TERROR • TIGA BELAS

636 47 4
                                    

"Kalian tau gak kenapa gue ngumpulin kalian semua ke sini?"
Kevin, Tio, dan Arga memandangi Cantika dengan kening berkerut sambil menggelengkan kepala berjamaah.

Cantika terdiam sembari memandangi temannya satu persatu, mereka semua sedang berada di kelas saat ini dan secara tiba-tiba saja saat mereka baru datang Cantika sudah mengajak untuk berkumpul dengan mendekatkan kursi mereka hingga membentuk lingkaran.
Beruntung hanya ada dua orang di kelas yang sudah datang saat ini, jadi mereka bisa membentuk lingkaran untuk memudahkan dalam berbicara.

"Di mana Bobby?"

Kevin menggerakkan kepalanya memandang ke arah bangku Bobby berada, "Gak tau. Mungkin masih sakit dia."
Sahutnya membalas pertanyaan Cantika.

Cantika pun kembali memfokuskan diri untuk mengatakan apa yang ingin ia katakan.
Gadis itu terlihat mengambil napas panjang sebelum akhirnya menghembuskan perlahan, "Gue ketemu sama hantu Rafa tadi malam."

Spontan saja Kevin, Arga dan juga Tio berpandangan satu sama lain saat mendengar pengutaraan Cantika.
Mereka meneguk ludah masing-masing pasalnya mereka juga mengalami hal yang sama seperti yang dialami gadis tersebut.

"Serius? Kok bisa?"

Cantika mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Tio, "Mana gue tau. Yang pasti dia kayak minta tolong gitu sama gue."

"Gak, masalahnya gue juga dihubungi Rafa tadi malem lewat wa. Dia juga minta tolong sama gue."

Kevin menaikkan satu alisnya, "Rafa ngehubungin lo? Kok bisa?"

"Gue juga gak tau vin, pas nama Rafa yang ngehubungin lewat wa gue tadi malem gue kira itu Mamanya atau siapapun yang megang wanya dia. Tapi...ternyata itu Rafa. Gue kenal suara dia, dan gue tau kalau itu benar-benar Rafa. Dia minta tolong sama gue, sebenarnya apa maksud dari semua ini? Kenapa Rafa ngedatengin gue dan juga Cantika?"

"Bukan hanya lo dan Cantika yang didatengin. Gue juga."
Arga menyahut perkataan Tio. Membuat Cantika, Kevin, dan juga Tio langsung mengalihkan pandangan mereka pada cowok tampan itu.

"Sebenernya gue gak ada liat sih sosok Rafa muncul di depan gue langsung. Tapi gue denger suaranya dia. Dia minta tolong sama gue juga."
Ujar Arga sambil mengingat kejadian tadi malam di saat ia mendengar Rafa memanggilnya di dapur ketika ia membuatkan susu untuk adiknya.

"Guys, serius sebenernya ini ada apa? Soalnya gue juga didatengin tadi malam."
Jeda sejenak, Kevin menundukkan kepalanya saat mengingat kejadian tadi malam yang begitu mengerikan baginya, "Rafa bilang ke gue kalo gue otak dari permasalahan ini, dia bilang gue yang punya ide acara ulang tahunnya itu. Kepala gue bahkan ditenggelemin beberapa kali saat gue lagi ke kamar mandi tadi malem."

"Seriusan?! Lo gak kenapa-kenapa kan vin?!"
Tanya Cantika khawatir, dan hanya dibalas anggukan oleh Kevin.

Cantika, Kevin, Tio, dan Arga saling berpandangan dengan wajah tegang, mereka semua tak mengerti apa yang membuat Rafa menghantui mereka.

Adakah sesuatu yang terlewatkan oleh mereka?
Jika iya, apa sesuatu tersebut?
Itulah yang memenuhi otak mereka sekarang.

"Sebenarnya apa ada sesuatu yang kita lewatkan soal kematian Rafa?"
Tanya Arga memecah keheningan yang sempat tercipta di antara mereka berempat.

"Kalau memang iya. Siapa yang salah sebenarnya? Siapa?!"
Cantika menyahut.

"Percayalah, hanya ada satu orang di squad kita yang menjadi pelakunya."
Ucapan dari Kevin barusan sukses membuat mereka berempat saling menatap curiga satu sama lain.

Mereka tidak sadar kalau ada satu orang yang belum hadir di antara mereka.

•••

Terror✔️ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang