Jangan lupa vote oke! :v
Celotehan Raya membangunkan Tzuyu. Saat membuka mata, yang pertama dilihatnya adalah Laura yang sedang menyisir rambut Raya. Sepertinya Raya baru saja mandi.
Sinar matahari sore menembus masuk melalui jendela yang masih terbuka. Tzuyu berdiri dan melangkah ke cermin. Dia masih mengenakan gaun yang sama, hanya rambutnya saja yang berantakan. Kelopak matanya kemerahan dan sedikit bengkak, selebihnya... Dia hidup. Dan itu semua berkat Sehun.
Mata Tzuyu berkaca-kaca lagi, dari wajah Laura yang tegang Tzuyu bisa menerpa kalau Sehun pasti masih belum ditemukan.
"Sudah ada petunjuk?" Tanya Tzuyu sambil membuka gelungan rambutnya.
Laura menghembuskan napas sekali sebelum menjawab pertanyaan Tzuyu. "Salah satu penyerang telah dikenali. Dia adalah orang sama yang pernah mengawal Chester Stamp ketika mereka datang ke sini beberapa minggu lalu."
Tzuyu duduk di depan meja rias dan menunduk sambil mengusap wajah dengan kedua telapak tangannya. Jadi memang Stamp yang melakukannya.
Sehun pernah menceritakannya pada Tzuyu, tujuan Stamp adalah Bold. Tzuyu masih ingat cerita Sehun mengenai revolusi dan perubahan sistem pemerintahan, apakah sekarang Stamp benar-benar menjalankan rencananya seperti yang telah diperkirakan Sehun? Itu berarti Sehun berada dalam bahaya, begitu juga dengan dirinya dan Raya.
"Jadi Stamp sudah memulai rencananya," gumam Tzuyu.
"Lady," Laura nampak bingung, "tidak butuh waktu lama bagi orang itu untuk mengetahui bahwa sekarang anda adalah ratu yang memegang kekuasaan sementara. Saat ini Chester Stamp pasti sedang mengincar anda juga karena menurut peraturan kerajaan Freyster, jika raja tidak bisa memimpin maka kekuasaan akan diberikan pada pewaris tahtanya, tapi jika pewaris tahta masih terlalu muda maka untuk sementara ratu lah yang akan memimpin."
"Apa yang harus kulakukan?" Tzuyu menata bayangannya di cermin.
"Pergi secepatnya dari sini. Sembunyi, sampai kita tahu keadaan Yang Mulia Sehun."
"Untuk berapa lama? Sampai kapan kita harus bersembunyi? Bagaimana jika Sehun tidak kembali lagi?"
Laura tegang, dia juga tidak tahu apa yang selanjutnya akan terjadi. "Tapi anda dan Lady kecil tidak akan aman berada di sini."
Tzuyu berpikir keras, jika di adalah Sehun, apa yang akan dilakukannya?
Raya tidak boleh terlibat dalam situasi ini, putrinya adalah orang pertama yang harus di amankan. "Laura, apa Mark masih di sini?"
"Masih, Lady. Saya memintanya menunggu," jawab Laura.
"Baiklah, Laura, kau dan Mark akan membawa Raya ke Widlow. Tetaplah di sana sampai aku datang menjemput, dan berhati-hatilah di jalan karena tidak akan ada pengawal yang ikut bersama kalian."
"Tidak ada?" Ulang Laura dengan bingung.
"Jika kau pergi diiringi para pengawal maka itu akan terlalu mencolok, Stamp akan tahu. Kau harus mengganti bajumu dengan seragam petugas kebersihan di sini dan Raya akan dibungkus dengan tumpukan kain sehingga tidak ada yang mengetahui kalau dia sudah keluar dari Royal Palace."
"My Lady! Anda sebaiknya ikut bersama kami, di sini terlalu berbahaya." Laura menggigit bibirnya dengan cemas.
"Dan meninggalkan Sehun?" Tanya Tzuyu dan berdiri mendekati Laura. "Aku tidak bisa."
"Tapi, Lady..."
"Bukankah tadi kau bilang kalau sekarang akulah yang memimpin?" Tidak bertanya sambil menatap Laura yang mengangguk. "Jadi pergilah sekarang juga. Jaga Raya untukku."
"Bagaimana dengan anda?"
"Aku akan mencari cara untuk mengembalikan Sehun ke sini," jawab Tzuyu mantap. Saat ini dia memang belum tahu bagaimana tapi jika dia gigih berusaha, pasti dia akan menemukan caranya.
"Lady..." Laura terlihat ragu.
"Sekarang, Laura. Kita tidak punya banyak waktu."
Laura segera mengemasi keperluan Raya dan membungkus Raya secepat mungkin dengan tumpukan selimut. "Ayo, sayang. Kita pergi jalan-jalan, kau mau?"
Raya mengangguk senang dan Tzuyu melihatnya dengan sedih.
"Peluk mama, sayang. Jangan nakal, ya," ujar Tzuyu lalu mencium Raya lembut. Dadanya terasa sesak, dia belum pernah berpisah jauh dari Raya apalagi untuk waktu yang belum bisa dipastikan seperti sakarang.
Raya balas memeluk Tzuyu. "Mama janan nanis..."
Air mata Tzuyu berderai semakin deras. "Mama tidak menangis, sayang. Main sama Laura dulu, ya. Nanti mama menyusul." Tzuyu mengangguk pada Laura agar mereka segera pergi dari Royal Palace.
Air mata Tzuyu masih berderai di sisi jendela kamar ketika menatap truk Mark yang meninggalkan halaman Royal Palace bersama Laura dan Raya di dalamnya. Tuhan... Lindungi putriku, aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri jika dia terluka.
Apa yang akan dilakukan Sehun dalam situasi ini? Tzuyu berdiri cukup lama di depan jendela kamar dan terus berpikir keras. Tidak ada satu pun ide di kepalanya, jadi dia memutuskan untuk pergi ke ruang kerja Sehun.
Tzuyu menggeledah ruang itu, berusaha mencari apapun yang bisa dijadikan petunjuk. Mungkin Sehun telah menyusun sebuah rencana dan menyimpannya di salah satu bagian kamar ini. Dan ketika dia tidak menemukan apapun, Tzuyu duduk di kursi yang biasa di duduki Sehun saat bekerja. Dia merasa sangat bodoh, Sehun tidak mungkin menuliskan semua rencananya di buku jurnal.
Baiklah, jika aku adalah Sehun apa yang akan kulakukan untuk mengatasi krisis ini? Tzuyu menelungkupkan kepalanya di meja Sehun, dia bukanlah kepala negara juga tidak pernah mendapatkan pelatihan militer. Apa yang bisa dia lakukan?
Hari mulai gelap, tanpa terasa Tzuyu duduk selama dua jam lebih tanpa satu pun ide yang menghinggapi kepalanya. Dan sekarang dia bertambah pusing.
Kedua pengawal pribadi masih setia mengikutinya hingga dia masuk ke kamar Sehun. Segalanya masih sama seperti terakhir Tzuyu memasukinya, tapi kali ini tidak ada Sehun.
Ranjang Sehun terasa semakin besar ketika Tzuyu mencoba berbaring di sana. Dingin, akhirnya Tzuyu duduk dan menyalakan televisi. Matanya terbelalak melihat berita tentang kejadian di kantor catatan sipil mendominasi acara televisi.
Berita pernikahannya yang di bumbui penyerangan bersenjata telah tersebar ke seluruh penjuru Freyster. Laura benar, Tzuyu berada dalam bahaya yang sama besarnya dengan Sehun sekarang. Tidak lama lagi Royal Palace akan ramai didatangi oleh menteri-menteri Sehun. Apa yang harus Tzuyu lakukan nanti?
Kapala Tzuyu terasa semakin berat, dia harus beristirahat. Mata Tzuyu terpejam begitu bersentuhan dengan bantal Sehun. Ada aroma khas Sehun di sana, tiba-tiba Tzuyu merasa kalau Sehun berada di dekatnya. "Jangan khawatir." Begitu suara Sehun yang terdengar di telinganya dan mengantarkannya ke alam mimpi.
_TBC_
Segini dulu yaw, sebentar lagi akan ada konflik. Siapkan mental anda wkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permata di Hatiku : ctz - osh
Fanfictionapa pun yang terjadi, cinta layak untuk diperjuangkan.