Kejanggalan

138 11 5
                                    


Setelah kelompok Ivan pergi,

Semuanya...

Terasa...

Sunyi...

Semua orang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing walaupun sebenarnya tidak semua mendapat tugas.

"Jadi, kita ngapain?" Tanya Luc. Semuanya melihat ke arahnya. "Eum, Luc.. kamu punya mata kan?" Tanya Naura yang sedikit kesal dengan pertanyaan Luc. "Duuh.. pertanyaanmu itu sebenarnya ga perlu ditanyakan" kata Dika.

"Kalian... aku seriusan nanya. Kita bakal ngapain?" Tanya Luc lagi.

Plak!

Pukulan Syam mendarat di punggung Luc. "Woi! Kamu punya mata kan? Dipasang terus dipake baik baik!" Seru Syam. "Minta disetrum kayanya" Sahut Lea.

"Maksudku, ayolah! Apa kalian tidak lelah dengan semua ini? Istirahatlah dulu. Berlebihan itu tidak baik" kata Luc. "Apa kau bisa istirahat saat melihat dunia penuh kegelapan dan hancur karenanya?" Balas Azka sambil berlalu pergi.

"Kamu mau kemana?" Tanya Syam. "Cuma ingin ketenangan di kamar" jawab Azka.

Dia berjalan santai menuju kamarnya.

Daritadi aku ga liat Zena. Dia dimana sih? Ngilang mulu

Azka ke kamarnya untuk masuk ke dalam pikirannya dan mencari dimana Zena berada.

Azka mencari-mencari dan...

"Ah itu dia" gumam Azka setelah melihat Zena yang sedang berjalan dari kamarnya ke ruang inti. Zena menghampiri komputer Naura dan menempelkan sesuatu di bawah komputer tersebut saat Naura dan yang lainnya sedang lengah.

"Tunggu. Dia ngapain? Sebentar. Aldo juga dimana ya dia?". Dia melihat Aldo memberi kode pada Zena dan Zena pun begitu.

"Seperti yang kuduga selama ini"

●●●
Flashback

Zena. Sepertinya dia yang paling kuat disini. Pikirku setelah tau bahwa nama gadis itu adalah Zena. Nanti aku akan mencoba untuk mengenalinya lebih dalam lagi.

Saat semuanya sedang tidur, aku tidak bisa tidur. Tentu saja karena entah kenapa dari dulu aku hanya tidur satu jam dalam sehari. Aku memutuskan untuk pergi ke ruang inti.

Sebelum sampai di ruang inti, aku melihat sepertinya ada seseorang di ruang inti. Aku bersiap siap dengan seranganku. Harusnya mereka semua sudah tidur.

Saat semakin dekat dengan ruang inti. Hah.. betapa leganya aku bahwa yang aku lihat adalah Zena.

"Zena! Kau belum tidur?" Tanyaku. Zena menoleh. Aneh, matanya berwarna lain. Seingatku mata dia berwarna biru. Tapi sekarang warna matanya ungu muda. "Oh hai Azka! Tidak. Aku belum tidur. Aku tidak bisa tidur. Firasatku sedang buruk" jelasnya.

"Ada apa dengan matamu?" Tanyaku. Dia langsung memejamkan matanya dan membukanya kembali. Warna matanya berubah kembali menjadi hijau. Tapi tindakannya itu seolah olah terkejut dengan pertanyaanku tadi.

"Ah ini, mataku suka berubah ubah tanpa alasan. Terima kasih perhatiannya" ucap Zena. Aku mengangguk. "Baiklah, aku pergi dulu" kataku menuju salah satu ruang gerbang Respira. Saat pintunya terbuka, aku sangat terkejut. Ada Aldo ternyata.

"Oh, hai Azka!" Sapanya. "Hai" sapaku juga. Aldo kembali berjalan menunu ruang inti. Aku berjalan menuju ruang gerbang itu. Tapi saat pintunya menutup, aku berhenti dulu sebentar untuk mendengar mereka yang sepertinya sedang berbincang.

"Zena, kau tidak ketauan oleh Azka kan?"
"Hampir"

Apa yang mereka bicarakan? Pikirku.
●●●

Azka berlari menuju ruang inti. Semuanya sudah kembali melakukan tugasnya. Tampak Zena juga sedang berbincang santai dengan Alexa, Aldo, dan Ryan.

Azka menghampiri Zena dan..

Brak!

Azka mendorong Zena sampai membentur dinding. Benturan keras itu membuat semuanya mendekati mereka. "Kamu nempelin apa di bawah komputernya Naura?!" Tanya Azka sambil terus mendorong Zena.

Zena mengernyitkan dahinya. "Nempelin apa? Aku daritadi ngobrol sama Alexa" bantah Zena. "Azka tenang dulu" Rini menariknya mundur.

"Tadi aku liat Zena nempelin sesuatu di bawah komputernya Naura pas kalian lagi sibuk ngobrol! Terus kamu Aldo! Kamu juga! Ada apa kamu komunikasi dengan Zena pakai kode tangan segala?!" Bentak Azka.

"Azka, mungkin kamu salah lihat. Aldo sedang mengobrol bersamaku daritadi" kata Ryan. "Lagipula, tidak ada apa-apa di bawah komputerku" ucap Naura. Azka melihatnya dan benar sekali. Tidak ada apa-apa di bawah komputer Naura.

"Azka, mungkin kamu lelah. Kamu mungkin terlalu banyak menggunakan tenagamu. Lebih baik, kamu istirahat sana" kata Zena. "Aku antar ke kamarmu ya" ucap Alexa. "Tapi Alexa, aku benar-benar melihatnya! Jelas jelas aku melihatnya!" Bantah Azka.

Bulan & BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang