51

7.4K 1.7K 399
                                    

Menjelang istirahat kedua, gue masih sibuk mantengin pelajaran matematika. Gue ini anak ips yang lebih demen ngitung, makanya akuntansi sama matematika tuh favorit gue. Harusnya sih IPA, cuman gue males liat istilah dalam pelajaran biologi.

Jaehyun tetep stay sama gue, begitupula anak nct lainnya. Sebagian dari mereka beneran ngajak gabung gue dan protect gue dari anak-anak yang masih sinis aja. Dilindungin sama mereka tuh bikin beberapa anak segan buat nyindir gue. Iyalah, personil nct lebih banyak dan lebih ditakutin sepertinya.

"Uyong, ngerti?" tanya Jaehyun pelan.

"Ngerti. Kenapa?"

"Kalo ntar dikasih soal, ajarin ya! Kayanya kalo lo yang jelasin, otak gue lebih nyerep deh."

Gue ketawa tanpa suara. "Iya iya pasti!"

Bener aja, kita disuruh ngerjain soal dari buku paket. Detik itu juga Jaehyun langsung rapetin bangkunya.

Hah.. Biasanya Hyeri sama Dayoon yang langsung nyamperin gue dan ngerjain bareng, tapi sekarang semuanya udah beda.

Pas gue sama Jaehyun lagi diskusi, tiba-tiba ada guru BK yang datang ke kelas. Semua murid langsung natap beliau.

"Han Sungyoung.." panggilnya dengan suara tegas.

Dengan ragu, gue angkat tangan. Ada apa nih? Kayanya ga mungkin kalo tentang masalah gue, kasus ditutup sementara dan juga Mingyu belum datang.

Apa Nancy ngadu yang engga-engga?

"Ke aula, kasus kamu disidang hari ini."

Deg!

Pandangan anak-anak jadi berubah haluan, sekarang ke arah gue. Jujur, gue deg-deg an. Apa BK dapet laporan lain atau gimana sih?

Gue berdiri tapi Jaehyun tahan. "Gue anter ya?"

"Ga usah, Jae. Gue sendiri aja."

Langkah kaki gue masih pincang jadi gue jalan dengan pelan.

Tring tring!!

Sialan!

Bel istirahat lagi ah! Feeling gue pasti banyak anak yang ke aula buat liat sidang gue, berita kaya gini bakal nyebar.

Sampe akhirnya gue di depan aula, bener aja kan beberapa anak udah stand by dengan keponya. Pada natap gue sinis gitu.

"Mampus!"

Celetuk salah satu anak. Disini gue ga liat tanda-tanda Mingyu, kak Soojung sama Jongin.

Di dalem sana udah ada ketua komite, beberapa guru BK, wakasek dan wali kelas gue. Dan wanita sialan itu udah duduk dengan wajah angkunya.

"Duduk!" titah kepala komite.

Lalu gue duduk dipinggir Nancy. Tangan gue tertaut erat diatas paha.

"Tanpa basa basi lagi, kita akan buka kembali kasus kalian yang kemarin dilaporin sama Mingyu."

Gue makin deg-deg an tapi berusaha santai. Bisa gue liat banyak siswa yang nonton dari jendela besar aula.

"Han Sungyoung, Nancy melaporkan kamu atas tuduhan fitnah dan buat dia rugi karena nama baiknya tercemar, ditambah dia juga mengakui kalo kamu main fisik sama dia. Saksinya banyak. Kesaksian dari beberapa anak yang ikut trip pun, mereka bilang kalo kamu jatuh dan tiba-tiba nyalahin Nancy."

Tangan gue terkepal erat, ketika gue nengok ke Nancy, dia nunduk sambil senyum tipis.

"Masalah ini sebenernya bisa diselesaikan baik-baik, cuman Nancy tadinya berniat laporin kamu ke polisi. Itu mungkin bisa berdampak buat sekolah kita, makanya kami semua sepakat buat adain sidang ini."

Fyi, di sekolah gue tuh kalo suatu kasus udah sampe diadain sidang gini, termasuk kasus berat. Biasanya terdakwa bakal dapet skorsing panjang atau lebih parah bakal di DO.

"Maaf sebelumnya, pak. Disini saya korban dari semuanya. Harusnya saya yang melaporkan semua ini ke polisi." kata gue berusaha tenang.

"Kamu ga punya bukti bahkan saksi, bagaimana kita atau orang lain percaya atas pernyataan kamu?"

Sebelum sempet gue jawab, tiba-tiba pintu terbuka. Sumpah gue bersyukur banget.

"Maaf, yang tidak berkepentingan dilarang masuk." kata salah satu guru BK.

"Maaf juga, saya dokter yang menangani proses visum Sungyoung atas kasus ini." kata Eunwoo tegas.

Cklk!

Lagi-lagi pintu terbuka, Allah mendengar semua doa gue. Kak Soojung datang sama salah satu polisi. Ga ada kak Jongin ataupun Mingyu disini. Kak Soojung jalan dengan angkuhnya, ditambah kacamata hitam yang bikin dia makin keren.

Seluruh jajaran guru yang ada disidang ini langsung berdiri begitu liat ada polisi.

"Saya pengacara Sungyoung! Dan bapak polisi ini dari satuan reskrim polres setempat. Kami punya bukti cukup kuat untuk membuktikan clien saya tidak bersalah sama sekali."

Soojung natap gue, lalu dia senyum. My angel!












"Dari hasil visum, goresan pada kaki Sungyoung disebabkan oleh benda cukup tajam. Bisa berupa pecahan batu atau beling. Maaf, bokongnya pun memar. Bisa disimpulkan jika ia jatuh ke belakang. Kalau dia jatuh sendiri, mungkin lukanya tidak akan seperti ini. Luka karena jatuh dan karena dicelakai itu bisa terlihat jelas perbedaannya." jelas Eunwoo.

"Dari tkp yang saya datangi, tempat Sungyoung jatuh itu tidak terlalu curam. Tangganya sama sekali tidak licin, tidak ada lumut ataupun basah. Saat hari kejadian pun, hujan tidak turun." tambah Soojung. "Saya punya rekaman cctv."

Terus kak Soojung ngasih flashdisk yang langsung dimasukin ke laptop. Dia buka-buka file gitu.

"Ini Sungyoung yang turun ke bawah sendirian, lalu Nancy ikutin dia. Kemudian Nancy naik lagi sendirian." jelas Soojung.

Para guru keliatan cukup kaget. "Tapi ini belum tentu salah Nancy. Ga ada rekaman lebih jelas kalo dia dorong Sungyoung."

"Jika bapak perhatikan lebih seksama sama durasi mereka turun, ini sangat ganjil. Gini loh, kalo misalnya iya Sungyoung jatuh sendiri, harusnya Nancy panggil anak-anak atau nolongin dia. Tapi ini engga, dia duduk kembali seolah ga terjadi apapun."

"ITU FITNAH, PAK!" bantah Nancy dengan dada yang naik turun. Dia panik, sodara-sodara.

"Fitnah? Bukti semua cukup kuat. Kamu harusnya ngaku atau saya akan bawa kasus ini ke jalur hukum!"

"Maaf, bukan saya memihak siapapun. Tapi menurut analisa saya pun, memang betul jika saudara Nancy yang melukai Sungyoung." tambah pak polisi.

Nancy mukanya bener-bener panik. Dia lalu natap gue dengan mata berair.

"Tadi di toilet, Sungyoung ngancam saya!"

Ok! Mungkin saatnya gue beraksi.

"Untuk tuduhan ini, saya punya bukti kalau Nancy yang memulai perdebatan."

Gue keluarin hp gue sendiri. Untuk hadepin uler ini, gue harus lebih cerdik. Tadi di toilet, gue ga gitu aja biarin dia ngebacot. Setelah liat dia, gue langsung buru-buru buka hp dan nyalain recording.

Semua yang ada disana menyimak dengan seksama.

Muka Nancy makin panik.

Dan gue senyum sinis. Gue deketin dia dan ngomong depan mukanya yang berubah drastis.

"Apa gue bilang? Lo salah udah macem-macem sama gue, Nancy."




Gengs, besok Idul Adha. Aku minta maaf kalo ada salah kata atau hal dariku yang menyinggung atau rada ga enak buat kalian. Mohon maaf lahir batin yaaa 🙏🙏

Enemy : (Mingyu Seventeen) √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang