Tengah malam Tzuyu terbangun, beberapa jam tidur ternyata bisa menghilangkan sakit kepalanya. Dia terlalu tegang.
Tzuyu duduk di sisi ranjang dan mulai berpikir dengan tenang. Jika dia adalah Sehun maka pria itu pasti akan mengatasi setiap masalahnya satu per satu. Jadi yang harus Tzuyu lakukan pertama kali adalah berbicara dengan para menteri, mereka harus tahu kalau pemerintahan masih berjalan meskipun Sehun tidak ada.
Hampir setengah jam Tzuyu mondar-mandir di kamar Sehun menyusun rencana, memikirkan langkah demi langkah yang harus dikerjakan untuk mengatasi masalah ini. Kemudian Tzuyu meminta seorang pelayan untuk menghidangkan kopi karena dia akan mengumpulkan seluruh staf Sehun di ruang kerja.
Tzuyu menatap satu per satu wajah para staf Sehun, mereka adalah orang-orang yang dipercaya Sehun. Tanpa membuang waktu lagi Tzuyu segera memberi instruksi apa saja yang harus mereka lakukan. Karena kepala pengawal pribadi ikut hilang bersama Sehun maka Tzuyu menunjuk seorang pengawal yang paling lama bekerja untuk bertanggung jawab sementara atas keamanan di Royal Palace.
Beberapa staf ditugaskan untuk mengumpulkan informasi mengenai kerjasama apa saja yang telah dilakukan dengan negara Dorman. Ya, Tzuyu berencana mengunjungi dorman dan mengajukan kesepakatan dengan Raja Siwon agar bersedia membantu Tzuyu.
Sisanya ditugaskan Tzuyu untuk menyiapkan helikopter dan mengamankan jalurnya ke Dorman.
Sambil menunggu informasi yang diperlukan siap, Tzuyu mendatangi ruang latihan menembak. Belum satu menit berada di ruang itu, air mata Tzuyu kembali meleleh. Tzuyu tidak pernah menyukai senjata, tapi Sehun berhasil membuatnya menembak dengan benar. Oh... Tidak terlalu benar, dia masih belum bisa menembak dengan tepat untuk sasaran yang jauh. Tzuyu tidak sehebat Sehun. Pria itu bisa menembak tepat sasaran dari jarak yang jauh dan dalam waktu sangat cepat.
Di meja masih tergeletak pistol yang biasa Tzuyu pakai untuk latihan dan pistol kaliber 50 yang biasa dipakai Sehun. Tzuyu mengangkat pistolnya, Sehun selalu mengisi dan mengunci pistol-pistol itu setiap kali selesai latihan. Dia juga mengajarkan Tzuyu cara memakai bolster di kakinya.
Tzuyu tersenyum sambil menangis, Sehun telah mengajarkannya banyak hal yang tidak mungkin dia pelajari tanpa pria itu. Dengan hati sedih Tzuyu memasang bolster di betis kanannya dan menyelipkan pistolnya di sana. Di pergelangan kaki kirinya dia menyelipkan belati kecil dengan cara yang sama persis seperti yang diajarkan oleh Sehun. Mungkin nanti dia membutuhkan benda-benda itu, siapa tahu.
Kemudian Tzuyu pergi ke kamarnya dan mengaduk-aduk isi lemari, mencari pakaian yang bisa dikenakan untuk menutupi senjata-senjata di kakinya. Akhirnya dia memutuskan untuk memakai celana panjang hitam dan tanktop hitam yang dibalut blazer hitam yang pas di tubuhnya, bukankah dia harus menemui Raja Siwon juga?
Setelah selesai berganti baju Tzuyu kembali lagi ke ruang kerja Sehun. Ada kerinduan yang tiba-tiba muncul saat memandang foto Sehun di dinding. Dia terlihat gagah dengan seragam militernya. Aku mencintaimu, bisik Tzuyu dalam hatinya, tolong bertahanlah...
Satu jam kemudian informasi yang diminta Tzuyu sudah terkumpul di meja kerja Sehun. Beberapa staf ahli Sehun membantu Tzuyu mempelajari kemungkinan apa saja yang bisa ditawarkan pada Raja Siwon tanpa merugikan Freyster.
Tepat jam 02.00 pagi Tzuyu ditemani seorang staf ahli dan dua orang pengawal pribadi berangkat dengan helikopter menuju kediaman Raja Siwon. Sepanjang perjalanan Tzuyu berdoa agar rencananya berhasil.
Tzuyu tidak mungkin menggerakkan pasukan dalam jumlah besar untuk mencari Sehun, itu tidak akan berhasil. Sementara Tzuyu juga tidak tahu bagaimana caranya mengumpulkan orang-orang yang diperlukan untuk melacak keberadaan Sehun dan membawa pria itu pulang. Tzuyu membutuhkan orang-orang terpilih, semacam pasukan khusus yang terlatih, dalam jumlah yang tidak terlalu banyak dan mampu bergerak cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permata di Hatiku : ctz - osh
Fanficapa pun yang terjadi, cinta layak untuk diperjuangkan.