TERROR • ENAM

939 80 9
                                    

Arga, Rafa, Tio, dan Kevin kini sedang mengobrol sambil meminum es buah yang dibuatkan oleh Cantika, sedangkan cewek itu saat ini tengah berada di dapur untuk menyiapkan makanan untuk teman-temannya.

"Kalian tuh ya, ngerjain gue niat amat sih sampe lo Raf, gak masuk segala. Dan lagi, motor lo sampe di blongin remnya."
Tunjuk Arga yang hanya dibalas dengan cengiran oleh teman-temannya khususnya Rafa.

"Iya dong, demi temen, gue rela ngelakuin apa aja asalkan dia bahagia."

"Prett."
Jawab Tio atas pernyataan Rafa barusan, membuat Rafa hanya menjulurkan lidahnya.

"Kenapa juga sih kalian ngerencanain buat blongin remnya motor Rafa? Tanpa diblongin pun gue gak bakalan tau kalian bohong atau nggak."

"Kita takut aja lo nyobain motornya si Rafa, makanya kita sampe ngeblongin beneran."

"Yaelah vin, gue udah keburu shock mana mungkin gue sempet-sempetnya nyobain lagi."
Balas Arga lalu menyeruput es buahnya.

Cowok itu kemudian setelah selesai meneguk habis es buahnya, ia tersenyum tipis kepada teman-temannya, "Tapi...makasih ya atas hari ini."

"Nah! Gitu dong dari tadi, kan seneng juga ngedengernya, kita udah capek-capek buat rencana, lo malah cerewet lagi sama rencananya."
Protes Rafa dan disetujui oleh Tio dan Kevin dengan menganggukkan kepala mereka.

"Iya, iya. Eh, si Bobby mana ya? Kok lama amat videocall-annya? Emang videocall-an sama siapa sih?"
Tanya Arga tiba-tiba, membuat ketiga temannya langsung menyadari jika memang Bobby sedari tadi menghilang.

"Gue cek keluar deh."
Rafa beranjak dari duduknya lalu berjalan ke teras rumahnya.

Cowok itu menelusuri terasnya, tapi tak menemukan siapapun.
Rafa pun juga tak melihat keberadaan sepeda Bobby, membuatnya menggaruk kepala tanda kebingungan, "Lhaa kok nggak ada? Apa jangan-jangan Bobby diculik? Nggak ah ngaco! Atau mungkin...Bobby dimakan oleh hantu?"
Bulu kuduk Rafa merinding sendiri dengan kata-katanya, dengan cepat cowok itu masuk lagi ke dalam rumahnya, "GUYS, BOBBY DIMAKAN HANTU!"

Teriaknya yang berhasil membuat Arga, Kevin, dan Tio berdiri dari duduk mereka. Bahkan Cantika ikutan berlari ke ruang tamu menghampiri teman-temannya.

"Maksud lo apa?"
Tanya Kevin menghampiri Rafa yang ketakutan, "Bobby nggak ada di luar. Jangan-jangan dia dimakan hantu?"

"Emang sebesar apa hantunya mau makan Bobby? Hahaha bego amat sih lo Raf, dasar penakut!"
Tio menoyor jidat Rafa dengan kuat membuat Rafa meringis dan segera mengelus jidatnya.

"Iya, gue serius, bahkan sepedanya juga nggak ada!"

Arga menepuk jidatnya sendiri, kenapa dia harus punya teman semacam Rafa sih?
"Lalu, si hantunya juga ikutan makan sepedanya Bobby, gitu? Dasar bego! Mungkin Bobby udah pulang ada keperluan mendadak kalik. Bukan dimakan hantu."

"Bodo banget sih Raf, emang makan apa sih setiap hari? Gue sampe kaget dan ninggalin masakan gue, huh, udah ah gue mau masak lagi, padahal udah mau selesai, ganggu aja!"
Setelah mengatakan itu, Cantika segera kembali ke dapur milik Rafa untuk memasak kembali masakan yang dibuatnya.

"Lo tuh ya, udah yuk duduk lagi."
Ajak Kevin dan dituruti teman-temannya termasuk Rafa.

|||

"Pemandangannya indah ya kak!"
Vika menunjuk pemandangan di depannya, di mana ada sebuah danau dan matahari sedang terbenam menciptakan suasana sunset yang indah.

Bobby hanya tersenyum lembut dan mengangguk, "Iya, kayak kamu."

"Apa? Aku gak denger."
Vika memposisikan tangannya di telinganya, padahal cewek tersebut mendengar tapi sengaja agar Bobby mengulangi ucapannya.

Terror✔️ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang