11.

871 130 89
                                    

Jan lupa vote and coment nya ok😌

Yang kgk vote matanya bintitan hahaha:v

...





Hangat... Nyaman. Tzuyu mencoba membuka matanya yang berat, yang pertama dilihatnya adalah langit-langit yang berwarna putih dengan ornamen ukiran kayu di keempat sisinya. Dia mencoba menggerakkan tubuhnya namun sesuatu yang berat menahan perutnya, perlahan Tzuyu memutar kepalanya.

"Sehun!" Tzuyu nyaris pingsan ketika mengetahui Sehun berbaring menghadapnya. Lengan berat pria itulah yang membuat Tzuyu tidak bisa bergerak. Tzuyu yang panik berusaha menyingkirkan lengan Sehun dari perutnya namun bukannya berhasil justru sekarang sebelah kaki pria itu juga menimpa kedua kakinya.

"Ya Tuhan! Sehun, bangun!" Tzuyu mendorong tubuh Sehun sekuat tenaga tapi Sehun bahkan tidak bergeser satu senti pun. Tzuyu menatap wajah Sehun dengan frustasi, mata pria itu terpejam rapat sementara napasnya terdengar teratur. Sehun memang tertidur pulas.

Jantung Tzuyu berdetak semakin cepat hingga napasnya sesak. Keningnya mulai berdenyut bersamaan dengan bayangan gelap yang menutupi pandangannya. Tidak! Pergi! Lepaskan aku! Tubuh Tzuyu bergetar hebat dan keringat mulai menetes dari dahinya.

"Tzuyu! Kau bisa mendengar ku?!" Sehun mengguncang kan tubuh Tzuyu dengan keras, baru kali inilah dia merasa takut melihat mata Tzuyu yang kosong. Berulang kali dia memanggilnya hingga pandangan Tzuyu mengarah pada nya.

Tzuyu tersentak seperti baru saja di sangat kalajengking, dia meringis ketika merasakan sakit di punggungnya. Lengannya yang kecil memeluk tubuhnya sendiri ketika Sehun berusaha meraih nya.

"Ini aku, Tzuyu! Kau amnesia atau apa?!" Wajah Sehun yang berkerut menandakan kalau dia sedang bingung dengan reaksi Tzuyu yang berlebihan. Memangnya apa yang sudah dia lakukan?

Mata Tzuyu nyalang menatap Sehun seperti tatapan seekor kelinci yang tersudut oleh singa yang kelaparan. Jantung Tzuyu masih berdetak cepat, kedekatannya dengan Sehun barusan telah membangkitkan kenangan buruknya di masa lalu.

Sehun hanya membutuhkan waktu beberapa detik untuk menganalisis dan memastikan bahwa trauma Tzuyu masih ada.

"Sialan! Tidak bisakah kau melupakannya? Dia sudah mati!" Suara Sehun yang meninggi memperjelas kemarahan pria itu. Kemarahannya memang sudah terakumulasi sejak dia tahu Tzuyu meninggalkan Royal Palace, cuaca yang buruk adalah bumbunya, dan kelelahannya membuat emosinya mudah meledak.

Tzuyu yang perusahaan mengendalikan detak jantungnya seketika terperangah oleh ucapan Sehun. Benarkah sudah mati? Wajah Tzuyu kembali memucat, dari mana Sehun tahu semua itu? Seberapa banyak yang Sehun tahu?

"Kau... Apa yang kau ketahui?" Bibir Tzuyu bergetar samar, dan Sehun tahu.

"Aku tahu semuanya. Dia sangat beruntung karena sudah mati lebih dulu sebelum bertemu denganku!" Sehun menahan diri agar tidak meninju salah satu tiang ranjang. Dia sangat marah, melihat Tzuyu ketakutan benar-benar membuatnya merasa ingin menghabisi orang yang telah menyakiti Tzuyu.

"Dari mana kau tahu?" Mata Tzuyu mulai berkaca-kaca, dia sudah mengubur dalam-dalam segalanya dan tiba-tiba hari ini semuanya terbuka lebar di hadapannya. Bagian terburuk nya adalah kenapa harus Sehun yang mengetahuinya...

Permata di Hatiku : ctz - oshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang