Mimpi 01

469 32 4
                                    


Bruk!

Matanya mulai terbuka karena benturan yang keras itu. Pandangannya mulai jelas. Namun yang terlihat hanyalah warna putih tanpa celah sedikitpun.

"Apakah aku sudah?.." pikirannya tak karuan. Kepalanya pusing karena warna putih yang hampa itu.

Samar samar terlihat seseorang mendekat. Semakin lama semakin jelas. Dia seorang gadis. Gadis berambut biru pendek. Dia mengenakan sebuah pakaian berwarna perak. Dan.. seekor burung merpati hinggap di pundaknya.

"Siapa kau? Dimana aku?" Tanya Lea kebingungan.

Gadis itu membantu Lea untuk berdiri. "Namaku Alexa. Dimana kamu? Itu tidak penting. Rahasiakan saja ini" Jawabnya.

"Bagaimana kau bisa mengatakan ini tidak penting hah?!" Lea melunjak. "Tempat ini?.." Lea meluapkan semua yang ada di dalam isi kepalanya

"Apa kau akan tau apa yang akan kita bicarakan setelah kau mengoceh sepanjang itu?!" Potong Alexa. Lea terdiam.

"Dengarkan aku dulu. Setidaknya, apa kau bisa lebih sopan sedikit?" Ujar Alexa.

"Maksudmu?"

"Apa kau bisa lebih peduli sekitarmu? Ya itu benar. Kau hanya peduli pada dirimu sendiri kan?" Nada Alexa meninggi.
Mendengar itu, hati Lea seperti ditusuk ratusan kali.

"Cobalah untuk peduli sedikit. Orang tuamu dan kakakmu kan nanti akan pergi tanpamu. Kau sendiri di rumah. Kau harus lebih meningkatkan kepedulianmu itu" Nada suaranya merendah.

Alis Lea bergerak naik. Otaknya berputar mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Alexa.

"Tunggu. Apa kau tadi bilang aku akan sendiri? Apa maksudmu?!" Teriak Lea.
"Sudahlah. Tak usah banyak bertanya oke? Percaya saja padaku" jawab Alexa.

"Ha- Yang benar saja! Bagaimana bisa aku percaya pada orang yang baru aku temui? Ditambah dengan tempat aneh ini. Semua ini hanya lelucon bukan?" Tanya Lea. Lea tidak percaya semua ini. Dia meremehkan apa yang diucapkan Alexa.

Keheningan terjadi. Gadis berpakaian perak itu tampak kesal. Tangannya mengepal cukup kuat. Burung merpatinya sampai menjauh darinya.

"Karena aku akan membimbingmu Lea!" Teriak Alexa. Nadanya menunjukkan ketegasan. Tangannya terlentang lagi.
Seakan merasa sudah aman, burung merpati itu kembali hinggap di pundaknya.

"Aku ingin membantumu Lea. Kau tau? Kau itu hanya mementingkan dirimu sendiri! Kamu itu egois!" Seru Alexa.

Lea diam seribu bahasa

'Dia benar. Selama ini aku hanya berbuat untuk diriku. Dan aku sama sekali tidak peduli pada orang lain bahkan pada keluargaku sendiri' batinnya

Dirinya semakin memahami perkataan Alexa. Dan itu hanya membuat.. air matanya terjatuh.

"Maaf. Aku tidak bermaksud melakukannya. Tapi aku sungguh tidak mengerti semua ini" Lea terisak.

Mendadak, cahaya putih hampa yang sangat terang dan polos itu meredup. Pandangannya kabur. Alexa lenyap entah kemana. Putih berubah menjadi hitam kelam. Benar-benar hitam.

Kepalanya terasa diputar dan itu membuatnya merasa sangat sangat pusing.

Samar- samar, terdengar suara seorang perempuan. Suaranya tidak asing di telinga Lea.

"Lea.. Lea.. ayo bangun!"

Kelopak matanya terbuka. Dia dapat melihat sosok perempuan di sampingnya dengan jelas. Kak Minna!

"Lea. Dasar! Kamu tertidur dengan handphone yang masih memutar sebuah video. Terus tidur sampe nangis segala. Kamu depresi?" Tanya Kak Minna.

"Tidur?" Lea kebingungan. 'Bukankah tadi itu nyata? Aku tadi jelas jelas terjatuh, menangis, bahkan berbicara dengan orang itu. Burung merpati itu, terlihat sangat hidup!' pikirnya.

"Halo? Woi! Denger aku ga sih?! Bengong mulu. Nanti kesambet lho" Tangan Kak Minna melambai persis di depan mata Lea.

"Eh.. iya iya... sekarang jam berapa?" Tanya Lea. "Sekarang jam 4 sore" jawab Kak Minna. "Waah! Kakak! Aku pergi dulu ya.. aku sudah janji sama Tyra!" Seru Lea. "Yaaa".

Lea langsung menarik sepedanya keluar rumah. Dengan tergesa-gesa, dia mengayuh sepedanya ke taman kota.

.

.

.

.

.

"Lea! Lu lama bet dah!" Gerutu Tyra. "Iya iya.. sorry... baru lewat beberapa menit kan?"

"Beberapa menit? Apanya yang beberapa? Ini udah lewat 30 menit! Gimana sih kamu?" Seru Tyra.
"Iya deh iya... aku minta maaf" Lea menunduk.

"Hahaha... ga usah dipedulikan. Untung aku sahabatmu. Jadi aku udah tau kalo kamu bakalan telat" Tyra merangkul Lea.

"Jadi kamu ga marah?" Tanya Lea. "Ya enggalah! Buat apa aku marah? Ga ada kerjaan banget" jawab Tyra. Hehehe....

"Eum... Tyra, aku boleh cerita ga?" Lea menghampiri Tyra. "Cerita aja" Tyra duduk di bangku taman. Lea juga begitu.

"Jadi.. tadi itu aku ketiduran. Makanya aku telat kesini. Terus tadi aku mimpi. Aneeh banget" Lea mulai bercerita. "Terus?" Tyra penasaran. "Mimpinya itu..."

'Rahasiakan ini!' Suara itu terdengar jelas di otaknya. Lea merasa sangat pusing. 'Bukankah ini suara Alexa di mimpi itu?' Otaknya berputar memikirkannya.

'Rahasiakan saja!' Suara Alexa terdengar lagi. Kali ini, suaranya terdengar lebih jelas. Aarrgh! Kebingungan itu membuat dirinya bungkam, diam tak berkutik sedikit pun.

"Lea? Woi! Malah bengong lagi!" Teriak Tyra. "Eeh.. iya iya.. eum maksudku, aku lupa mimpinya" entah kenapa Lea mengatakan itu. "Huh dasar!".

'Aku kenapa sih? Aku aneh bener deh hari ini! Kenapa sih harus ada mimpi aneh itu?!' Lea merasakan kekesalan yang menyebar dalam dirinya.

Bulan & BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang