Part 10

11.3K 573 60
                                    

Hai siapa yg mengharapkan cerita ini muncul?? Hahaha... muncul tiba2 begini jangan berharap terlalu banyak ya klo mau lanjut part selanjutnya berdekatan.

Part ini kebetulan baru aku selesain malam ini karena pas lagi muncul banyak banget kata2nya di otakku. Wkwkwk... jngn kecewa ya klo ceritanya kurang memuaskan.

Huruf miring bisa jadi Flashback atau ngomong dalam hati. TYPO BERTEBARAN HARAP ABAIKAN SAJA.

Happy Reading!!

**

Semakin dekat dengan hari pernikahan, Jaera merasa sangat gugup karena sebentar lagi dia akan melepas masa lajangnya. Tapi, jika melihat Kyuhyun, pria itu sama sekali tidak seperti Jaera. Pria itu bersikap biasa saja padahal Minho terkadang menggodainya yang sebentar lagi tidak akan sendiri lagi. Jaera jadi mereka pria itu tidak begitu mengharapkanya. Tapi, memang wajar jika Kyuhyun tidak menginginkan pernikahan mereka karena tujuan Kyuhyun hanya tubuhnya.

“sayang…” Jaera menoleh mendengar suara ibunya yang baru memasuki kamarnya. Semenjak ditentukan pernikahan mereka, Jaera sudah tidak bekerja untuk Kyuhyun tapi dia masih sering membuat makanan untuk Kyuhyun.
“apakah omma boleh masuk?” Jaera mengangguk seraya mengubah posisinya yang awal telungkup di atas ranjang menjadi duduk bersandar pada kepala ranjang. Ibunya ikut duduk di sampingnya sambil tersenyum lembut.
“omma tidak menyangka kalau putri omma sebentar lagi akan menjadi seorang istri. Rasa-rasanya baru kemarin omma menggendongmu…” Jaera hanya tertawa kecil seraya menyandarkan kepalanya di bahu sang ibu.
“aku akan tetap menjadi putri omma yang manja. Kalau omma masih menggendongku saat ini, aku juga ingin sekali digendong omma lagi” nyonya Shin mencubit pipi Jaera sedikit kesal dengan pernyataan Jaera.
“omma…”
“iya sayang…”
“siapa  yang akan mengantarku di altar nanti?” nyonya Shin bungkam saat itu juga mendengar pertanyaan putrinya yang cukup menohok hatinya. Dia kembali ingat kalau selama ini Jaera tidak pernah mengenal sosok ayah.
“sayang, maafkan omma…” Jaera mengangkat kepalanya kemudian menangkup wajah ibunya yang menatapnya penuh penyesalan. Dia tidak mungkin menyalahkan ibunya karena bagaimana pun ini sudah takdirnya yang berbeda dengan kebanyakan anak.
“omma tidak salah apapun… aku… hanya bertanya”
“sayang…”
“omma.. bisakah ceritakan appa itu seperti apa?” nyonya Shin kembali dibuat terdiam mendengar setiap pertanyaan anaknya.
“omma aku mohon… omma selalu menghindari pertanyaan seperti ini dariku. Aku hanya ingin tahu sosok appa seperti apa”

Nyonya Shin akhirnya tersenyum. Dia tidak bisa menyembunyikan hal ini lebih lama lagi karena Jaera berhak tahu ayahnya seperti apa. “appamu itu sangat tampan, gagah, dan penuh wibawa. Omma pertama kali bertemu dengannya di tempat kerja part time omma dan appamu adalah pelanggan omma…” Jaera sangat tertarik dari awal ibunya bercerita tentang ayahnya karena ini pertama kalinya ibunya mau bercerita.
“lalu? Bagaimana omma dan appa bisa jatuh cinta?” tanya Jaera penasaran. Nyonya Shin terlihat malu-malu untuk menjawabnya sehingga membuat anaknya semakin gencar agar ibunya itu menjawabnya.
“omma tidak tahu bagaimana caranya appamu menyukai omma yang tidak memiliki apapun ini, tapi dua minggu setelah pertemuan di tempat kerja, tiba-tiba appamu sudah mulai berbicara serius untuk memulai sebuah hubungan. Omma terkejut mendengarnya karena appamu berasal dari keluarga yang kaya jadi omma merasa tidak pantas bersanding dengannya. Tapi, appamu terus-menerus merecoki kehidupan omma hingga akhirnya omma menerimanya…” Jaera tersenyum lebar.
“hihihi… omma mukamu merah. Memikirkan wajah appa yang tampan ya?” goda Jaera pada ibunya yang menutup wajahnya cepat-cepat. Tapi, tidak berlangsung lama karena Jaera mulai menatap serius ibunya itu.
“lalu… kenapa appa meninggalkan kita? Bagaimana appa meninggal? Apakah kecelakaan? Atau karena penyakit?”
“Jaera…”
“oke-oke, omma. Aku tidak akan menuntut omma untuk menceritakan itu. Dengan mendengar tentang pertemuan appa dan omma, aku sudah senang. Dan aku jadi bisa membayangkan rupa appa dalam benakku…” nyonya Shin mengusap rambut putrinya penuh kasih sayang. Jaera tersenyum walau dalam hati dia masih penasaran tentang ayahnya itu.

Love or SexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang