Aku kembali ke ruanganku setelah meminta mereka melanjutkan makan siang mereka yang tertunda. Aku memperhatikan pintu ruangan Yixing yang tertutup rapat itu.
Rasa nyeri berdenyut di hatiku. Aku menyesal, menyesali apa yang sudah aku ucapkan pada Yixing. Air mataku kembali lolos, apa dia marah padaku? Apa dia akan membeciku? Semua pertanyaan itu berkecamuk dalam hatiku.
Aku mengusap air mataku kasar, lantas keluar dari kantor. Sepertinya aku butuh sedikit udara segar. Entah apakah dengan berjalan-jalan sebentar bisa membuatku lebih baik atau justru Yixing akan semakin marah padaku karena meninggalkan kantor.
Aku memang hanya berjalan di sekitaran kantor, karena aku tahu aku tidak bisa terlalu lama meninggalkan kantor. Itu hanya akan memperburuk keadaan saja.
Kriuuukkk...
Aku mengusap pelan perutku yang sudah berbunyi. Sepertinya cacing-cacing di perutku sudah berdemo minta untuk diberi makan. Kebetulan aku melewati sebuah toko kue.
Kling..kling..
Lonceng yang terpasang di pintu berbunyi ketika aku membuka pintu toko kue itu. Terlihat berbagai macam kue cantik tertata rapi di etalase. Aku memilih satu kue kecil dengan banyak potongan strawberry diatasnya.
Tanpa menunggu lama, setelah mendapat kue yang aku inginkan itu, aku segera mencicipinya. Kue lembut itu berakhir di mulutku. Manis bercampur sedikit masam segat dari buah strawberry dan juga cream chesee yang sangat lembut. Benar-benar perpaduan yang pas. Tiba-tiba saja keinginan membelikan kue ini untuk Yixing terlintas dipikiranku.
Yixing sangat menyukai makanan manis, ia juga pasti belum makan siang. Sepertinya kue akan membuat moodnya membaik dan juga setidaknya perutnya terisi makanan.
Aku segera memesan kue, macaron dan juga strawberry float. Setelahnya aku segera kembali menuju kantor.
"Seulna-ya, berikan ini pada sajangnim!" Aku memberikan nampan berisi kue dan minuman yang aku beli pada Seulna. Gadis itu mengangguk, lantas melakukan apa yang aku katakan.
Dengan penuh harap aku menunggu Seulna keluar dari ruangan Yixing. Ku harap Yixing tidak mengamuk karena Seulna mengganggunya. Tak lama Seulna keluar dari ruangan Yixing. Ia mengacungkan kedua ibu jarinya sembari tersenyum membuatku ikut tersenyum penuh kelegaan. "Sajangnim mau memakannya?" Tanyaku yang diangguki oleh Seulna.
"Apa sajangnim marah ketika kau masuk?" Tanyaku dengan hati-hati.
Seulna menggeleng tapi tersenyum miris, "Tidak eonni, tapi sajangnim terlihat melamun."
Ucapan Seulna membuatku terdiam, ini semua salahku. Aku yang tidak peka, seharusnya aku tahu Yixing tidak nyaman dengan perempuan-perempuan yang cenderung agresif. Bukankah kesalahpahaman kami dulu juga berakar dari itu? Ahhh kau bodoh Kim So Hyun.
⚫⚫⚫
Sudah tiga hari sejak kejadian itu, Yixing selalu mengabaikanku. Ia selalu membawa Seulna untuk menemaninya bertemu klien, dan juga selalu Seulna yang dia minta untuk mengurus berbagai hal.
Bukan aku cemburu pada Seulna, hanya saja aku merasa bersalah. Merasa bersalah pada Yixing, juga pada Seulna. Gadis itu pasti sangat repot mengurus semuanya. Meskipun memang itulah tugasnya. Aku pun jadi merasa tak berguna. Haruskah aku resign?
Seulna baru saja duduk di kursinya setelah mengikuti Yixing meeting, baru beberapa detik ia duduk, pintu ruangan Yixing terbuka, menampakkan sosok tampan yang beberapa hari ini membuatku gelisah. "Seulna, aku ingin cake seperti yang kemarin!" Ucapnya meminta Seulna membelikan dia cake.

KAMU SEDANG MEMBACA
|03| Give Me A Chance || Zhang Yixing
Fanfiction"Please Give me a chance" - Zhang Yixing "Noona, kau mau kan jadi kakak iparku?" - Zhang Guanlin "Ya... Ya.. Apa yang kau lakukan Zhang Yixing?" - Kim So Hyun First Published 25 march 2018 Cover by @whitelil_