11

1.9K 245 4
                                    

Sepertinya Guanlin menepati janjinya untuk belajar mengelola perusahaan mereka dengan sungguh-sungguh. Terlihat dari cara dia mengerjakan tugas-tugas yang sajangnim berikan.

Dari semua berkas pekerjaan Guanlin yang aku periksa saat ini, dikerjakannya dengan sangat sempurna. Sepertinya dia memang sepandai hyung nya. Tapi kenapa dia tidak mau membantu hyung nya mengurus perusahaan?

Aku menggeleng lemah, sepintas aku teringat ucapan Jeffrey yang sempat membuat kami tercengang waktu itu, jika Guanlin terlalu jenius untuk dibutakan oleh cinta.

Ah.. ternyata dia sama idiotnya dengan sajangnim untuk urusan itu...

"Noona," panggil Guanlin menginterupsi pekerjaanku.

Aku mendongak menatap nya dengan tatapan  bertanya,

"Kenapa?"

"Apa Noona sibuk? Pekerjaanmu banyak ya?" Tanya Guanlin dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Seperti yang kau lihat Guan," jawab ku. "Apa kau butuh bantuan Guan?" Sambungku.

Ah ya, aku memanggil Guanlin tanpa embel-embel 'tuan muda' meskipun dia adalah adik sajangnim karena dia sendiri yang memintanya. Dan Guanlin pun memanggilku dan juga Nayeon dengan embel-embel 'noona' karena sudah menganggap kami sebagai kakaknya.

Guanlin menggeleng lemah, karena memang pekerjaan yang diberikan sajangnim padanya sudah selesai

"Boleh aku membantu mu noona?" Tanya Guanlin membuat ku menatapnya kaget.

Apa anak ini benar-benar ingin membantu ku? Batinku.

Jujur saja, aku merasa sikap Guanlin sangat berbeda ketika bersama ku dan ketika bersama sajangnim. Dia selalu bersikap baik padaku, sedangkan kepada sajangnim dia selalu saja membantah dan menggerutu.

"Kau sudah banyak membantu ku hari ini, pasti membuat semua pekerjaan mu tertunda bukan?" Sambung Guanlin sembari meraih file yang sedang aku periksa, dia segera membuka laptopnya untuk membantu pekerjaanku.

Padahal aku merasa belum membatunya sama sekali, dan semua pekerjaannya yang selesai lebih cepat itu karena dia bersungguh-sungguh, bukan karena bantuanku.

"Aku bahkan belum membantu mu" lirih ku.

"Tidak apa noona, aku senang bisa membantu mu noona" jawab Guanlin.

Akhirnya aku meng-iyakan permintaan Guanlin, sungguh dia sama seperti sajangnim, pemaksa. Kami pun melanjutkan pekerjaan kami, dengan sesekali aku memperhatikan Guanlin, sepertinya ini terlalu mudah baginya.

####

Satu minggu berlalu setelah Guanlin bekerja di perusahaan, jika aku bisa memberi rekomendasi, aku akan merekomendasikan Guanlin untuk menjadi wakil direktur.

Guanlin adalah anak yang cerdas, tapi entah mengapa dia seolah menutupi siapa dirinya sebenarnya. Seolah dia hanya seorang anak manja yang tidak tahu apa-apa.

Seperti biasanya, siang ini kami makan siang bersama. Dan yah.. selama satu minggu ini aku lebih banyak bersama Guanlin dan mengawasi pekerjaannya dibanding bersama sajangnim.

"Guan, kau tidak menyusahkan noona kan?"

Pertanyaan yang selalu aku dengar setiap harinya dari Jeffrey untuk Guanlin. Dia juga selalu memastikannya pada ku.

Baik sajangnim, Baekhyun maupun Jeffrey selalu mengingatkan hal itu pada Guanlin. Menurut mereka Guanlin sering kali membuat ulah untuk membuat orang lain tidak betah mengajarinya.

|03| Give Me A Chance || Zhang YixingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang