...
"Jangan terlalu jauh, Raya," seru Tzuyu pada Raya yang mengayuh sepedanya kuat-kuat di halaman Royal Palace. Di belakangnya, Laura mengikuti sambil tertawa.
Pagi ini cerah, matahari bersinar terang sehingga udara tidak terlalu dingin. Tzuyu memilih untuk sarapan di luar bersama Raya, lagipula dia tidak melihat Sehun semenjak kemarin siang.
Tzuyu masih menghirup teh mawar nya ketika dia melihat Sehun turun dari tangga besar lobi. Diam-diam dia mengamati Sehun yang melangkah mendekati Raya.
"Sudah makan?" Tanya Sehun setelah berjongkok di depan sepeda Raya.
Raya mengangguk dan menunjukkan pada Sehun bunga kuning yang dipetik kan oleh Laura untuknya. "Buna," ujar Raya senang.
"Bunga," koreksi Sehun. "Jangan biarkan dia main terlalu jauh di luar," ujarnya pada Laura, "dan tolong kau siapkan segala keperluan Raya karena aku akan mengajaknya ke Jasper."
"Ya, Yang Mulia," jawab Laura dengan hormat.
Sehun bergabung di meja dengan Tzuyu. "Kita akan berangkat ke tempat pemotongan berlian 10 menit lagi. Mereka datang menyiapkan mobilnya."
"Aku tidak suka meninggalkan Raya terus menerus," jawab Tzuyu dan meletakkan cangkir teh di meja.
"Raya bisa ikut dengan kita. Tempatnya tidak kotor."
"Kenapa aku harus ke sana?" Suara Tzuyu menyiratkan bahwa dia tidak senang dengan ide itu. Dan dia memang sedang tidak senang, lagi ini dia melihat foto Sehun yang tengah memakaikan jas kepadanya di Bold. Tzuyu tidak habis pikir bagaimana wartawan wartawan itu bisa mendapatkan gambar itu padahal dia sangat yakin tidak melihat satu kamera pun di sana.
"Karena kau pasti akan suka."
Tzuyu menghela napas. "Tentu saja, dan malam ini foto kita makan beredar lagi di mana-mana."
Sehun menegakkan tubuhnya dan rasa jengkel mulai muncul, dia sudah pernah mengatakan pada Tzuyu untuk berhenti memikirkannya.
"Haruskah aku memblok semua akses internet di gedung ini?"
"Aku bisa melihatnya di koran, itu jauh lebih baik. Gambarnya lebih besar dan lebih jelas, bahkan aku bisa membaca dongeng yang mereka tulis di bawahnya," ujar Tzuyu sambil bersandar di kursi, dari wajahnya jelas terlihat kalau dia merasa lelah.
Rasa kesal Sehun yang hampir muncul langsung sirna ketika dia menyadari muramnya wajah Tzuyu. "Kau tertekan di sini?"
Tzuyu menggeleng. "Aku hanya berharap mereka berhenti menulis tentang ku dan berhenti memotret ku. Itu membuatku takut..."
"Apa yang kau takut kan? Bukankah aku akan selalu melindungimu?"
"Bukan seperti itu, Sehun, aku tahu kau akan melakukannya," ujar Tzuyu kemudian diam sejenak. "Aku merasa takut, merasa mereka mengikutiku, mereka berada di sekeliling ku. Dan aku tidak bisa bebas melakukan apa yang ku inginkan. Ya Tuhan... Betapa aku berharap bisa menghilang."
Saat itu juga Sehun berencana untuk menggunakan password di setiap komputer yang ada di Royal Palace dan dia juga akan melarang siapapun membawa surat kabar ke dalam Royal Palace. Sepertinya ketakutan Tzuyu sudah berada di taraf yang mengkhawatirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permata di Hatiku : ctz - osh
Fanficapa pun yang terjadi, cinta layak untuk diperjuangkan.