalan memasuki area sekolah.

Laki-laki berambut coklat itu tak tau harus berbuat apa lagi selain mengikuti Arga untuk mencari Bobby.
Meskipun dia tak ingin Bobby sampai ditangkap oleh polisi, tapi jika memang benar Bobby adalah penyebab dari tewasnya Rafa, dia bisa apa?

Cantika, Kevin, Tio, dan Arga berjalan melewati lorong sekolah sambil membuka satu persatu kelas yang mereka lewati untuk mencari Bobby, namun cowok berbadan gempal itu tetap tak bisa mereka temukan.
Sampai akhirnya, mereka sudah sampai di depan kelas mereka sendiri, yakni kelas XII IPA 2 dan langsung membuka pintu kelas, berharap Bobby memang ada di sana.

Krieeeeettttt

Suara pintu kelas yang terbuka memecah keheningan yang sedang terjadi pada mereka semua.

"Bobb?"
Gumam Cantika saat matanya mendapati Bobby tengah duduk sendirian tepat di bangku milik Rafa.

Arga yang juga melihat keberadaan Bobby yang tengah menundukkan kepalanya di bangku Rafa saat ini dengan cepat bergerak menghidupkan lampu kelas dan menghampiri cowok gendut itu.

Arga langsung menggebrak meja milik Rafa yang ada di hadapan Bobby, "Brengsek lo! Lo kan yang udah ngebunuh Rafa?! Kenapa lo lari, hah?! Lo takut?! Bisa-bisanya lo pura-pura nggak tau tentang penyebab kecelakaannya Rafa! Kenapa lo diem aja?! Lo nggak punya mulut, hah?!"

"Ga, stop!"
Bentak Cantika yang sudah emosi mendengar suara teriakan Arga yang memenuhi kelas saat ini.

Menurutnya cowok itu malah memperburuk suasana di saat yang tidak tepat.
Mereka butuh fakta yang sebenarnya dari Bobby, bukannya ingin langsung menuduhnya seperti ini.

"Gue nggak bisa berenti---"

"DIAM!!!"
Teriakan nyaring nan melengking milik Bobby terdengar memenuhi ruangan kelas membungkam keempat temannya tadi.

Bobby mendongak, membuat terkejut teman-temannya lantaran wajah cowok itu terlihat benar-benar pucat diikuti dengan matanya yang memutih. Dia menyeringai memandangi temannya satu persatu, membuat Cantika, Kevin, Arga, dan Tio menjadi seolah membeku di tempat, "B-Bobby?"
Ucap Cantika terbata membuat Bobby menggeleng cepat, "Bukan, gue bukan Bobby!"

Kevin, Cantika, Arga, dan Tio membulatkan matanya saat mendengar nada suara yang sangat mereka kenali saat ini dari Bobby, "Ra-Rafa?"
Ujar Arga syok.
Ternyata arwah Rafa sedang memasuki tubuh Bobby sekarang.

"HAHAHAHA!!!Halo teman-temanku."

Bulu kuduk keempat anggota unique squad saat ini menjadi berdiri ketika mendengar suara tawa yang menyeramkan dari Rafa barusan.

Terror✔️ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang