6.

1K 137 39
                                    

Nih gw update 😚

...


"Katakan padanya kalau aku sedang sibuk," jawab Tzuyu ketika Laura menyampaikan pesan dari salah satu pelayan bahwa Sehun memanggilnya. Tzuyu mendengus kesal, memangnya lelaki itu siapa seenaknya saja memerintah?

Laura berdiri gelisah, dia tidak mungkin menyampaikan pesan seperti itu pada Sehun. "My Lady..."

Tzuyu mengalihkan pandangannya dariari jendela dan menatap Laura. "Kenapa? kau tidak berani?"

Laura menunduk dan menggaruk kepalanya. Tidak ada seorang pun yang berani. "Ya."

"Itu membuat keadaanku sulit. Dengar, aku tidak ingin menemuinya dulu. Aku sedang kesal."

"Mungkin sebaiknya anda bicara dengan Yang Mulia Sehun. Mmm..." Laura seperti ragu untuk meneruskan kalimatnya.

"Ada apa?"

"Sepertinya ada hal penting yang ingin disampaikan oleh Yang Mulia Sehun. Saat ini dokter kerajaan sedang berada bersamanya."

Tzuyu melangkahkan kakinya dengan malas. "Baiklah, aku akan menemuinya. Apa kau bisa menjaga Raya sebentar?"

Laura mengangguk. "Tentu."

Rasa enggan yang begitu besar memenuhi benak Tzuyu sepanjang perjalanan nya ke kamar Sehun. Jika Laura tidak menyebut nyebut soal "dokter kerajaan". Sudah pasti Tzuyu tidak akan datang. Seorang pelayan wanita yang mengantar nya terlihat kaku, dia tidak melihat ke Tzuyu, apalagi menyapa.

Pintu kamar Sehun berukuran lebih besar daripada pintu kamar yang Tzuyu tempati. Ketukan Tzuyu dijawab hanya dalam waktu beberapa detik. Tzuyu mendorong sekuat tenaga pintu yang berat itu, di dalam kamar tampak seorang pria tua tengah membuka perban yang melilit paha Sehun.

Seketika itu juga Tzuyu memalingkan wajahnya karena Sehun hanya menggunakan celana boxer.

"Apa yang membuat wajahmu seperti itu?" Tanya Sehun dengan geli, jika tidak ada dokter senior ini dia pasti sudah tertawa. "Bukankah kau pernah menjadi dokter pribadi ku..."

Wajah Tzuyu semakin memerah karena godaan Sehun. "Bicaramu sangat tidak sopan. Padahal aku ke sini atas permintaanmu, mereka bilang ada hal penting yang ingin kau bicarakan."

"Setidaknya orang yang sedang berbincang akan saling melihat satu sama lain," sindir Sehun karena Tzuyu terus memalingkan wajahnya.

"Setidaknya orang yang berbincang akan berpakaian dengan layak," balas Tzuyu tajam.

"Terkadang aku juga tidak terlalu memedulikan kesopanan," goda Sehun semakin senang tanpa memedulikan wajah si dokter yang penuh tanda tanya.

Tzuyu mendengus kesal, "seharusnya kau belajar sopan santun lagi!" Setelah berkata begitu, Tzuyu keluar dari kamar Sehun dengan rasa marah yang semakin memuncak.

Sehun masih tersenyum lebar ketika pintu berdebam keras karena Tzuyu membanting nya.

Setengah jam kemudian Sehun sudah berada di kamar Tzuyu, dia sibuk mengangkat Raya dan memutar nya seolah-olah balita itu tengah naik komidi putar.

"Ada apa?" Tanya Tzuyu tajam, dia baru saja keluar dari kamar mandi.

Aroma jeruk yang segar dan vanilla yang manis menyeruak ke hidung Sehun. "Aku ingin memberitahumu kalau aku harus ke London sekarang dan mungkin baru akan kembali ke sini tiga hari lagi."

"Terserah!" Tzuyu mendengus pelan dan mengambil Raya dari tangan Sehun.

Sehun tersenyum melihat wajah Tzuyu yang kesal, entah mengapa dia merasa Tzuyu terlihat lucu ketika memberengut marah. "Jika aku tidak ada di sini, kau tidak boleh pergi ke manapun. Tetaplah di Royal Palace sampai aku kembali."

Permata di Hatiku : ctz - oshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang