20.

767 114 82
                                    

Yang kgk vote gw doa in jomblo bhaks :v

...





Sepanjang perjalanan, Tzuyu tidak mau memalingkan wajahnya dari jendela mobil. Dia ingin merekam segalanya, semua pemandangan indah Freyster. Bangunannya yang klasik, sungai jernih yang mengalir di tengah ibukota, dan betapa bersihnya negeri ini. Tidak pernah Tzuyu melihat sampah berserakan sedikit pun.

Tzuyu mengganti baju Raya secepatnya, dia juga memilih pakaian yang tidak mencolok untuk dikenakannya. Celana panjang dari bahan kaus yang biasa digunakan untuk olahraga dengan jaket wol tipis ditambah dengan topi sepertinya bisa membantunya tidak terlihat sebagai seorang ratu. Tzuyu juga mengenakan kaca mata rayban agar tidak mudah dikenali.

Dia hanya membawa ransel kecil berisi paspor, dompet, dan keperluan Raya
Semua pakaian bagus dan perhiasan indah dari Sehun ditinggalkannya. Dia tidak memerlukan itu semua. Tiba di gerbang, lagi-lagi dia dihadang oleh penjaga. Tzuyu melotot dan berkata kalau mereka berani menghadangnya maka dia akan mengadukan mereka pada Sehun. Para penjaga itu pun akhirnya minggir dan Tzuyu bisa lewat dengan leluasa.

Tidak sulit menemukan taksi yang lewat di jalanan ini, hanya dalam hitungan menit Tzuyu sudah duduk manis di dalam taksi yang akan membawanya ke bandara.

Di tengah perjalanan Tzuyu berubah pikiran, jika dia pergi melalui bandara Freyster maka dia akan terlacak dengan mudah. Kemudian Tzuyu meminta sopir taksi untuk mengantarkannya ke terminal bus saja. Dia akan menggunakan bus antar negara untuk memasuki Dorman, ya... Tzuyu akan kembali ke Jakarta melalui Dorman.

Saat membeli tiket di terminal, seorang penjaga mengatakan bahwa dia sangat mirip dengan Ratu Tzuyu. Tzuyu tersenyum dan mengatakan bahwa beberapa orang juga berpikir seperti itu. Di dalam bus Tzuyu mulai berdebar, bagaimana jika ada yang mengenalinya?

Bus berjalan melalui jalan tol yang sepi, senja telah berganti malam. Raya mulai merengek lapar, Tzuyu segera memberikan roti lapis yang dia beli di terminal tadi. Raya pun makan dengan lahap sementara Tzuyu memandang putrinya dengan sedih, dia belum pernah memberikan Raya makanan yang dibeli, Tzuyu selalu memasak sendiri untuk Raya. Setelah kenyang, tidak lama kemudian Raya tertidur.

Tapi menyelimuti Raya dengan jaket dan memeluknya erat untuk menghalau udara dingin yang mulai menyergap mereka. Di malam hari pun Freyster masih terlihat indah, lampu-lampu penerang jalan mampu menerangi hingga ke pohon-pohon besar di sekitarnya. Dari kejauhan, sebagian besar bangunan menggunakan lampu hias kerlap-kerlip.

Bus terus melaju dengan kecepatan stabil di gelapnya malam. Tzuyu begitu tegang hingga dia tidak mampu memejamkan matanya sedikit pun. Arloji di tangannya hampir menunjuk ke angka delapan, apakah saat ini Sehun sudah sadar?

Tiba diperbatasan, bus berhenti untuk pemeriksaan rutin dokumen perjalanan. Seharusnya yang melakukan pemeriksaan adalah penjaga perbatasan Dorman, tapi kali ini penjaga perbatasan Freyster ikut naik kedalam bus. Tzuyu menduga telah terjadi sesuatu, mungkin orang-orang di Royal Palace sudah menyadari hilangnya Tzuyu. Mereka pasti mulai mencari, tidak... Tzuyu tidak mau kembali ke sana.

Seorang penjaga perbatasan Dorman yang mengenakan seragam putih biru mulai memeriksa dokumen penumpang bus sementara di sebelahnya seorang penjaga perbatasan Freyster yang mengenakan seragam hijau memegang foto Tzuyu dan Raya dalam ukuran besar, dia sedang mencari Ratu Tzuyu!

Tzuyu mulai ketakutan, rasa cemasnya naik hingga ke ubun-ubun. Dia menutupi seluruh tubuh Raya dengan jaket hingga menyerupai gulungan pakaian. Jantungnya berdetak semakin cepat ketika para petugas itu mendatanginya.

Permata di Hatiku : ctz - oshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang