10.

817 137 56
                                        

Happy Reading 💦







Pagi ini Tzuyu sengaja melewatkan sarapannya, malas sekali rasanya kalau harus bertemu dengan Sehun. Pertemuan nya dengan pria itu semalam tidak berakhir baik, Tzuyu berulang kali melontarkan kata-kata tajam dan itu cukup untuk membuat Sehun berpikir dua kali jika ingin memanfaatkan Tzuyu untuk sesuatu.

Seorang pelayan mengantarkan sarapan ke kamar untuk Tzuyu karena Raya sudah sarapan bersama Sehun. Tzuyu merasa tidak enak hati pada pelayan itu karena harus menambah daftar pekerjaannya, dia bertekad untuk sarapan di dapur saja bersama kepala koki daripada harus dilayani sampai seperti ini. Masa bodoh dengan pendapat orang!

Roti panggang, selai marmelade, dan secangkir teh. Tzuyu memandang sedih menu sarapannya. Dia ingin makan nasi uduk, atau lontong sayur...

Rasa lapar membuatnya menghabiskan sarapannya dengan cepat. Astaga, sama sekali tidak mengenyangkan! Tzuyu memandang keluar jendela dengan sedih... Bahkan cuaca pun seakan ikut merasakan kesedihan nya.

Langit sangat gelap, sepertinya hari ini tidak akan ada sinar matahari. Semalam televisi memberitakan peringatan untuk tidak berkendara hari ini karena akan ada hujan badai. Bagus sekali, gerutu Tzuyu.

Tzuyu belum pernah mengalami hujan badai sebelumnya, tapi dia pernah melihatnya di televisi. Itu mengerikan... Apakah Royal Palace aman dari badai? Semoga tidak akan ada tembok rubuh atau mobil yang mendarat di atap.

Awan tebal bergulung-gulung, warnanya yang kelabu pekat membuat Tzuyu merinding. Ya Tuhan... Dia sama sekali tidak menyukai Freyster. Sumur hidup tinggal di Jakarta tidak pernah sekalipun Tzuyu melihat awan seperti itu. Tzuyu bergegas mencari Raya, putrinya itu saat ini pasti tengah bermain bersama Laura.

"Sebaiknya kita kembali ke kamar, aku tidak suka cuacanya," ujar Tzuyu ketika menemukan Raya dan Laura sedang menonton film kartun di ruang audio visual milik Sehun.

Raya menggeleng. "Dak mau!"

"Tapi, sayang, mama merasa cemas kalau kau jauh dari mama. Bagaimana kalau terjadi hal buruk karena badai nanti?"

"Tidak apa-apa, Miss Tzuyu. Royal Palace sangat kokoh, kita akan tetap aman selamat berada di dalamnya." Laura menenangkan Tzuyu.

"Kau yakin?"

Laura mengangguk. "Sangat yakin. Saya pernah mengalami badai petir dengan langit yang sangat hitam. Itu baru mengerikan."

"Aku berharap bisa segera pulang ke negaraku. Di sini mengerikan," desah Tzuyu kemudian duduk di salah satu kursi kosong.

"Cuaca buruk hanya datang sesekali, bahkan ada kalanya dalam satu tahun sama sekali tidak ada. Anda harus melihat musim semi, sangat indah..."

"Aku tetap lebih suka tinggal di tempat yang aman." Tzuyu memejamkan matanya dan membayangkan apartemen.

"Kalau anda merasa bosan, di rak itu ada film-film baru. Apa Miss Tzuyu mau menonton?"

Tzuyu menggeleng. "Mungkin nanti." Ruangan ini tidak terlalu besar tapi sepertinya interior nya sengaja dirancang untuk memaksimalkan efek audio dan visual film. Apa Sehun suka menonton film?

Tzuyu menggeleng-geleng lagi, kenapa dia harus peduli apa yang disukai Sehun...

"Ada apa, Miss Tzuyu?" Laura melihat bingung karena Tzuyu menggeleng-geleng.

Permata di Hatiku : ctz - oshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang