19.

673 111 90
                                    


...





Happy reading 🦄















Chester Stamp membanting dokumen ke atas meja, ini sudah yang kesekian kali dia melakukannya. Pria kurus tinggi itu terlihat sangat emosi, wajahnya Semerah kepiting rebus dan urat-urat di lehernya menonjol keluar ketika dia berteriak-teriak pada Sehun yang duduk dengan tenang di belakang meja kayu persegi.

Saat itu Sehun dikelilingi lima pria bersenjata laras panjang, mereka mengenakan topeng rajut yang menutupi seluruh wajahnya. Stamp kembali menempelkan pistolnya ke pelipis Sehun dan mengancam pria itu agar segera menandatangani kertas-kertas yang ada di hadapannya.

Sehun tidak menggubris ancaman Stamp. Dia tidak pernah takut pada ancaman dalam bentuk apapun. Apalagi dia tahu kalau Stamp gagal di Royal Palace. Saat ini Stamp tidak punya kartu truf, dia tidak akan mendapatkan apapun meskipun membunuh Sehun. Kecuali jika dia bisa membunuh Sehun dan Tzuyu sekaligus.

Seorang pria dengan pakaian yang bernoda darah masuk ke ruangan itu dengan tergesa dan melaporkan bahwa mereka telah kehilangan separuh dari orang-orang mereka. Dia juga melaporkan bahwa Ratu Tzuyu terlihat di antara tim yang menyerbu mansion.

Wajah Sehun berubah tegang, dia tidak pernah menduga kalau Tzuyu akan berada di sini, saat ini. Sehun sudah tahu bahwa akan ada tim yang datang menjemputnya karena dia sudah membuat kesepakatan dengan Raja Siwon saat raja tua itu datang ke Royal Palace minggu lalu. Raja Siwon akan membentuk tim khusus yang dikepalai oleh Yesung jika terjadi sesuatu pada Sehun. Yang tidak dia mengerti adalah mengapa Tzuyu ikut?

Sehun seketika berdiri dengan wajah penuh amarah yang mengerikan ketika Stamp memerintahkan anak buahnya untuk membawa Tzuyu hidup-hidup kepadanya.

"Jangan coba-coba!" Kedua telapak tangan Sehun terkepal erat.

Stamp menyeringai. "Dan bawa wanita itu ke kamar tidurku!" Stamp memberi perintah pada orang-orang yang segera bergerak keluar dan meninggalkan Stamp berdua dengan Sehun. "Duduklah, Sehun." Stamp mengarahkan pistolnya ke kepala Sehun. "Mari kita bicara tentang Bold."

Dengan menahan amarahnya Sehun kembali duduk, bukan takut pada todongan pistol Stamp tapi takut karena Stamp berhasil menangkap Tzuyu, maka pria jahat itu akan punya alasan kuat untuk membuat Sehun menandatangani kertas-kertas sampah itu.

Sementara itu, baku tembak yang sengit tidak bisa lagi dihindari di sayap timur. Tzuyu menggenggam erat-erat pistolnya namun lucunya dia tidak memiliki kesempatan untuk menembak. Ketiga pria yang bersamanya ternyata memang terlatih, mereka maju menyerang sambil melindunginya. Tzuyu merasa sebagai domba kecil yang dijaga oleh tiga penggembala. Tapi apalagi yang bisa dia lakukan? Dia bahkan tidak bisa bergerak ke mana pun di tengah hujan peluru yang berdesing di udara.

Yesung datang dengan sisa timnya memberi bantuan, satu per satu musuh berjatuhan. Tim yang bergerak bersama Yesung adalah para sniper yang terpilih melalui proses ketat, jadi menembak dalam jarak dekat bukanlah suatu kesulitan bagi mereka. Setelah baku tembak tidak terdengar lagi mereka pun bergerak memeriksa satu per satu ruangan yang berada di sayap timur.

Tzuyu mempercepat langkahnya, kali ini dia tidak ingin lagi menjadi domba kecil. Tzuyu berlari untuk membuka pintu di ujung lorong. Tangannya tetap siaga dengan pistol, namun dia juga tidak bisa memungkiri kalau jauh di dalam hatinya terdapat rasa takut yang amat sangat. Dengan hati-hati Tzuyu memutar kenop pintu dan membuka pintu dengan cepat, tangannya lurus siap menembak ketika pintu terbuka.

Permata di Hatiku : ctz - oshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang