77

7.3K 1.5K 299
                                    

Alhamdulillah hari ini gue udah boleh pulang. Setelah dua hari di RS, Mingyu udah pulang duluan kemarin. Ga ada luka serius, jadi dia boleh pulang dan tinggal pemulihan luka-lukanya. Gue juga sama sih sebenernya, cuman mama aja yang over. Malah tadinya gue disuruh seminggu di RS. Gue ga betah, makanya pengen pulang dan pengen masuk sekolah besok.

Gue pulang sama Eunwoo dan papa. Mama sama Lucas di rumah. Katanya sih mau ada perayaan kecil-kecilan gitu. Paling cuman makan-makan doang, itu juga cuman kita-kita.

Nyampe juga dirumah. Papa buka bagasi buat ngambil tas baju gue, sementara Eunwoo bantu gue turun dari mobil.

"Eunwoo, bantu Sungyoung masuk ke rumah ya!"

"Tas bajunya biar saya aja yang bawa, pak!"

Papa senyum dan geleng-geleng. "Gapapa biar saya aja!"

Eunwoo ngangguk dan kembali fokus ke gue. "Yakin ga mau pake kursi roda?"

"Yakin. Udah ga terlalu sakit ko, jalan juga biasa aja."

"Ya udah. Tapi harus tetep janji ya jangan banyak gerak."

"Iya iya."

Dengan setia dan penuh sabar, Eunwoo nuntun gue masuk ke rumah. Bener aja, rumah udah dihias sedikit. Ada balon-balon dan tulisan "Welcome back home, Sungyoung!"

"Ya ampun! Ini siapa yang bikin ginian?" tanya gue sambil ketawa.

"Lucas tuh, ngebet banget bikin kaya gini buat adiknya katanya." jawab mama sambil ikut ketawa.

"Coba cari diluar sana, tidak ada abang sebaik diriku."

"Iyain aja biar lo seneng."

Semuanya ikut ketawa. Bahagia banget kembali pulang dan ada orang-orang tersayang disini.

"Mama udah masak banyak banget. Ayo kita makan dulu!"

Gue narik Eunwoo ke meja makan. Oh iya btw, mama papa sekarang udah tau tentang hubungan gue sama Eunwoo. Mereka setuju-setuju aja. Kalo kata Eunwoo sih, dia ngasih tau mama papa waktu pesta perpisahan dia di RS.

"Mama masak kaya mau hajatan aja." celetuk gue. Ya iyalah ini banyak banget. Yang bikin kaget sih ada ayam kalkun utuh di tengah meja makan. Ini siapa coba yang sanggup abisin semuanya.

"Gapapa, hitung-hitung syukuran."

Mama dengan telaten ngambilin nasi buat papa, Lucas, gue dan Eunwoo. Terus dia heboh sendiri nyuruh kita makan ini itu.

"Sungyoung, kamu yakin ga berniat nuntut mamanya Chaeyeon?" tanya papa tiba-tiba.

"Iya, pa. Aku yakin. Chaeyeon lagi sakit tumor sekarang dan aku ga tega harus pisahin dia dari mamanya."

"Mama hargain keputusan kamu. Ya mungkin kamu ada benarnya juga. Chaeyeon ga mungkin bisa lewatin semua ini tanpa mamanya." tambah mama.

Kita lanjut makan. Diselingin sama obrolan-obrolan ringan.

"Eunwoo, kapan kamu berangkat?" tanya papa.

"Besok."

Prak!

Seketika gue lemes dan melepas alat makan dari tangan gue tanpa sadar.

"Tapi penerbangan malam, jam 10. Mungkin saya bakal berangkat sore dari sini." jawab Eunwoo lagi.

"Eunwoo, kamu nginep aja disini kalo kamu mau. Biar kamu punya banyak waktu sama Sungyoung." kata mama.

Eunwoo natap gue sekilas dan senyum. "Iya, bu. Nanti setelah ini saya pulang dulu buat prepare dan balik kesini lagi."

Enemy : (Mingyu Seventeen) √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang