21

1.1K 168 12
                                    

Air hangat yang mengalir dari shower mengguyur di seluruh tubuhku, membuat pagi ini terasa lebih segar. Aku keluar dari kamar Yixing bersamaan dengan sang empunya kamar keluar dari kamar sebelahnya.

Ia terlihat sudah berpakaian rapi meskipun outfitnya hari ini tergolong santai karena kami akan melakukan perjalanan ke Busan. Sedangkan aku hanya menggunakan sweater oversize milik yixing.

"Duduklah," Yixing menarik kursi di meja makannya dan menyuruhku duduk sementara dirinya menyiapkan sarapan untuk kami.

"Biar ku bantu," ucapku beranjak mendekatinya.

"Tidak apa, aku hanya membuat toast." Tolaknya halus.

Membuat toast memang tak butuh waktu lama, tapi aku cukup menikmati pemandangan di depan mataku. Aku memang selalu menyukai seorang pria yang bisa memasak meski hanya masakan sederhana.

Senyuman terbit diwajahku ketika melihat tangan terampil Yixing memotong buah-buahan. "Kenapa kau memandangiku seperti itu?" Tanya yixing masih berkutat dengan buah pir yang dipotongnya.

"Kau bisa memasak?" Tanyaku masih belum bosan memandanginya.

Yixing masih fokus dengan pisaunya, "aku hidup sendirian di Amerika, tentu saja aku bisa memasak. Masakan yang biasa dibuat oleh seorang pria."

Benarkah dia hanya bisa memasak makanan yang biasa dimasak seorang pria? Ah.. aku tak percaya, aku sangat menyukai pria yang pandai memasak. Dari cara Yixing menggunakan pisau dia terlihat seperti orang yang terbiasa memasak lebih dari itu. "Kau yakin hanya bisa memasak sedikit?" Tanya ku sangsi.

Tangannya terampil kini beralih menuangkan  smoothies buatannya ke dalam gelas. Terlihat smoothies yang cantik dan menggiurkan.

Yixing meletakkan dua piring berisi toast dan dua gelas smoothies dimeja makan. "Apa kau sangat menyukai pria yang bisa memasak?" Tanya Yixing sembari menyuap toast nya.

Aku menghentikan kegiatanku memotong toast, "hah? Ah.... ya tentu saja aku sangat menyukai pria yang bisa memasak. Terlihat sangat keren!" Ucapku antusias.

Yixing terkekeh sembari menggeleng kepalanya samar. "Jadi karena itu sedari tadi kau menatapku kagum?" Tanya Yixing menaikkan sebelah alisnya.

Seketika aku tersadar, "ti-tidak... aku.. tidak kagum pada orang sepertimu." Tolakku gelagapan.

Aku segera kembali fokus pada sarapanku yang belum tersentuh. Aku memotong toastnya dan memasukkannya kedalam mulutku. Toast yang sangat garing namun masih terasa lembut masuk kedalam mulutku. Ini sangat enak, Yixing membuatnya sangat sempurna.

"Benarkah? Tapi tatapan matamu terlihat berbeda. Biasanya hanya ada tatapan benci, marah, ataupun kesal." Ucapnya mencibir.

Aku meliriknya lalu tersenyum sadis, "aku akan selalu melakukannya!" Jawabku sinis.

Yixing memberengut kesal, ia memotong toastnya dan memasukkan ke dalam mulutnya kasar. Tingkahnya benar-benar konyol membuatku tersenyum kecil. Aku menyesap smoothies ku pelan. Rasa manis alami buah-buahan bercampur dengan yoghurt benar-benar segar. Tak ada rasa pahit atau aroma sayuran mentah didalamnya meskipun tadi aku melihat Yixing memasukkan beberapa lembar daun kale.

"Sepertinya kau lebih dari sekedar bisa masak." Gumamku setelah menyesap smoothies buatannya. Kibum oppa juga bisa masak, dulu dia pernah membuatkanku smoothies, dia termasuk mahir membuatnya. Tapi rasanya tak seenak ini.

"Kau tidak perlu tahu!" Jawab Yixing ketus. "Habiskan sarapanmu! Kau belum bersiap untuk ke Busan!" Perintahnya.

Sialan! Umpatku dalam hati.

|03| Give Me A Chance || Zhang YixingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang