"Aku tidak akan menyentuhnya!" Tzuyu berkeras ketika Sehun membujuknya untuk memegang pistol kecil berwarna hitam.
"Astaga, Tzuyu! Ini hanya sebuah kaliber 38, dia tidak akan menggigitmu." Sehun terus menyodorkan pistol itu ke tangan Tzuyu.
"Kupikir kau mengajakku untuk melihat permata lainnya, tapi kau malah membawa ku ke ruangan aneh ini! Aku mau keluar," ujar Tzuyu dan berusaha mencari celah agar bisa melewati Sehun yang berdiri menghalanginya.
Sehun berpikir keras agar bisa membuat Tzuyu memegang pistol itu, dia sudah membawa Tzuyu ke ruangan ini jadi tidak mungkin dia akan membiarkan wanita itu pergi begitu saja. "Kau akan belajar menggunakan pistol ini. Kau memerlukannya."
Tzuyu melotot pada Sehun. "Aku tidak perlu menggunakan pistol itu. Apa kau gila? Aku bisa saja menembak diriku sendiri." Kemudian Tzuyu memandang ke sekeliling ruangan menembak itu, benda-benda yang ada di sana terlihat asing. Dan mengerikan.
"Karena itulah kau belajar untuk menggunakannya dengan benar."
"Aku tidak mau! Jangan pernah berpikir untuk memaksaku, itu tidak akan berhasil, Sehun!"
Sebelah alis Sehun terangkat, tidak ada jalan lain. Secepat kilat telapak tangannya menangkup pipi Tzuyu sehingga wanita itu terpaksa mengadah menatapnya. "Kau tahu, ruangan ini kedap suara, apa yang terjadi di dalamnya tidak akan terdengar dari luar. Dan kita hanya berdua di sini, apa kau ingin mengulangi yang terjadi di ruang kerjaku semalam?"
Tzuyu terperangah, dia tidak tahu kalau ruangan menembak ini kedap suara. "Jangan macam-macam, aku akan..."
"Kau akan apa?" Ejek Sehun. "Menembakku? Kau kan tidak tahu caranya."
Dengan kesal Tzuyu menepiskan tangan Sehun dari wajahnya. "Baiklah, kau berhasil. Aku akan belajar menembak."
"Ini." Sehun memberikan pistol itu pada Tzuyu.
Sejenak Tzuyu memperhatikan benda hitam di telapak tangannya, ada tulisan BODYGUARD 380 yang terukir di sisi pistol itu. Ukuran pistol itu hanya sebesar telapak tangannya, kening Tzuyu berkerut, apa benda ini benar-benar bisa digunakan untuk menembak?
Sehun mengambil pistol satunya lagi yang terletak di meja. "Kau harus memegangnya seperti ini." Sehun mencontohkan.
"Kenapa pistol mu lebih besar dari yang ku pegang?" Tanya Tzuyu dan mengamati pistol di tangan Sehun yang terlihat berkilau karena berlapis krom.
"Karena ini kaliber 50 sedangkan milikmu kaliber 38. Hal pertama yang harus selalu kau ingat adalah menyimpan pistol ini di tempat yang aman, tempat yang tidak mungkin dijangkau Raya. Dan kau harus selalu memastikan pemicunya dalam keadaan terkunci." Sehun mempraktikkan cara mengunci pistol sementara Tzuyu memperhatikannya dengan seksama.
"Hanya itu? Lalu bagaimana cara untuk menembak?"
Sehun tersenyum. "Kau sudah tidak sabar, ya."
"Tentu saja," jawab Tzuyu, "aku ingin segera menembak mu kalau kau bersikap kurang ajar lagi."
Sehun tergelak dan Tzuyu kembali melotot. "Kalau kau ingin menembakku, hal pertama yang harus kau lakukan adalah memegang pistol nya dengan benar. Kau lihat? Pistol yang ada di tanganmu terlihat tidak stabil, sebagai pemula kau harus memegangnya dengan kedua tanganmu. Seperti ini."
Tzuyu menelan ludah ketika Sehun membetulkan letak jari-jari nya pada pistol, entah kenapa, tapi jantung Tzuyu mulai berdetak tak beraturan. "Aku harus memegangnya dengan kedua tanganku sedangkan kau hanya menggunakan sebelah tanganmu?"
"Karena aku cukup kuat menahan daya dorong dari pistol saat pelurunya melesat keluar. Sedangkan kau?" Dengan ekspresi wajah meremehkan Sehun memandang Tzuyu dari ujung kepala sampai ujung kaki.
![](https://img.wattpad.com/cover/154590747-288-k996192.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Permata di Hatiku : ctz - osh
Fanficapa pun yang terjadi, cinta layak untuk diperjuangkan.